Bab 5

55 3 0
                                    

Aku bangun saat sinar mentari menembus tirai jendelaku, tepat pvkvl 06.00 pagi. pelan-pelan ku membuka mata mencari keberadaan benda pipih kesayangan ku, tak kudapati keberadaannya,aku langsung beranjak untuk mencari benda itu ditempat lain. Nihil,tetap tak kudapati benda pipih yang kucari, sampai akhirnya aku memilih untuk langsung mandi.

Sebenarnya aku gak mandi,cuma ngobok-ngobok air aja,lalu sikat gigi setelah itu cuci muka. Bukannya aku malas mandi, hanya saja menghemat air untuk masa depan.

Setelah ritual mandi kembang selesai, cepat-cepat ku raih seragam abu-abu milik ku tak lupa ku bersolek agar faraz tidak melirik wanita lain.

Aku beranjak ke ruang tengah,ku dapati wanita yang ku panggil mama sedang berdiri menatap ku penuh amarah.

"Coba kamu jawab pertanyaan mama Faraz itu siapa?"  Tanyanya dengan nada santai namun berhasil membuatku tak berkutik.

"Cuma temen kok ma...." Kilah ku,mana mungkin aku memberi tai mama ku kalau faraz pacarku. Bisa di cor aku,buat nutupin jalan-jalan yang berlubang.

"Cuma temen?!,kenapa sampe minta-minta uang ke kamu?"

"Faraz cuma pinjam kok, nanti dia ganti" jawab ku sekenanya.

"HP kamu mama yang pegang,kalo kamu mau HP ini jauhin Faraz mama gak suka kamu bergaul sama dia"

Dalam posisi kebingungan tiba-tiba ide gila muncul dalam kepala. Ku langsung mengambil HP ditangan mama ku,lalu pergi terpogoh-pogoh tanpa memperdulikan ucapannya.

Sebenarnya aku merasa berdosa karena akhir-akhir ini aku sering membantah ucapannya.

Setelah berhasil keluar dari rumah,aku baru menyadari kalau aku belum sarapan dan meminta uang jajan. Alamat aku harus berjalan kaki sampai sekolah dengan perut keroncongan. Mau naik kendaan umum pun aku gak ada uang,sial sekali nasibku hari ini.

Jari ku berkutat pada handphone pintar ku mencari nama 'bubub💞' dikontak aplikasi hijau. Ku tekan tombol telepon sambil menunggu nya terangkat. Tak butuh waktu lama ayang bububku langsung mengangkat.

"Allo bub,kamu udah nyampe sekolah belum?" Tanyaku lewat sambungan telepon.

"Belum bub, masih dijalan. Mau bareng?"

"Mau bub,aku masih sekitaran jalan deket rumah, tolong kesini ya bub"

"Siapp...apa sih yang enggak buat tuan putri"

"Hhe apaan sih kamu bub" ucapku menahan ekspeksi malu sambil mencabuti rumput didepan ku.

Sekitar 10 menit setelah itu bubub kesayangan ku sudah terlihat keberadaannya.

"Maaf sayang,lama ya?" Tanya pria berbadan tegap didepanku.

"Enggak kok"

"Ayo naik,nanti terlambat" ucapnya sambil memasangkan helm bogo di kepalaku. Aku menyukai faraz yang kerap perhatian dengan hal-hal kecil yang ku suka, dengannya aku tak pernah kekurangan perhatian.

the beginning of destructionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang