45

47 2 2
                                    

Satu pukulan.

Karena aku memegang satu pedang,

Dua ekstrem.

Ada sesuatu yang hanya bisa saya potong.

-Gong-ja!

Berkedip.

-Sekarang!

Aku melihat ke depanku.

TIDAK.

Apa yang ada di depan saya menunjukkan kepada saya.

-Kepalanya kosong!

Di depanku, ada seseorang dengan tubuh hitam.

Air limbah mengalir tanpa henti dari tubuh mereka.

Bahkan jika saya memotong air, itu tetaplah air, jadi banyak yang harus dipotong.

Satu pedang, dua ekstrim. [TN: idiom korea]

Saya memotong apa yang harus saya potong.

-Keaahhhhhhhh!

Saat dipotong, air limbah mengalir dari Raja Hitam.

Itu mungkin bukan air limbah.

Jika ya, mengapa warnanya merah?

Darah.

Darah merah cerah mengalir dari tubuh Raja Iblis.

-Uk......dapur....!

Iblis goyah dan melangkah mundur. Satu langkah. Dua langkah. Saat dia mengambil langkah ketiganya, air limbah tidak mengalir dari lengan kanan Raja Iblis.

Langkah kaki Raja Iblis digenangi air limbah, tetapi genangan air menyusut dengan setiap langkah yang diambilnya.

Dan akhirnya.

- Dapur, dapur...

Air limbah benar-benar terpisah dari tubuh Raja Iblis.

Menetes. Menetes.

Air limbah tidak bisa mengalir lagi, jadi sebaliknya, darah mengalir ke bawah.

Warna kehidupan adalah merah.

[Makhluk Raja Iblis Hujan Musim Gugur menjadi semakin redup.]

Dan yang maha kuasa tidak ada lagi.

-Tidak......ini tidak bisa, uek....!

Raja Iblis menutupi lengan kirinya dengan tangan kanannya. Darah mengalir dari tangan kirinya. Raja Iblis menekan erat lengan kirinya seolah dia melarang setetes darah pun menetes.

-Anakku......tidak seperti ini....kebencianku....

"Mundur."

Saya berbicara dengan suara rendah.

Raja Iblis berhenti seperti dia telah dipotong oleh suaraku.

SCSHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang