1. Gerhana Galaksi.

9 1 0
                                    





GERHANA GALAKSI
By: LaeaSanz.

Cerita berasal dari otak penulis sendiri, semua kejadian yang tertulis hanya karangan yang di buat oleh pemilik akun ini.

15 February, 2023.


WARNING TYPO!!!!!





Langit yang mulanya berwarna biru cerah, kini berganti mendung. Bahkan rintik hujan pun berjatuhan.

Dua anak laki-laki asik menari di bawah derasnya hujan hari ini, tak perduli petir berkali kali terdengar seolah tuli, kedua anak itu justru tertawa lepas.

"Galaksi! Ayo masuk, nanti kamu masuk angin!" Teriak wanita yang masih terlihat muda. Itu Dewi, ibunda kedua anak lelaki tersebut.

Merasa namanya di serukan dengan kencang, Gala menoleh dan segera berlari menuju pintu. Segera saja di sambut pelukan oleh pria yang baru saja keluar dari rumahnya.

Reno, ayah kedua anak itu. Ia memeluk Gala penuh kasih sayang, melihat keromantisan itu Gerhana yang sedari tadi hanya diam di belakang Gala, mulai mendekati Reno. Merentangkan kedua tangannya pertanda ia ingin di peluk juga.

"Apa?" Tanya Reno, wajah yang semula ceria dan penuh kasih sayang saat menatap Galaksi, seketika berubah saat mata itu melihat Gerhana.





• sudut pandang Gerhana.

Galaksi, kakakku, dia tak hentinya merengek padaku meminta aku menemaninya bermain hujan di luar.

Aku risih mendengar rengekannya. "Aaarrgghht... Iya iya" ucapku, seketika wajahnya berubah jadi ceria. Ia berlari keluar, aku mengikuti langkahnya.

Petir terus bersambar, hujan semakin lebat, angin semakin berembus kuat. Aku takut, tapi entah mengapa tawa mas Gala mengalahkan rasa takut ku.

Tawanya terus terdengar, seolah tak punya rasa takut dengan petir. Dia memang hebat.

"Galaksi! Ayo masuk, nanti kamu masuk angin!" Hanya mas Gala? Ya, sudah biasa. Bunda memang tidak pernah khawatir denganku, hanya mas Gala yang dia fikirkan.

Apa? Apa kalian berfikir bunda tidak sayang padaku? Tidak. Kalian salah. Justru karena bunda tau aku kuat makanya bunda tidak khawatir denganku.

Mas Gala berlari, memeluk Ayah yang masih rapi dengan setelan jas yang masih ia kenakan. Ayah menyambutnya dengan hangat, aku iri, aku ingin merasakan rasanya di peluk oleh ayah.

Ku rentangkan kedua tanganku, berharap bisa merasakan hangatnya pelukan ayah.

"Apa?" Pertanyaan itu keluar, seolah peluru yang keluar dari senapan. Perkataan itu menusuk, menembus, melubangi, dan melukai hatiku. Ah, tidak. itu berlebihan. Sungguh, aku tak apa, hal seperti itu adalah makanan sehari hari bagiku.

Aku sedih? Tidak, aku malu! Segera aku turun kan tanganku. Aku lihat mas Gala justru menertawakanku. Ah menyebalkan.

"Kasian deh, hahaaa" ledek mas Gala. Mereka masuk, dengan mas Gala yang di gendong oleh ayah.

Ya ya, tak apa. Kaki ku juga tidak sedang sakit, aku bisa berjalan sendiri. Aku bukan pria manja seperti mas Gala.






GERHANA GALAKSI [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang