Bab 2. Permaisuri Tanatos Yang Lumpuh

9 0 0
                                    

Suara Natasha, yang bermain-main dengan kaisar tanpa ragu, sedikit lebih cepat. Itu mengangkat hati kaisar seperti sopran menuju klimaks sebuah drama.

"Semprotkan darah merah ke mana-mana, agar permaisuri tidak dapat menemukan cara untuk bertahan hidup dengan kepalanya yang licik."

Rok flamboyannya digulung sejauh mungkin, dan tindakannya sangat cabul, tetapi hanya wajahnya yang merah jambu saat dia menatap kaisar yang pemalu dan cantik seperti gadis yang belum dewasa.

Tanpa ragu, Natasha melepaskan bagian depan bajunya.

Payudaranya yang bulat dan berbentuk bagus mendistorsi mata kaisar.

Dia mengangkat dan menurunkan pinggulnya dengan tawa saat dia dengan bangga mengeluarkannya di depan kaisar yang tamak.

Pantat bulatnya didorong ke atas dan ke bawah dengan kuat. Erangan tidak sabar datang dari mulut kaisar.

"Tidak peduli seberapa pintar permaisuri.... Jika semua orang yang harus dia lindungi sudah mati, apa yang akan dia lakukan? Ahhh....Dia, uh...Untuk menghilangkan ...... kamu harus menyingkirkan tangannya terlebih dahulu."

Natasha mengendarai kaisar seperti penunggang kuda yang menunggang kuda. 

Dia meraihnya dan mengguncangnya sesuai keinginannya, menggerakkan pinggulnya dengan bebas. Kaisar terombang-ambing olehnya saat kesenangan mengambil alih.

"Yang Mulia.................. Anda bisa melakukannya. Benar?"

Napasnya menjadi compang-camping, dan tangan tergesa-gesa mengulurkan tangan ke arahnya.

Kaisar, yang mencengkeram pinggang ramping Natasha, mengangkatnya dan menurunkannya dengan penuh semangat seperti yang dia lakukan beberapa waktu lalu.

Tidak ada belas kasihan di tangannya saat dia menyerang dengan kekuatan. Dia membanting pinggulnya ke bawah dengan keras.

Natasha menutup matanya dan meremasnya dengan seluruh kekuatannya.

Dia tidak beristirahat sejenak sampai dia berteriak puas.

"Natasha! Ahhhh............!"

Erangan kaisar yang ditekan selalu mendebarkan.

Tidak ada yang tahu betapa manisnya memiliki kekuatan terbesar di negeri ini dalam kendali Anda dan mendengarnya mengerang.

Natasha memandang Kaisar, tersenyum seperti kucing. Matanya apung dan keruh karena panas.

"Jadi, Yang Mulia..."

Wajahnya langsung memerah merah muda yang lezat.

Kemudian dia melihat mata serakah Kaisar memelototinya seolah melahapnya.

Who Stole The Empress ? (Siapa Yang Menculik Permaisuri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang