♥
│
│
│📖📖📖📖📖📖
04
Awan menangis dengan sangat deras membasahi seluruh makhluk hidup yang ada dibumi, seakan awan itu tahu betapa sakit hati perempuan berambut panjang itu.
Jena menarik nafasnya dalam lalu membuangnya secara perlahan, ia menutup matanya, entah kenapa ada rasa aneh yang sedang ia rasakan di dalam batinnya, sebuah rasa yang tiba-tiba bersarang di dalam hatinya yang dimana rasanya begitu sakit dan perih jika di biarkan, jena tidak tau apa arti dari rasa sakit ini, yang saat ini ia pikiran hanya Juan hanya dia yang dari tadi memenuhi pikiran gadis yang berumur 16 tahun itu yang dimana hal itu hampir membunuhnya.
Bukan Jena yang tidak ingin bertemu dengan juan tetapi takdirlah yang tidak mempertemukan mereka.
Jena menatap langit hitam di atas sana, dimana ada awan yang masih menangis di atas sana, begitu indah menurutnya ditambah dengan bertaburannya bintang-bintang menambah kesan sempurna dari langit hitam itu.
Tiba-tiba saja seekor kupu-kupu terbang di atasnya jena tersenyum ketika melihatnya dia sangat suka kupu-kupu, ketika kecil setiap kali ia melihat kupu-kupu ia selalu ingin memilikinya namun ketika ingin menangkapnya kupu-kupu itu tak pernah ia dapatkan.
Jena mengangkat tangannya ke arah kupu-kupu itu, berusaha untuk menyentuh hewan yang memiliki sayap indah itu.
Berkali kali ia berusaha namun kupu-kupu tersebut tidak dapat ia gapai jena tersenyum kecut.
"Kupu-kupu itu tidak akan bisa di gapai
Sampai kapan pun tidak akan.
Walapun nanti aku bisa terbang melebihi dari tinggi nya ia terbang. " ucapnya***
Pagi ini Jena di antar lani ke sekolahnya, masih dengan wajahnya yang sama Jena sama sekali belum mengubah ekspresi wajahnya membuat lani bingung dengan sikap jena yang tiba-tiba berubah semenjak adiknya itu memasuki sekolah menengah atas.
" kamu kenapa? " tanya lani khawatir, jena bisa merasakan kekhawatiran itu dari sangat kakak tercinta dia tersenyum ketika melayangkan pandangannya ke arah lani.
" aku gak papa" balasnya singkat.
Lani yang tidak percaya tiba-tiba menghentikan mobil yang ia kendarai di pinggir jalan membuat Jena menatap heran padanya, lani menatap jena dengan penuh pertanyaan yang sangat ingin sekali ia lontarkan.
" aku gak papa kak " kata jena seakan tau jika kakaknya itu akan menanyakan hal yang sama, walaupun belum mengatakannya.
Lani membuang nafasnya kasar dan kembali melajukan mobilnya ada sedikit rasa khawatir di hatinya, dia tidak terima dengan perubahan jena seperti sekarang dia takut itu akan berpengaruh pada kesehatan Jena.
Lani berfikir jika jena tidak mendapat perlakukan baik dari sekolah barunya lani tidak akan membiarkan itu terjadi.
" seharusnya dulu kamu mau satu sekolah sama kakak, aku pasti bisa jagain kamu."
" aku gak papa kak gak , aku baik-baik aja kakak bisa lihat aku gak papa kan? " ucapnya lagi berusaha membuat lani untuk mempercayainya.
Lani memandangi jena menatap manik hitam itu, ada sesuatu yang terjadi tapi jena tidak mau mengatakannya, dia tidak bisa memaksakan jena untuk mengatakan alasan dari perubahan sikapnya itu.
Mungkin jena punya alasan tertentu sehingga membuat nya tidak mau mengatakan sesuatu pada lani kenapa dia menjadi seperti saat ini , lani hanya bisa menunggu sampai jena mau mengatakan sendiri padanya.
" nanti pulang aku jemput ya "
" aku gak_"
" wajib!!! " ucapnya tegas membuat Jena tak bisa melawannya lagi.
Setelah itu lani pun pergi meninggalkan pekarangan sekolah Jena menuju sekolahnya yang lumayan jauh dari sekolah Jena.
Dengan rasa malas jena berjalan masuk ke area sekolahnya, ia memutuskan untuk tidak mau memikirkan juan lagi, karena hari ini pun ia pasti tidak akan bertemu dengan juan, dia tidak mau terlalu berharap.
Rasa sakit, rindu, cemas beradu menjadi satu membuat dadanya sesak karena debaran jantung nya yang begitu kencang dari dalam sana , hal itu selalu terjadi jika setiap kali Jena memikirkan juan.
Ia benar benar tidak bisa menghilangkan rasa sakit itu dari hatinya entah bagaimana caranya rasa sakit itu bisa hinggap di hatinya , namun yang ia yakini jika ingin menghilangkan rasa sakit itu dari dalam dirinya ia harus bertemu dengan juan.
KAMU SEDANG MEMBACA
˙Maaf˙ ⟬karena Aku Terlalu Mencintaimu ⟭ Revisi
Teen FictionMaaf Karena aku terlalu mencintaimu apakah ini salah?, Menyimpan rasa cinta pada seorang pria yang mungkin tidak akan pernah bisa bersama kita itu salah?. hal yang pertama kali harus kita lakukan adalah meminta maaf pada diri kita sendiri. ...