[CHAPTER 5]

164 34 2
                                    

Seorang gadis tengah melamun dibalkon kamarnya. Ia menikmati malam, dan melihat bintang bintang.

"Eomma.. Hari ini mereka bertengkar lagi. Eomma kapan jisoo dan halmoni bisa akur?"ucap Sooya. Seolah sang ibu berada dihadapannya.

"Eomma tau. Darah eomma sangat mengalir deras ya di diriku"kekeh Sooya. Kekehan yang terdengar lirih.

Sooya memegang kepalanya yang terasa pusing. Ia mengambil obat yang memang berada dimeja dekat balkon. Ia meminum obat tersebut.

"Kita bahkan memiliki kesamaan yang sama persis"lirihnya.

Disebelah balkon Sooya, ada balkon kamar gadis lain. Yang juga tengah menikmati angin malam, bedanya ia menikmatinya dengan meminum segelas wine. Ia mendengar semua ucapan Sooya. Dan memandang kembaran nya itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

***

Pagi hari hujan mengguyur kota Seoul. Tidak terlalu deras tapi cukup membuat siapa saja akan kedinginan.

Seorang gadis, sudah lengkap dengan seragam sekolahnya, tidak lupa ia memakai hoodienya.

Ia melangkahkan kakinya menuruni tangga.

"Jisoo, ayo sarapan"sapa Yoona. Memandang dengan senyuman kearah putrinya.

Jisoo melihat ke kiri dimana para keluarganya tengah melakukan sarapan bersama.

Ia ingin menolak, tapi perutnya tidak bisa diajak kerjasama, semalam ia pulang dengan kelaparan. Tapi enggann memilih makan setelah cek cok. Dan jangan lupakan ia yang memiliki asam lambung. Ia jadis sedikit lemas.

Dengan malas ia melangkah menuju meja makan, dan mengisi tempat duduk yang masih kosong, yang memang khusus untuknya.

Yoona langsung memberikan roti panggang selai coklat kepada jisoo, dan tidak lupa dengan susu hangat.

Jisoo memakan sarapannya dengan diam, dari pada memilih berbicara bersama. Sudah lama rasanya ia tidak makan satu meja dnagan keluarganya. Ia jadi merindukan eommnya.

"Jisoo.. Semua supir hari ini libur, karena besok weekend. Jadi hari ini kau tolong antarkan Sooya, dan eunsoo. Sekolah eunsoo satu arah dengan kalian. Jadi tidak akan membuat kalian terlambat. Berbeda jika bersama ayah, eunsoo pasti akan terlambat"ujar Jong ki. Memandang putrinya.

Jisoo sangat ingin menolak. Tapi saat tidak sengaja bertatapan dengan manik mungil yang menatapnya memohon.

Ia menghela nafas.
"Ya"jawabnya singkat.

Semuanya menyelesaikan sarapan.

"Appa, eomma, halmoni Sooya turun sekolah dulu"pamit Sooya.

"Appa, eomma, halmoni. Eunsoo juga pergi sekolah dulu"ujar simungil. Yang langsung mendapat kecupan.

"Iya. Belajar yang rajin oke?"ujar Jong Ki.

"Kalau belajar yang rajin akan dapat apa?"tanya eunsoo.

"Hmmm.. Rahasia!!"ujar Jong Ki. Membuat eunsoo menggerucutkan bibirnya lucu. Yang mengundang tawa mereka yang berada disana.

Berbeda dengan gadis yang tengah memakan permen karet ya. Menatap datar pemandangan didepannya.
"Lima menit! Jika tidak halte bus didepan gang!"ujar jisoo dengan suara yabg sedikit meninggi. Dan berjalan dengan santai menuju pintu utama.

Semuanya menghela nafas, melihat gadis yang satu itu.

Sooya dan eunsoo memilih pergi. Karena tau apa yang jisoo maksud.

***

Didalam mobil yang biasanya hening. Kini terdengar ocehan kecil. Dari gadis mungil yang duduk di jok belakang. Sesekali simungil bernyanyi, Dan bercerita, Seakan tiada lelah terus mengoceh.

Me And You Are DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang