02

61 30 90
                                    

"Berani menerima kehadiran seseorang, berarti berani juga untuk kehilangan"

Ayyara Andriani Brahmana_

°
©

°


Tiga hari kemudian....

°°'°°

"Azka bangun...." Ujar bunda Kinan, wanita paru baya itu menarik selimut yang di kenakan oleh putranya.

"Ihhh, bunda apa apaan sih! Azka masih ngantuk tau" ucapnya sembari menarik selimut agar menutupi tubuhnya kembali.

"Bunda bilang bangun ya bangun Azka! Emang kamu mau, datang telat di hari pertama kamu ke sekolah? "

"Lima menit bunda please, janji deh nanti Azka bangun kok" ucapnya memohon agar sang bunda mengizinkannya untuk tidur kembali.

"Ouh nggak mau bangun yah, oke. Dengan senang hati uang jajan kamu bunda potong" ujar bunda Kinan memancing.

Mendengar itu Alazka dengan gesit melompat dari tempat tidurnya, "stop, nggak boleh gitu dong bunda Azka yang cantik nan baik hati ini, nanti kalau anakmu ini mati kelaparan gimana? "

"Yaudah, buruan mandi terus kalau udah selesai turun, kita sarapan bareng"

"Iya bun" pasrahnya.

°
©

°

Ayyara sudah mengenakan seragam putih abu lengkap, hari ini cewek itu akan berangkat ke sekolah lebih awal dari biasanya. Sebab hari ini di sekolah NUSA BANGSA akan di adakan apel pagi setiap hari sebelum memulai pelajaran.

"Bi, papa mana. Belum bangun yah? " Tanya Ayyara sembari berjalan menuruni anak tangga.

"Masih tidur" bukan sang bibi yang menjawab, melainkan Khaerul, yang mendekat ke meja makan.

"Oh masih tidur, yah udah deh. Yara berangkat dulu yah bi" ucapnya sembari menyalami tangan bi inah dan tersenyum tulus.

"Ra, berangkat bareng gue aja" ujar Khaerul menawarkan.

"Gak usah, gue bisa berangkat sendiri"

"Kok lo gitu sih, dibaikin malah ngelunjak. Nggak tau malu! " sahut Kinara.

"Nara!! " Tegur Khaerul.

"Gue nggak akan malu sama orang yang nggak punya malu kayak lo, gue berangkat. Assalamualaikum"

"Wa'alaikumsalam" ujar bi inah dan Khaerul hampir bersamaan.

"Khaerul berangkat, Assalamualaikum" pamitnya pada sang mama.

"Bang, bareng yuk" tawar Kinara.

"Gue barang Yara" ujarnya keluar dari rumah.

"Adek lo itu sebenarnya siapa sih, gue atau Yara? " Tanya Kinara kesal.

"Lo dan Yara, tapi lebih ke Yara sih" final Khaerul.

Menurutnya sifat Kinara terlalu berlebihan dan angkuh, jadi ia lebih suka ke Ayyara, atau ada alasan lain? Entahlah.

"Ihh, rese benget sih" Kinara menggerutu kesal, tidak habis pikir dengan sifat abangnya itu. "Mah, bang Erul kok gitu sih? " Sambungnya bertanya pada sang mama.

"Gak usah di pikirin sayang, mending kamu makan yang banyak supaya kamu sehat" Saran Riani, yang hanya mendapatkan anggukan dari putrinya.

*2 menit kemudian*

ALAZKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang