♥
│
│
│📖📖📖📖📖
05
Jantung itu berdetak belebihi dari batas ia berdetak, rasanya detakan itu begitu keras sehingga suara detakannya dapat membuat siapa saja bisa mendengarnya, Jena berkali-kali membuang nafasnya secara perlahan guna menetralkan detakan jantung itu yang sedang berdetak tidak sesuai alunan nya di dalam sana.
Jena tidak berani mengangkat wajah nya ia malu dan juga senang , karena saat ini ia duduk begitu dekat dengan juan, sangking dekatnya Jena bisa menghirup aroma maskulin milik cowok itu, aroma khas milik juan membuat Jena candu menghirup nya. Bahkan lengan seragam mereka bedua pun bersentuhan Jena tersenyum menyadari nya .
Dan dengan hal sekecil itu saja sudah membuat hati nya berbunga-bunga dia begitu bahagia saat ini apa lagi ketika melihat lengan baju mereka bersentuhan rasanya seperti tangan cowok itu menyentuh kulitnya dengan lembut.
" Jena " panggil kepala sekolah, ketika melihat jena yang tidak merespon dirinya yang sedang berbicara dengan mereka berdua.
" hah" ucapnya terkejut " i.. Iya Pak " ucapnya lagi dengan nada suara gugup karena takut jika kepala sekolah ini melihat nya tersenyum senyum sendiri karena juan mengurangi jika dia gila.
" kamu kenapa nundukkan kepala?, kamu dengar apa yang saya bilang barusan ? " tanya kepala sekolah itu.
" hah? " Jena semakin terkejut dengan pertanyaan itu, di tambah dengan tatapan mata juan yang kini menoleh ke arahnya membuatnya nya semakin gemetar di tempatnya.
" kamu ada masalah, atau kamu kebelet? " tanya kepala sekolah itu, ia berfikir jika Jena takut untuk ijin ke toilet makanya Jena menundukkan kepalanya sambil menahan nya.
" saya gak kebelet pak " ucap Jena menggeleng jan kepala nya.
" terus ? " tanya kepala sekolah itu lagi menyakinkan lagi .
" ma. Maaf Pak " mohonnya.
" yaudah dengarin saya sekarang ya, saya bakal ulangin apa yang sudah saya katakan tadi, kalian berdua saya panggil ke ruangan saya karena saya ingin kalian ikut Olimpiade tingkat nasional yang akan di selenggarakan di sekolah kita"
" maksudnya pak? " tanya Jena tidak paham
" sekolah kita terpilih sebagai tuan rumah pelaksanaan Olimpiade tingkat nasional sains, jadi bapak mau kalian berdua mewakili sekolah kita, karena yang saya tau kamu pernah juara satu Olimpiade sains yakan? " ucapan kepala sekolah itu pada Jena.
" I.. Iya Pak tapikan kami masih siswa ajaran baru "
" itu tidak jadi masalah " ucapan kepala sekolah itu lagi " bagaimana? " tanya nya lagi memastikan kedua murid itu.
" saya setuju pak " ucapan juan membuat Jena spontan menoleh ke arahnya.
" bagus saya suka orang yang percaya diri seperti kamu, bapak percaya sama kamu juan, kamu tau juan ini siswa terpintar dia rusak pernah kalah dalam lomba cerdas cermat semua sekolah yang ia tempati selalu mendapatkan juara pertama cerdas cermat " ucap kelapa sekolah itu membanggakan juan murid kesayangan nya.
Jena hanya tersenyum kikuk mendengar ucapan kepala sekolah itu.
" kalau kamu bagaimana?, kamu setuju? "
" saya...., saya... " Jena bukannya tidak mau ikut dia sangat ingin ikut apalagi teman satu teamnya adalah juan.
Tapi mengingat penyakit yang ada dalam tubuhnya membuat dirinya kehilangan kepercayaan diri.
Jena tidak bisa terlalu banyak berfikir karena iri akan berpengaruh pada kesehatan jantungnya.
" Jena!, " panggil kepala sekolah itu " bagaimana kamu setuju? "
Bagaimana jika mamanya tidak setuju, Jena yakin ami pasti akan melarang nya apa yang harus Jena katakan apa kaga sia harus menolak nya?.
" jena!! "
" hmm!, iya Pak? "
" kamu lagi ada masalah? "
Jena menggeleng " maaf Pak apa bisa saya tanya orang tua saya terlebih dahulu? " tanya Jena sopan.
" oh.. Iya tentu kamu bisa tanya orang tua kamu dulu, kalau bisa kaki langsung kabari saya kalau tidak bisa juga kamu harus kabarin saya juga "
" baik Pak. "
KAMU SEDANG MEMBACA
˙Maaf˙ ⟬karena Aku Terlalu Mencintaimu ⟭ Revisi
Teen FictionMaaf Karena aku terlalu mencintaimu apakah ini salah?, Menyimpan rasa cinta pada seorang pria yang mungkin tidak akan pernah bisa bersama kita itu salah?. hal yang pertama kali harus kita lakukan adalah meminta maaf pada diri kita sendiri. ...