– Hari H Acara
Panggung sudah di gelar, semua persiapan sudah matang. Semua tamu yang di undang juga hampir seluruhnya sudah datang, tinggal menunggu Heksa dan Mahen berada di atas panggung, membacakan susun acara maka acara resmi di gelar.Dua puluh menit sebelum acara, brifing(?) di lakukan di kelas Yanu dan Sean, karena kelas mereka dekat dengan arah masuk untuk ke panggung. Sementara Heksa dan Mahen sibuk berdandan dengan pakaian yang sudah di tentukan.
Lupakan soal acara yang akan di mulai, kini Sean dan Jordan dua siswa yang di tunjuk untuk duduk melayani tamu datang dan membagikan jajan. Tengah bergurau kecil, sesekali Jordan akan melawak atau membuat topik random bersama adik kesayangan seorang Naresh si kaku dari IPA satu.
"Jo, Sean mau makan brownies boleh engga? tadi bunda bawain takut Sean kelaperan, soalnya kan biasanya kakak siap siaga. Ini kan kita beda jobdesk" Yang di tanya menolehkan pandangannya, mengulas senyumnya kemudian menganggukan kepalanya.
"Boleh dong, aku minta boleh ga nih? Ga akan ada yang marahin kok kalo kamu makan" Tutur Jordan.
Iya jelas anjrit orang Naresh serem begitu, tapi Yanu sama Reyhan kok bisa ya dua kaka beradik itu ga ada takut takutnya sama si Naresh, suka Herman aku tuh....
Balik lagi ke cerita, sambil makan sambil kerja kalo kata Yanu sekarang mah. Dia lagi di ruang musik, ga jauh kok dari panggung, soalnya dia lagi latihan nge band bareng Bang Aqi.ehek Yanu kiw kiw
Sementara Yanu sibuk sama Pianonya, Reyhan malah sibuk sama gitarnya. Dua kaka beradik ini bakal tampil bareng Bang Aqi sama Ayah mereka iya bapak bulan teringtah cmiwiw.
"Bang, ayah ngapa jadi deket bet si sama si om om?" tutur Yanu
Reyhan menggeleng kan kepalanya tidak peduli, "ga tau gue mah, tanya aja ndiri" Oke jawaban Reyhan bikin Yanu rotasi in bola matanya malas.
Dengan muka dongkol, Yanu balik main piano sambil sesekali curi pandang ke bapaknya. Gila sih ini bapaknya lupa sama anaknya apa gimana? Nyesel Yanu ntuh ngenalin Bang Aqi sama bapaknya, kalo ujungnya bgini mah mending make manggil tmu vvip lain aja misalnya nih misalnya mamaknya Sean kan bisa.
Beda Yanu sama Reyhan beda pula sama Naresh sekrang, pemuda itu tengah sibuk mengkoordinasikan jalannya acara bersama sobat karibnya, siapa lagi kalo bukan si jenong anaknya bapak jepri?.
"Aus anjrit, ini Heksa sama bang Mahen udah buka acara belom sih?" Keluh Jevano
"Coba cek grup deh nong, siapa tau si Sean ngasi aba aba mulai, kan tinggal nunggu tamu vvip doang" tutur Naresh.
"Aelah, mang sape sih tamu vvip nya?" tanya Jevano kesal
Naresh malas menjawab tapi dia harus menjawab, karena dirinya tak ingin berdebat panjang yang berujung sama sama haus, kan ga asik kalo gtu kawan.
"Bapak lo, buru cek grup" Jawabnya singkat. Belum juga kaki Naresh melangkah, tangannya sudah ditahan saja oleh Jevano.
Jevano menatap Naresh dengan senyuman khasnya, mencoba menjelaskan tapi nihil Naresh malah menatapnya sinis, "elah kampret, bagi HP. Punya gue Ketinggalan" Naresh segera memberikan hpnya yang kemudian berbalik.
Setelah itu Naresh pergi meninggalkan Jevano menuju ke lapangan luar, iya mau ngecek kondisi adeknya dia tuh, sapa tau butuh sesuatu sekalinya ngambil brownies buatan bunda Wina. Kan tadi dia juga di bekalin cuman ya maklum Naresh kn mager bawa, jadi yang bawa sean.
Acara sudah di mulai, sambutan demi sambutan sudah berlangsung sejak beberapa jam yang lalu, sekarang time to break dimana Reyhan family tengah tampil di depan panggung, membawakan sebuah lagu. Senyuman David tak pernah luntur saat melihat suami dan dua anaknya itu bernyanyi bersamaan di atas panggung.
Wina bertepuk tangan seiringan dengan musik yang mengalun indah, terdengar beberapa sorakan dari para penonton yang menikmati momen istirahat ini, tak dapat di sangkal keluarga Fahrezza ini memang berbakat.
"Win? ngelamun in apa si?" tegur Yuda kala melihat sang istri tengah hanyut dalam lamunannya.
Wina menggelengkan kepalanya, dia juga bingung melamunkan apa, sebab pikirannya sekarang tengah kacau "engga engga, gapapa. Eh sean mana? itu Naresh ko malah sama Jevan" Tutur Wina kala melihat Naresh berdua dengan Jevan tengah berjalan ke arahnya.
Tak berselang lama, muncullah Jordan dengan Sean yang tengah menenteng paperbag biru yang Wina bawakan, ah putra bungsu nya itu sungguh menggemaskan.
"Ayahh" Teriaknya dari jauh, yang kemudian berlari menuju Yuda yang sedang duduk anteng di kursi tamu.
Para tamu yang melihat hal itu hanya bisa tersenyum gemas melihat interaksi antara ayah dan anak itu, Naresh mengulum senyumnya, walau hal ini sudah biasa. Tapi baginya ini adalah moment yang tak bisa di ulang untuk di lihat oleh kedua matanya. Mengingat sebuah hal yang tak bisa Naresh lupakan , mengenai satu fakta tentang adek kesayangan nya itu.
Dan acara pun berlangsung hingga akhir.
.
.
.
.Cmiwiw kambek lagi bareng aku, maap maap dikit hehe, lagi sakit kawan. Semangat puasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
- Bungsu Ayah -
Cerita Pendek"anak ayah harus kuat!" "bunda sayang Sean" "bunda ga boleh sedih ya? nanti Sean ikut sedih" Hanya sepenggal kisah keluarga Laresmana dengan si bungsu sebagai pemeran utamanya