Kontak Mata

30 4 0
                                    

Kring..kring

Bel masuk berbunyi tepat saat aku masuk kedalam kelas

"Ben, tumben dateng siang?" Ucap Via teman sebangku

"Iya nih, telat bangun gue" ujarku sembari duduk

Aku mengeluarkan buku untuk mempersiapkan mata pelajaran pertama

"Ben si Pasya masih sakit" ujar via

Aku menoleh ke arah nya "beneran? tumben banget sakitnya lama" ucapku

"Gara gara kemarin makan pedes kali, gak tau juga, tar jenguk lah" ujar sara yang duduk di belakang ku

"Boleh gue juga ga ada ekskul entar"

Sebenarnya kami berlima duduk di barisan yang sama. Ah lupa aku belum memperkenalkan diri, namaku Alga Sabiya Bena orang orang memanggilku dengan sebutan Ben atau tidak Al

Satu lagi teman teman satu circle ku Via, Pasya, Sara, dan juga Siska. Kami berlima berteman baik sejak awal masuk sekolah ini

Jadwal pertama hari ini adalah kimia, sungguh aku tak menyukai pelajaran ini, bukan, lebih tepatnya gurunya jarang sekali masuk, makanya aku tak mengerti materinya

"Tebak, pasti Bu Wisi ga masuk lagi" ujar Siska

Kita sering main tebak tebakan apapun itu, karena humor kita terlalu receh, masuk pada jokes apapun

"Guys, Bu Wisi ga bisa masuk jadi kita disuruh rangkum bab 3, di kumpulin hari ini" ujar Saba ketua kelas

"Kan apa gue bilang, itu guru ga akan masuk" ujar Siska senang

"Iya tapi males ngerangkum mulu" keluh sara

Singkatnya dua mata pelajaran telah dilewati, kini tiba saatnya untuk istirahat

Ah bakso Abah sudah menanti untuk dibeli. Jarak kantin dengan kelasku lumayan cukup jauh, kantin berada di belakang sedangkan kelasku berada di dekat pintu masuk

Ya bel istirahat belum berbunyi tetapi kelas ku sudah selesai lebih awal dibandingkan kelas lain jadi mereka masih belajar

Saat melewati kelas sebelas ipa tiga aku tak sengaja melakukan kontak mata dengannya

Dia berdiri di ambang pintu kelas, bagaikan sihir seperti memperlambat, mata coklatnya yang begitu indah, menyejukkan hati

Namun cepat cepat ku alihkan pandanganku kedepan, hati ini tak karuan, berdetak begitu hebat, aku menyukai detakan ini

"Ben, jalannya pelan pelan dong" kesal via

Ah aku baru sadar jika tadi aku mempercepat jalanku

"Hehe maap udah laper soalnya" ujarku

"Dasar tukang makan" ledek Siska

Ah ternyata kantin agak ramai juga, kelas sepuluh sudah istirahat. Langsung saja aku memesan makanan langganan ku bakso pentol dengan tea jus apel, perpaduan yang sungguh nikmat

Setelah pesananku selesai begitupun teman-temanku, kita kembali ke kelas, iya kita ga pernah makan di kantin, karena kita pemalu semua

Lagi, saat aku melewati kelas itu pandangan kami bertemu, namun bukan diambang pintu tetapi dia tepat di depanku

Netra matanya menatap netra mataku, waktu terasa lambat sekali, kini dia yang memutuskan kontak itu lalu berjalan pergi kearah lapangan menuju tangga penghubung

Mataku tak luput memandang dirinya yang kian menjauh

"Woi, ayo liatin apaan sih Ben" ujar sara

"Engga ko" ucapku

Sesekali aku melihat kearah samping, melihat dirinya yang berjalan menuju tangga itu, hingga dia tak terlihat lagi di pandanganku

"Cantik" batinku







Hai.. balik lagi sama aku, ini cerita ke 2 ku, semoga suka yaa

Sin Cos Tan [photograph]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang