001

48 5 0
                                    





📖📖📖📖📖📖


" bagaimana dok keadaan anak saya " ucap seorang ibu dengan penuh kepanikan akan kondisi anaknya yang tiba-tiba pingsan saat mereka ada di pusat perbelanjaan.

" tidak ada masalah serius buk, hanya saja saya minta Jena jangan terlalu sering stress karena itu berpengaruh pada jantungnya, saya sudah cek jantung Jena udah ada kenormalan tapi bukan berarti Jena melepas untuk tetap control ke dokter "

" iya dok saya mengerti, tapi dok apa anak saya tidak bisa bersekolah lagi? Saya takut itu akan mengakibatkan jantungnya kembali bermasalah "

" bisa buk, Jena tidak dilarang untuk beraktivitas di luar hanya saja dia harus pandai menjaga dirinya terutama pada jantungnya dia tidak boleh terlalu kelelahan, jika itu terjadi itu akan mengakibatkan jantungnya akan kembali kontraksi "

" baik dok terimakasih banyak "

" saya akan kasih resep obat tambahan untuk Jena, nanti tinggal di ambil di farmasi ya buk "

" baik dok, terimakasih, kami pergi dulu " ucap Ibu itu dan keluar bersama dengan kedua putrinya.

Setelah urusan Jena selesai mereka kembali pulang ke rumah untuk menyiapkan fasilitas Jena untuk ke sekolah barunya besok.

Jena terdiam memandang wajah ibunya wajah itu tidak akan ia lihat lagi jika ia mari nanti, apakah ada cara supaya ia bisa hidup selamanya?.

" ma, hidup Jena masih lama kan ma? "

" Jena, kenapa ngomong gitu sayang " ucap ami sedih mendengar nya.

Di hampiri nya anak gadisnya itu lalu di ciumnya, " Jena pasti sembuh ya sayang " ucapnya menyemangati Jena.

Jena hanya tersenyum dia tidak tau apakah yang di katakan ibunya ini benar atau tidak tapi Jena tetap tersenyum karena dia tidak mau menyakiti perasaan ibunya.

" makanan datang " ucap lani sambil membawa nampan berisikan makanan yang baru saja siap ia masak. " untuk adik kakak " ucapnya memberikan nampan itu pada Jena.

" makasih kak " ucapnya

" harus habis biar cepat sembuh "

Jena tau itu kebohongan mau dia makan atau tidak dia tetap akan mati karena penyakit ini, tapi Jena tidak mau menyakiti perasaan mereka dia memilih tersenyum namun hancur di dalam hatinya, yang penting mereka merasa jika dirinya semangat seperti keinginan orang-orang di sekitarnya.

***

" kak, Jena takut " ucapnya

Lanni yang sedang menatap langit-langit kamar Jena, menoleh ke arah adiknya.

" takut karena apa? " tanya nya pura-pura tidak tau padahal lanni tau Jena takut karena hal apa.

" takut kalau jantung nya kumat di sekolah"

" itu gak akan terjadi, yang penting kamu gak boleh capek itu aja ya, gak usah takut " ucap lanni.

Jena terdiam, apa semudah itu melakukannya mereka tidak merasakannya jadi mudah bagus mereka mengatakan nya, Jena yang merasakannya, dia yang tau rasa sakitnya dia yang tau seperti apa kekhawatiran nya, apakah dia tidak bisa takut??.

" jen, " panggil lanni " seandainya kakak bisa tolong kamu, kakak udah tolong kamu, seandainya penyakit itu ada di kakak, pasti kamu gak akan menderita kayak gini ya kan "

" kak " ucap Jena bangkit dari tidurnya " kenapa ngomong kayak gitu "

Lanni pun ikut bangkit " kakak gak tau harus buat apa Jen, apa yang harus kakak lakukan untuk kamu " tanya nya sambil menangis

Jena memeluk erat tubuh kakaknya
" cukup selalu ada di samping ku itu udah cukup buat aku kak " .

Rasa sakit yang di rasakan Jena berbeda dengan rasa sakit yang lanni rasakan, lanni menyimpan rasa sakit di hatinya yaitu takut kehilangan Jena.

Bisakah Jena meminta pada Tuhan untuk mengambil penyakit yang ada di tubuhnya Jena tersenyum dalam pelukan kakaknya andai Tuhan dengar segala doa-doa nya.

˙Maaf˙  ⟬karena Aku Terlalu Mencintaimu ⟭  RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang