Kenakalan

1 1 0
                                    

Aurel menyalakan televisi. Dia mengganti saluran demi saluran. Tidak ada yang menarik. Dia menonton seraya bertopang dagu. Kepalanya mendongak, menatap jarum jam. Masih jam enam kurang lima belas menit.

Huk. Aurel cegukan. Dia menuangkan air dari ceret ke gelas. Meminumnya perlahan. Matanya tidak sengaja menatap sebuah tempat. Aurel mulai berpikiran nakal.

Gudang. Bagaimana kalau aku masuk ke sana? Ayah dan Ibu tidak akan tahu.

Aurel meletakan gelas. Dengan terseok, Aurel berjalan menuju gudang.

Gudang berada di ruangan yang sama dengan dapur. Letaknya paling barat. Krek. Aurel membuka pintu. Bau pengap menusuk hidung. Ayah dan Ibu tidak pernah mengizinkan Aurel masuk ke gudang. Itu semua karena debu.

Aku pakai kacamata. Debu tidak akan masuk ke mataku.

Aurel mengedipkan mata. Dia semakin penasaran, apa yang ada di sana? Hanya kegelapan.

Bocah berusia sebelas tahun itu kembali ke dapur. Dia mengambil senter dari salah satu rak. Lalu masuk ke gudang lagi.

Ketika Aurel menyorotkan senter, tak ada satu barang pun di gudang. Aurel menemukan tangga. Dengan perlahan, Aurel berjalan menuruninya. Kedua telapak kakinya berserobok dengan debu.

Alangkah terkejutnya Aurel kala berada di ujung tangga. Ruangan di depannya sangat besar. Aurel mengedarkan cahaya senter. Di salah satu sisi dinding tertumpuk kardus yang menjulang hingga ke langit-langit. Televisi bekas berada di dekat kakinya. Meja kursi berada di sudut lain. Kulkas tidak berpintu, ranjang bobrok, dan barang bekas lain berserakan.

Aurel memutuskan untuk sejenak melihat gudang yang tidak pernah orang tuanya ceritakan.

Cahaya senter menghalau segala kegelapan. Aurel menyelusuri tempat itu perlahan. Tidak ada hal istimewa di sana, kecuali peti yang terselip di antara tumpukan kayu. Rasa penasaran memenuhi pikiran Aurel. Apa gerangan yang ada di dalam peti itu?

Aurelmemindahkan berbilah-bilah kayu. Peti itu penuh debu. Telapak tangannyamenyingkirkan debu di tutup peti. Kini tampak jelaslah lukisan rumit di tutuptersebut. Gambar buah-buahan, bunga-bungaan, ranting, dan dedaunan bercampurmenjadi satu.

Negeri Tanpa DagingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang