4. Stroberi

518 38 1
                                    

🍓🍓🍓 GRAYSON

Teldin istirahat selama 2 hari di rumahnya setelah kejadian dia di gebukin orang gak dikenal. Hari ini gue pengen jenguk dia, gue udah bikin jus stroberi dan pizza buatan sendiri karena gue tahu Teldin itu suka banget Pizza handmade.

Gue mandi dan berfoto untuk nanti gue kirim ke dia. Gak tahu kenapa? suka aja gitu gue ngirim foto mandi ke tuh anak, reaksi keselnya bikin gue gemes. Dan badan gue juga bagus, jadi harus percaya diri kan

Kali aja dia gak suka kepribadian gue tapi tertarik sama badan gue. Huhahaha, orang hot mah bebas...

 Huhahaha, orang hot mah bebas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah sampe di depan rumahnya gue masuk dan ngeliat pintu rumahnya kebuka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah sampe di depan rumahnya gue masuk dan ngeliat pintu rumahnya kebuka. Di ruang tamu dia lagi duduk dan disuapin bubur sama seorang laki-laki seumuran yang mukanya kaya tikus curut. Siapanih curut, berani-beraninya nyuapi Teddy guweh.

"Teldinnn" Sapa gue riang. Berusaha tersenyum walaupum hati terpotek-potek.

"Uhukk--" Teldin tersedak dan cowok tadi memberinya air minum. Sok baik  anjem.

"Lo siapa?" tanya cowok itu "Kok main masuk-masuk aja"

"Elo yang siapa?" balas gue nyolot.

"Theo, ini Grayson. Gray, ini Theo" ucap Teldin memperkenalkan kami satu sama lain.

"Gue bawain pizza sama jus stroberi" Gue meletakkan makanan gue di meja "Gue buat sendiri lho, tuh bubur kayanya beli kan? dih gak higienis"

Si Theo melirik gue heran "Siapa yang makan pizza pagi-pagi begini?"

"Lo gak tahu Pizza itu makanan nasionalnya Teldin" balas gue.

"Ya orang sakit makannya bubur lah biar lebih cepat dicerna" balas Theo.

"Ah itu pendapat zaman dinosaurus. Teldin kan sakit otot bukan sakit perut, justru dia harus banyak makan daging dan buah" debat gue sambil berkacak pinggang.

"Gue yang minta Theo beliin bubur" sambung Teldin.

Lhoh.. Kok My baby gak bela gue sih.

"Lo tahu gue pasti bawain lo Pizza kan, udah, simpen aja bubur murahnya. Nih pizza gue. Tepungnya rendah karbo, dagingnya rendah lemak, protein nya tinggi, ayo A---" Gue sodorin potongan pizza ke mulut Teldin.

"Gue pulang ya, kayanya lo udah punya temen yang bisa ngerawat lo Tel" si Theo berdiri. Insecure ya boss?

"Theo gapapa, lo disini aj-"

"Gapapa lo pulang, gue bisa ngerawat Teldin kok. Tenang gue sedikit paham dunia kesehatan, gue kan anak jurusan olahraga" Gue mengangkat tangan dan nunjukin otot bicep gue yang besar, gak kaya dia yang gak punya otot "Gue duta mahasiswa sehat tahun ini. Jadi lo pulang aja"

"Kalo ada apa-apa telepon gue ya Tel" ucap si Theo sebelum pergi.

"Gak bakalan ada apa-apa, Teldin aman kalo sama gue" potong gue dan mendorong si Theo menjauh.

Theo keluar dari rumah Teldin dan gue memberikan Jus ke si ganteng Teddy lope lope.

"Lo ngapain?" tanyanya "Lo bikin Theo gak nyaman"

"apanya? dia siapa sih? Mamang jual bubur?"

"Dia tetangga gue Gray, kami kenal dari kecil"

"Yaudah kali, gak bosen lo ngeliat muka dia terus dari kecil. Liat muka gue dong sekarang. Fresh, Keren, Guanteng Poll"

"Elo sok-sok ngomongin kesehatan. Dia itu mahasiswa kedokteran Grayson. Sumpah gue yang malu ngeliat tingkah lo tadi, kaya anak kecil tahu gak?" Teldin mengambil handphonenya "gue bakalan minta maaf."

"Udah gak usah, lo istirahat ya. Makan yang banyak, kalo perlu apa-apa bilang aja ke gue" ucap gue sambil merebut handphonenya.

"Balikin handphone gue" pintanya.

"Makan dulu pizza gue"

"Balikin Grayson, handphone gue" Dia kelihatan marah, matanya makin tajem. Gue balikin handphonenya dan dia kelihatan fokus mengirim pesan ke si Theo itu.

Gue makan buburnya dan Teldin berjalan masuk ke kamarnya susah payah. Mau gue bantu tapi dia nolak. Seriusan dia ngambek cuma karena gue ngusir tetangganya. Padahal mah emang si Theo aja tuh yang kena mental dan gak mampu bersaing sama cowok setampan gue. Bukan salah gue kan dia pulang?

"Lo marah?" tanya gue lembut.

"Lo usir tetangga gue, ya gue marahlah"

"Gue gak suka ngeliat lo dideketin orang lain" jawab gue pelan.

"Dia calon dokter, orang tua gue dan orang tua dia kenal, gue lebih deket dengan dia dibandingin dengan lo. Udah, lo pulang aja, makasih pizza nya" Teldin ingin menutup pintu kamarnya tapi gue tahan.

Walau jari kejepit, rasa sakit gue tahan demi perhatian ayang.

"Tel jangan marah, gue cuma pengen kita makin deket aja"

"Apa-apaan. Main deket apanya kalo lo nyebelin begini" Dia duduk di kasurnya.

"Gue suka sama lo" jawab gue tegas.

Teldin cuma ngelirik lalu memalingkan wajah.

"Please jangan usir gue. Gue lebih baik jadi babu lo seharian daripada lo usir Tel. Gue gak mau jauh dari lo. Apalagi lo lagi sakit begini. Dirumah gue gak tenang. Takut lo kenapa-napa."

"Lo Gay?" tanyanya pelan "Jangan main-main bilang suka sama gue karena gue gak mau dianggap murahan"

"Gue Gray, Grayson" jawab gue dan tersenyum "Gay, homo, apapun sebutannya kalo itu artinya gue suka sama lo berarti gue itu..."

"Terserah lo deh. Gue pengen tidur lagi, jangan ganggu gue. Kalo lo mau pulang tutup pintunya. Kalo lo mau tetep disini jangan ribut" ucapnya datar.

"Asikkkk" gue melompat dan Teldin mengetuk dinding.

"Diem!!!" ucapnya kesal.

"Gak ada siapa-siapa kan disini?"

"Ya gak ada, tapi gue mau tidur lagi. Kalo lo berisik sekali lagi gue bakalan panggil satpam komplek buat ngegebukin lo sampe pincang"

"Oke tuan, lo mau makan siang apa, biar gue masakin"

"Terserah"

...

Gue keluar dari kamarnya dan ngeliat isi rumah itu. Ada dua kamar dan kayanya rumah ini juga cuma dipake Teldin sendiri. Ada foto keluarga yang kayanya orang tuanya, katanya kerja di luar kota keduanya.

Rumah itu kecil tapi kelihatan mahal karena AC di tiap sudutnya, kulkasnya besar, dapurnya juga lengkap. Minimalis tapi emang lebih baik dibanding rumah gue yang kebesaran, kosong, dan cuma bikin capek.

Gue buka kulkas dan ngeliat kayanya ada cukup bahan untuk bikin nasi goreng. Gue masak, gue siapin minuman, gue rapiin meja makan supaya nanti dia tinggal makan aja.

Apapun demi si ganteng Teddy.

Mini Story : Gretel dan Gretel (PEACOCK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang