Chapter 6

96 19 7
                                    

Keesokan harinya di kelas 3-4 SMA Gwangju. Hari ini Winwin sedang mengadakan ujian harian dan sedang mengawasi para siswa di hadapannya yang terlihat sedang fokus untuk menyelesaikan ujian mereka secara mandiri tanpa menyontek. Tak lupa setiap siswa harus menggeser dan memberi jarak meja mereka dengan teman sebangkunya agar tidak bisa menyontek.

Soyoung yang kebetulan duduk di belakang itu terlihat seperti orang yang sedang tidak merasa tenang dan tidak bisa fokus mengerjakan soal. Oleh karena itu, tangan kirinya mencoba untuk mengambil selembar kertas contekan yang ada di loker mejanya.

"Kang Soyoung?" panggil Winwin seketika membuat Soyoung mengurungkan aksinya dan kembali ke posisi semula tanpa merespon panggilan dari Winwin.

"Kang Soyoung? Gurumu sedang memanggilmu." kata Winwin.

Soyoung pun menghela napas, "Iya, pak?" katanya dengan pelan.

Winwin kemudian beranjak dari kursinya dan berjalan menghampiri Soyoung perlahan-lahan di saat siswa yang lain sedang sibuk mengerjakan soal.

"Bapak merasa haus, nih. Bisakah kamu membelikan bapak minuman?" kata Winwin.

"Minuman?" kata Soyoung.

"Iya... Belikan aku kola ukuran normal yang dingin."

"Ini masih waktu ujian, pak."

"Hmm... Kebetulan cuaca di luar sedang bagus dan cerah. Hiruplah udara segar disana."

Soyoung hanya menghela napas dan tidak mau melakukan apa yang diperintahkan oleh Winwin. Padahal apa yang Winwin lakukan barusan itu adalah hal yang sering Soyoung lakukan pada siswa yang lain. Winwin kemudian mengubah posisinya sedikit membungkuk dan mensejajarkan diri dengan Soyoung.

"Ayolah, Soyoung. Ini gak seperti bapak memintamu untuk membelikan bapak ganja, rokok, kosmetik, atau semacamnya. Bapak hanya ingin kola saja. Bagaimana?" bisik Winwin.

Saat Soyoung hendak beranjak dari posisinya, Winwin menghentikan langkah Soyoung lagi.

"Tunggu sebentar. Bapak hampir lupa. Karena kau akan keluar dari kelas, bisakah kau membelikan bapak satu porsi burger di perempatan depan sekolah? Bapak tiba-tiba merasa lapar, takutnya bapak gak bisa mengajar nanti." kata Winwin sambil memberikan Soyoung uang sebesar 1000 won.

Soyoung pun mengambil uang itu dengan perlahan sambil memendam amarah yang menguji kesabarannya itu.

"Sisa uangnya bisa kau belikan makanan yang enak untuk dirimu sendiri. Cepat sedikit, ya." kata Winwin, lalu Soyoung berjalan keluar dari kelas tanpa mengatakan apapun.

Saat berada di luar gerbang sekolah, Soyoung mengeluarkan ponsel dari saku jasnya dan hendak menghubungi seseorang.

"Guru bajingan! Kau akan mati besok." gumam Soyoung.

•••

Sore harinya, Eunbi yang berpakaian seragam sekolah terlihat sedang membeli jajan di minimarket. Luka-luka di sekujur tubuh Eunbi sudah terlihat sembuh berkat diobati selama beberapa hari oleh Haeyoon. Wajah Eunbi terlihat kembali bersih tanpa luka lebam atau bercak apapun.

Kebetulan sekali Eunbi tiba-tiba bertemu dengan Winwin dengan taksi mewahnya tepat di hadapannya saat keluar dari minimarket.

"Kau harus kembali ke sekolah besok Senin. Membolos sekolah bisa menjadi kebiasaan yang buruk nantinya." kata Winwin dari dalam mobil.

Benar sekali, Eunbi berpura-pura pergi ke sekolah agar ibunya tidak khawatir mengenai permasalahannya di sekolah. Eunbi hanya ingin mencari ketenangan sambil merenungkan diri selama Winwin dan timnya melakukan misinya.

Taxi Driver | NCT OT23Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang