Sebelum baca jangan lupa follow ya!!!
*/cerita ini murni dari imajinasi aku, kalau ada kesamaan atau apa itu diluar kendaliku ya!
Kata pepatah jangan membenci orang terlalu dalam takutnya malah tenggelam. Iya. Tenggelam dalam rasa cinta maksudnya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bus mereka berhenti disalah satu restoran kota jakarta, untuk makan malam. Sebelum makan seperti pada umumnya ada satu dan dua patah kata dari pembina ekskul masing-masing untuk mereka semua.
"Selamat malam semua," sapa Pak Bram.
"Malam!"
"Disini saya selaku pembina ekskul basket, mau ucapin banyak terima kasih atas kerja keras kalian untuk mempertahankan kejuaran tiap tahun sekolah kita, " ujar Pak Bram.
"Sama-sama Pak,"
"Saya bangga banget, walaupun kebanyakan dari kalian anggota baru tapi tetap bisa bekerja sama."
"Dan untuk para pemain cadangan, terima kasih kalian hebat, mau ikutserta dalam event ini. Saya tau bagaimana capeknya kalian setiap latihan, intinya kita semua sudah melakukan yang terbaik untuk sekolah. Semua anak-anak saya hebat!!" lanjut Pak Bram. Tepuk tangan mereka semua menggema, membuat beberapa pengunjung melirik.
"Oke karena sudah dijelaskan banyak oleh Pak Bram, disini. Saya hanya menambahkam sedikit saja ya,"
"Saya juga bangga sama kalian semua. Apalagi bisa terpilih untuk berpegang tanggung jawab sebagai pembina ekskul cheer, itu suatu keberuntungan bagi saya,"
"Melihat perjuangan dari mulai latihan sampai hari ini, saya kasih sepuluh jempol deh!!! Mantul banget!!" lanjut Pak Tama—pembina cheer—
"Ayo semua angkat minumnya," ucap Pak Bram menginstruksi mereka. Semuanya mengangkat minum mereka.
"CENTER HIGH SCHOOL....."
"SUKSES!!!" mereka membenturkan gelasnya masing-masing bersamaan, lalu meminum bersama.
"Malam ini kita rayakan dengan makan enak, selamat makan semua!" ujar Pak Tama.
"SELAMAT MAKAN!" balas mereka serentak. Semuanya mulai menikmati makan malam mereka dalam hening.
"Mau coba?" tanya Athar pada Ena. Kebetulan poisi duduk Ena ada ditengah-tengah antara Athar dan Yola.
Ena menoleh, "Itu apa?" tanya Ena.
"Tenderloin,"
"Enak?"
Athar mengangguk, tangannya bergerak memotong daging steak. Lalu menyodorkan daging yang sudah tertusuk garpu pada Ena.