bella detesta matribus

203 11 4
                                    

Bella detesta matribus

"War, the horror of mothers." - Horace.

***

Aku adalah seorang pejuang.

Pendamping Maou yang setia.

Aku tidak akan tunduk pada siapapun.

"Kau yakin dia adalah pangeran mazoku?"

"Lord Wolfram von Bielefelt, putra ketiga Maou terdahulu, Cäcilie von Spitzberg."

"Entahlah... dia tampak tidak berguna. Sudah satu minggu kita menahannya, dan dia tidak memberikan kita apapun! Dia terlihat menyedihkan."

Wolfram bisa mendengar semua yang dikatakan para penjaga itu, meski tubuhnya terkulai lesu di atas lantai sel yang kasar, keras, dan lembab. Kedua tangannya terbelenggu, terantai di dinding sel yang kumuh dan berbau tak sedap.

Tubuh dan wajahnya memar, mereka memukulinya berulang kali untuk mendapatkan informasi tentang negaranya.

Kesetiaan mengunci rapat mulutnya, dan serangan itu terus menerus diberikan setiap hari.

Ia tidak bisa memanggil sihirnya. Maryoku-nya terkunci oleh houryoku di wilayah manusia ini.

Meski ia tak berdaya, Wolfram tidak ingin mati. Tidak di sini.

Di hadapan para manusia rendahan, menjijikkan.

Mata emerald-nya menerawang jeruji besi, di mana dua pria tinggi besar berdiri, dengan zirah yang membuat mereka terlihat seperti patung gargoyle gemuk. Satu memegang tombak, dan yang satu bertangan kosong—tepatnya, membawa segelas bir. Seingat Wolfram, wajah mereka jelek—seperti gargoyle—meski hanya dipancari cahaya obor remang yang berbaris di koridor penjara yang sempit.

"Mengapa kita tidak membunuhnya saja? Dia tidak berguna!" Pria dengan tombak menggeram.

"Yang Mulia Saralegui tidak membolehkan kita membunuhnya. Dia adalah aset penting! Sang Maou pasti akan mencarinya."

"Lalu? Kita tidak melakukan apapun? Bagaimana kalau kakaknya bertindak? Aku mendengar desas desus tentang salah seorang menteri Maou—kakak makhluk ini. Lord von Voltaire, atau semacamnya. Dia mengerikan!"

Wolfram menegang saat nama kakaknya disebut.

"Tenang! Dengan Yang Mulia Kaisar Yelshi di sisi Shou Shimaron, kita bisa menaklukannya. Kau tidak mendengar pengumuman, huh?!"

"Pengumuman apa?"

"Tch. Kau terlalu banyak bergaul dengan para tahanan di bawah sini! Kita akan melakukan penyerangan ke wilayah Shin Makoku, wilayah Karbelnikoff!"

Wolfram membeliak. Ia mengerang kesakitan, membunyikan rantai yang beradu dengan lantai. Suara itu membuat para penjaga menoleh.

"Oh, dia sudah bangun ternyata!" Si peminum terbahak. Ia mengetukkan tangan yang terbalut zirah itu ke jeruji sel.

"Kau dengar, iblis?! Kami akan mem-bumihanguskan ras kalian, satu persatu! Dimulai dari Karbelnikoff—lalu Voltaire! Lalu seisi Shin Makoku! Kami akan pastikan untuk memancang kepala kakakmu di puncak istana saat Yang Mulia Saralegui memenggalnya!"

Victis HonorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang