2. Are You Stupid?

156 8 0
                                    

Bel istirahat berbunyi. Surga dunia untuk para Siswa, dan Siswi termasuk Kim Doyoung, atau lebih ringkasnya Doyoung. Doyoung langsung merenggangkan tubuhnya yang kaku karena selama pelajaran sejarah ia terus mematung. Bukan mematung untuk mendengarkan, tapi untuk tidak terkena hukuman.

"Ayo, Ten! Kita ke kantin!" Ajak Doyoung yang sudah bangkit dari duduknya, kepada temannya yang tengah memasukkan bukunya ke dalam tas.

Mereka berdua pun jalan berdampingan menuju Kantin.  Sampai dikantin, Mereka mengedarkan seluruh pandangan mereka untuk mendapatkan bangku kosong. Tapi sepertinya tidak ada, bangku sudah terisi penuh walaupun bel baru berbunyi.

"Ten!" Panggil Johnny dengan tangan yang keatas, yang mengisyaratkan untuk bergabung dengan mereka.

Ten yang mendapat panggilan pun langsung tersenyum seraya mengangguk, lalu menyeret temannya untuk memesan makanan, sebelum duduk bersama kekasihnya dan kawan-kawannya.

"Ahjussi! Aku mau donkatsu, Ramyeon, sama tteokpokki 1 serta cola 2." Pesan Doyoung, begitu mereka tiba di beberapa kedai.

Ten yang mendengar pesanan temannya yang sangat banyak pun langsung menoleh, menatap temannya dengan tatapan ragu. "Doy, kau akan habis makan segitu banyaknya?" Tanya Ten, yang memperingatkan temannya untuk tidak serakah.

Doyoung menoleh, dan langsung mengangguk. "Tentu saja! Ak--" perkataannya terhenti, karena ada seseorang yang merangkul dirinya dari belakang. "Hai sayang!" Ujar Taeyong yang baru saja tiba, dengan wajah senangnya dan masih setia merangkul pundaknya.

Doyoung yang tiba-tiba dirangkul pun risih, ia langsung menyikut tubuh sahabatnya ini, agar rangkulannya terlepas. Dan benar saja! Taeyong langsung melepaskan rangkulannya, digantikan jadi ringisan, seraya memegangi perutnya. "Jahat!" Ujar Taeyong dengan tingkah yang menggemaskan. Ralat, sok digemaskan, dan itu membuat dirinya murka.

"Jijik!" Desis Doyoung yang sangat tidak suka melihat sahabatnya berlagak sok menggemaskan ini. Membuat dirinya mau muntah, begitu melihatnya.

Taeyong yang mendengarnya pun langsung terkekeh. "Doy." Panggil Taeyong, dengan mimik wajah yang sudah berganti lagi. "Gue pinjem uang lo dulu dong. Uang gue habis, nanti pas dirumah langsung gue ganti." Pinta Taeyong.

Doyoung yang mendengarnya pun langsung menggeleng, menolak permintaan sahabatnya. "Gak! Duit gue yang kemarin aja belum lo ganti!" Sahut Doyoung.

Baru saja Doyoung ingin mengambil makanannya, makanannya sudah terlebih dahulu diambil sahabatnya. "Makasih, Doy!" Teriak Taeyong, yang langsung berlari meninggalkan sahabatnya.

Doyoung yang melihay tingkah sahabatnya, ia langsung berusaha sekuat tenaga untuk menahan amarahnya, agar tidak mengumpati sahabatnya dikantin yang tengah ramai ini. Namun, sepertinya kesabarannya yang tipis ini tidak bisa menerimanya. "LEE TAEYONG!" Teriak Doyoung murka.

Ten yang sedari tadi melihat mereka, hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia sudah terbiasa melihat Doyoung, dan Taeyong bertengkar, baikan, lalu bertengkar lagi, baikan lagi dan seterusnya seperti itu. Ia juga sering bertanya apakah mereka pacaran? Temannya ini malah terkekeh, dan mendecih, seakan tak suka dengan pertanyaan yang ia berikan.

Ia juga sering memperingatkan kepada temannya ini, agar tidak terlalu membenci Taeyong. Pasalnya Benci bisa jadi Cinta. Namun temannya menolak mentah-mentah prinsip itu. "Udah Doy, daripada lo narik urat mulu, lebih baik pesan yang baru lagi." Ucap Ten, mencairkan amarah milik temannya ini.

Doyounh langsunh menarik serta menghembuskan nafasnya secara bergantian, untuk menormalkan emosinya. Setelah emosinya stabil, ia mulai memesan makanan lagi. Setelah memesan makanan, mereka pun duduk dibangku Johnny dan kawan-kawan.

ENEMYNE - TAEDO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang