Goodbye Jakarta

1K 24 4
                                    

Pertengkaran hebat antara Pak Brata dan istrinya berakhir dengan perceraian. Masalah awal adalah ketika Bu Brata mengetahui suaminya ternyata selingkuh dengan karyawannya yang masih muda. Doni, si bungsu lah yang memberitahukan bahwa ayahnya berselingkuh di depan matanya sendiri ketika sang ayah keluar dari hotel dengan selingkuhannya. Tidak seketika Bu Brata naik pitam, dia masih ragu bahwa suami yang dicintainya ternyata selingkuh. Namun perlahan terbongkarlah perselingkuhan itu dan Pak Brata mengakuinya.

Pagi itu setelah dari pengadilan agama untuk sidang perceraian. Bu Brata bergegas kembali ke rumah dan berkemas.

"Doni, kamu ikut mama apa papamu?" Kata Bu Brata dengan isak tangis sembari mengemasi pakaian.

"Ibu mau kemana?" Tanya Doni yang sejak kepulangan Ibunya dari pengadilan Agama tadi mengikutinya..

"Tidak tau nak, Ibu juga gak mungkin kembali ke papamu" Bu Brata berlinang air mata.

"Kamu dan Dodi disini aja ya, biar Ibu pergi sendiri, kalian bakal baik-baik saja disini sama papa kalian" Lanjut Bu Brata masih menangis.

"Tidak maaaa" Dodi dan Doni memeluk Bu Brata erat. Mereka pun menangis juga.

"Kalian harus memilih! Ikut Mamamu atau tinggal sama papa disini!" Pak Brata yang tiba-tiba muncul.

Sebuah keputusan sulit untuk anak-anak seumuran mereka. Doni kala itu masih SMP sedangkan Dodi baru kelas 4 SD.

"Dodi, kamu ikut papa aja ya, biar aku yang ikut Ibu pergi, akan ku jaga Ibu" Kata Doni pada Dodi yang masih berurai air mata.

"Kak, aku gak mau kalian pergi" Ucap Dodi.

"Dodi anak ibu yang ganteng, Ibu masih di hatimu nak, biarpun nanti Ibu gak disini tapi Ibu tetap menyayangi kamu" Bu Brata memeluk Dodi erat dan mengecup kening serta pipinya.

Siangnya Bu Brata dan Doni bersiap pergi. Dodi yang sejak tadi menangis tiada henti coba di tenangkan papanya.

Sebuah taksi sudah siap mengantar mereka di depan rumah. Doni membawa barang-barang ke bagasi. Kemudian masuk ke mobil bersama ibunya.

"Pak, tolong antar kami ke stasiun ya" Ucap Ibu pada sopir taksi.

Meluncurlah mereka ke stasiun.

"Bu, kita hendak kemana?" Tanya Doni yang masih bingung.

"Kita ke Jogja nak, ke tempat eyangmu" Jawab Ibu sembari mengusap air mata yang mengalir di pipinya.

Hari itu adalah hari terakhir Doni bersama Dodi adiknya. Hatinya sangat kacau. Dia tau dan mengerti Ibu tak akan kembali ke papa. Dan juga dia bakalan tidak akan melihat Dodi, adiknya lagi.

Di dalam kereta api yang penuh sesak penumpang itu Dodi duduk di dekat jendela. Air matanya menetes teringat akan adiknya. Ibunya hanya diam tak mampu berbuat apa-apa. Sepanjang perjalanan dari Jakarta ke Jogja Doni hanya diam juga. Hari itu adalah hari paling suram dalam hidupnya.

Bersambung ya, jangan lupa di follow dan vote ya

Di Sudut HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang