14: Titik Temu, Sebuah Bantuan.

187 31 17
                                    

Song: WJSN - Save Me Save You.





Seharusnya hal-hal yang tidak berhubungan dengan pekerjaan tidak perlu dipikirkan. Namun untuk kali pertama selama hampir lima tahun, Lee Luda merasakan sesuatu yang berbeda. Salah satunya adalah hadirnya seseorang yang menyebalkan tapi lama kelamaan menunjukkan kepedulian.

Nam Dawon jawabannya. Beberapa waktu belakang lelaki itu telah menyelamatkannya. Semuanya pun terjadi secara tidak sengaja. Akibatnya kedatangan lelaki tersebut telah membuatnya heran hingga saat ini.

"Dia benar-benar membuatku bingung." Di ruangannya Luda mengetuk-ngetuk meja. Bertugas setelah mendapat fellow selama sebulan ternyata membawa perubahan besar baginya. Bukan hanya tugas jadi ringan, tetapi masalah pribadi pun juga.

Pertolongan dari dokter spesialis Emergensi dan subspesialis bedah umum itu ternyata tak sadar membuatnya luluh. Selama ini Luda dikenal sebagai sosok tak peduli. Dia hanya menunjukkan sisi diri yang sebenarnya pada Jiyeon dan Hyunjung selaku sahabat terdekat. Bahkan pada Jin-hwejangnim dia tidak menunjukkannya-- atau lebih tepatnya takut. Tapi berkat kedatangan Nam Dawon, hidupnya perlahan berubah. Seperti kedatangan setitik kecerahan.

Berkali-kali menghela napas tak jua membantunya dalam kebingungan. Tapi satu yang pasti, Luda merasa lebih bersyukur dengan hidup berkat kalimat yang tempo hari didengarnya dari Dawon. Bahwasannya Luda diminta tak menyembunyikan semuanya dan diyakini bisa berubah menjadi lebih baik.

"Apa dia benar kerasukan?" Sayangnya sisi denial tetap coba menguasai diri. Luda tak mau cepat mengakui kalau dia benar-benar bersyukur akan pujian Dawon. Penasaran menjadi dalih daripada kebingungan yang masih saja melanda pikirannya.

Kalimat pujian serta tindakan cukup heroik dari fellow tersebut sedikit demi sedikit telah mengusir prasangka buruk dari Luda terhadap Dawon. Namun sekali lagi Luda tidak mau gegabah. Dia tidak ingin keras kepala hanya karena bantuan tersebut. Malah dengan jahatnya otak mensugesti agar Luda biarkan saja semua kebaikan tersebut seperti angin lalu atau omong kosong dari orang-orang membosankan yang sedang mengais perhatiannya.

Gadis ini selain terkenal sangat tega juga tidak mau peduli pada siapapun. Bahkan Luda tak jarang membuat orang-orang yang coba mendekatinya bernyali ciut. Sikap cuek bebek itu memang dia dapatkan dari sang paman tanpa disadari. Makanya ketika ada orang baru yang coba menarik dirinya, Luda tidak mau memikirkannya lama-lama.

Knock, knock, knock.

"Ya?"

Pintu ruangan dibuka oleh seseorang. Menampilkan sosok tak asing baginya yang sudah lama berkecimpung di rumah sakit ini sebagai dokter senior.

"Ada apa, ssaem?" Tanya Luda terhadap sosok tersebut.

"Kau dipanggil Jin-hwejangnim ke ruangannya, Luda-ya."

Deg!

Padahal sudah cukup lama berlalu. Tetapi Jin-hwejangnim seperti tidak lelah untuk memberinya pelajaran. Hanya mendengar perintah tersebut telah berhasil memunculkan ketakutan yang tak seharusnya datang lagi.

"Baiklah." Tapi Luda tidak bisa kabur. Mau bagaimanapun Jin-hwejangnim memiliki peran di karir juga hidupnya, meskipun pria itu tidak pernah mendukung. Makanya Luda menurut saja ketika sosok yang merupakan seorang dokter senior serta pembimbingnya untuk mendatangi ruang petinggi.

Kedua kaki lesu melangkah keluar dari ruang kerja. Enggan sekali 'tuk ikut namun tak punya pilihan. Jadi Luda tetap menurut dengan mengekori pembimbingnya menuju tempat yang sama dengan neraka.

Doctor's Journal.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang