07

104 10 0
                                    

Hari H acara udah di depan mata, baik Naresh maupun anak osis lainnya udah sibuk finalisasi dan segala macamnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari H acara udah di depan mata, baik Naresh maupun anak osis lainnya udah sibuk finalisasi dan segala macamnya. Seperti yang sedang di lakukan oleh Naresh saat ini, dirinya tengah sibuk menyusun berkas yang akan di laporkan kepada kepala sekolah.

Sementara Naresh sibuk dengan laptopnya, Sean sang adik kini tengah tiduran di pangkuan sang kakak. Mengingat sejak kemarin kondisi Sean begitu mengkhawatirkan, baik anak osis maupun guru pembimbing tidak ada yang berani menyuruh anak itu untuk melakukan kegiatan yang berat-berat.

"kak? masih lama? Sean pusing lagi" tutur Sean sembari menatap sang kaka dengan tatap sayunya. Guratan lelah tampak jelas di wajahnya.

Naresh yang mendengar keluhan sang adik segera memindahkan laptop yang semula di depannya menjadi jauh di pinggir sana. Segera ia membantu sang adik untuk duduk bersandar di bahunya. Mengambilkan bekal yang sudah sang bunda buatkan.

"Ayo makan dlu? Kamu sih bandel, kan tadi kaka udah bilang di rumah aja? siapa yang maksa sekolah? pusing kan?" Tuturnya sembari membuka kotak bekal milik sang adik.

Sedangkan Sean dirinya hanya pasrah, tak ingin membela maupun membantah. Karena sungguh kepalanya berputar saat ini, dia begitu was was takut takut mimisan seperti kemarin yang membuat panik satu ruang osis.

Jadi menurut Sean, sebelum hal itu terluang kembali. Lebih baik dia mengadu kepada sang kakak agar sang kakak membantunya.

Melihat interaksi kedua kaka adik ini, Heksa hanya bisa mengulas senyumnya, dia begitu senang tapi juga terharu. Kasian juga ada sih, kaya es campur lah perasaan Heksa saat ini. Di satu sisi dia senang melihat kedekatan kakak beradik ini, tapi disisi lain dia kasihan sekaligus terharu melihat kondisi Sean yang menurun akhir akhir ini.

Hanyut dalam pikirannya membuat Heksa tak sadar bahwa Yang kini telah duduk di sampingnya melakukan hal yang sama dengan dirinya. Jika kalian bertanya dimana Jevan dan Reyhan sudahlah tinggalkan dua manusia sibuk ituitu berduaan entah ribut mengerjakan apa yang jelas mereka tadi keluar di panggil oleh Bang Arqian.

"Anjrit Yan,kaget gue" Tutur Heksa sembari menggeplak kepala Yanu.

Sang korban hanya menatap sinis pelaku penggelapan kepalanya, "daritadi sih, romantis banget anjrit mereka berdua. Abang gue coba bgtu? Mustahil anjrit, yang ada gue di omelin mulu. Eh abang gue mana yak?" Nih Yanu tuh baru nyampe karena abis ada urusan sama Jordan selalu sekre acara.

Heksa menggelengkan kepalanya, lalu berkata "ga tau, ya lo sih bertingkah mulu! Eh gimana sama bang Aqi udah baikan?" Sepertinya Heksa salah bicara, wajah teman di sebelah nya ini mendadak tidak mood.

"Jangan bahas dia , gedeg gue. Mana Abi gue bela dia lagi" Nah loh apa nih? Apa nih? Ini kayaknya kalo di buat book keren sieh tapi ntar aja nunggu niat:D.

Heksa merotasi kan bola matanya, dia paham akan kisah asmara teman nya ini, tapi jika di ingat bagaimana ya kisah asmara nya dengan Mahen abangnya Jevan? Entahlah tak ada kemajuan, baik Mahen maupun Heksa sama sama tengah sibuk dengan acara sekarang.

- Bungsu Ayah -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang