Prolog

87 8 0
                                    

Hidup dalam satu lingkup membuat mereka saling memahami satu sama lain, walau pada nyatanya diantara mereka terdapat bendera perang yang membentang tinggi.

Bendera yang selalu menjadi alasan mereka menolak akur. Namun, jika salah satu diantaranya menghilang, pasti dicari, jika salah satu diantaranya diam, pasti bertanya. 

Katanya benci, kok saling mencari?

Katanya benci, kok saling peduli?

Katanya benci, kok saling khawatir?

Katanya benci, kok saling merindu?

Begitulah mereka, berbicara benci tapi tidak menyadari perilaku yang bertolak belakang. Akankah selamanya membenci? Akankah bendera itu terus terbentang? Atau akankah perasaan mereka berubah?

Musuh Kok Tetangga? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang