Happy Reading!!!
🍁🍁🍁
Ya orang tersebut adalah Arvin. Dia tidak sengaja melihat Ara sedang dihadang oleh preman sendirian ketika dia sedang mengemudikan mobilnya di sekitaran sana. Entah sedang apa gadis itu malam-malam begini keluar sendiri ditambah dia berjalan kaki.
Arvin yang melihat preman itu mendekati Ara dan akan meraih tangan Ara dengan cepat Arvin pun mendekati mereka.
"Anda mau apa dengan wanita ini?" Tanyanya dengan wajah yang datar dan dingin.
"Lo siapa datang-datang ganggu aja" ucap preman itu kepada Arvin.
"P-pak Arvin tolongin saya, saya takut" ucap Ara terbata-bata karena takut.
"Kamu berdiri di belakang saya" balas Arvin dan langsung dilakukan oleh Ara.
"Heh lo gak usah ikut campur urusan orang lain ya" sahut preman itu.
"Saya tidak berniat mencampuri urusan anda tetapi melihat perlakuan anda terhadap wanita ini tentu itu salah" ucap Arvin dengan tenang namun tegas.
"Halah sok jadi pahlawan banget lo, kalo berani sini lawan gue" ucap preman itu. Namun Arvin tidak menanggapi.
"Lebih baik anda pergi dari sini saya tidak mau melakukan kekerasan kepada anda" ucap Arvin.
"Bilang aja kalo lo takut" ucap preman itu dengan ancang tangan yang hendak memukul Arvin.
Tapi sebelum itu terjadi Arvin lebih dulu memukulnya karena dia sudah tidak tahan dengan omong kosong preman itu.
Bugh.
"Saya sudah mencoba berbicara baik dengan anda tapi anda memancing emosi saya untuk melakukan kekerasan" ucap Arvin setelah memukul preman itu.
"Banyak omong lo" ucap preman itu yang ingin melayangkan pukulan lagi kepadanya untuk membalasnya namun dengan gerakan cepat di tepis oleh Arvin dan kembali memukul preman itu hingga terjatuh. Dan preman itu pun segera lari pergi dari sini.
Ara yang berusaha menahan isakan tangis dengan badan yang bergetar hebat karena ketakutan melihat adegan tersebut. Arvin pun segera menoleh ke belakang memastikan jika Ara baik-baik saja.
"Kamu tidak ada yang luka kan?" Tanya Arvin ketika melihat raut ketakutan Ara.
"Tidak pak, terimakasih sudah menolong saya" balas Ara dengan suara yang masih bergetar.
"Lain kali jangan keluar malam-malam sendirian. Saya antar kamu sampai rumah" ucap Arvin kemudian menyuruh Ara memasuki mobilnya.
Di dalam mobil mereka sama-sama diam dilanda keheningan. Terlebih Ara yang masih syok dengan kejadian tadi. Arvin yang mengerti pun membuka suara.
"Boleh tunjukkan arah rumah kamu dimana" ucap Arvin.
"Eh iya tinggal lurus aja nanti ketemu rumah pagar hitam tembok warna cokelat itu rumah saya" balas Ara sedikit kaget.
Setelah sampai di rumahnya Ara segera turun dan tak lupa dia mengucapkan terimakasih.
"Sekali lagi terimakasih banyak pak Arvin udah nolongin saya sama nganterin saya pulang" ucap Ara sebelum menutup pintu mobil.
"Sama-sama. Lain kali lebih hati-hati lagi" balas Arvin dan dibalas anggukan kepala oleh Ara setelah itu Arvin melajukan mobilnya.
Ara yang melihat mobil pak Arvin sudah pergi segera dia masuk ke dalam rumah tak lupa mengunci semua pintu rumah.
🍁🍁🍁
Seperti biasa setiap pagi hari Ara bersiap-siap untuk pergi bekerja. Ara sudah sedikit tenang atas kejadian kemarin malam. Namun Ara masih sedikit parno jika melewati jalanan kemarin.
Sampai di kantor Ara segera berjalan menuju meja kerjanya dan langsung memulai pekerjaaannya.
Waktu terus berjalan. Langit yang tadinya terang kini sudah mulai sedikit gelap. Tak terasa dari pagi sampai menjelang malam Ara terus menyelesaikan pekerjaannya. Ara memijat keningnya pelan, kepalanya sedikit pusing sedari pagi terus berkutat dengan berkas dan mata yang terus tertuju pada laptop. Ara juga sampai melewatkan makan siangnya karena saking sibuknya hari ini.
Ara menoleh ke arah sekelilingnya ternyata sudah banyak orang kantor yang sudah pulang hanya beberapa saja yang masih disini mungkin mereka lembur.
Ara pun memutuskan untuk pulang saja agar bisa segera beristirahat dan mengisi perutnya yang sedari siang kosong. Dia beranjak dari duduknya sambil membawa beberapa berkas yang belum sempat dia kerjakan. Dia akan menyelesaikannya nanti di rumah.
Ara berjalan keluar kantor menuju mobilnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.
Sesampainya Ara di rumah, dia segera bergegas ke atas menuju kamarnya guna membersihkan diri yang sudah sangat lengket dan lelah.
Terimakasih sudah membaca, see you 👋.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Tangguh
Non-FictionMenceritakan tentang kehidupan Arabella Putri Adamaris yang tertutup, penuh dengan kesedihan, dan kesepian. Arabella gadis tangguh yang sepanjang hari berharap hidupnya akan lebih baik lagi, hingga ia dipertemukan sosok laki-laki yang dapat merubah...