Aku ingat betul bagaimana mata ini mulai sering memandangi mu, ritme jantung berdetak lebih cepat setiap kali berada disampingmu, bahkan berbicara denganmu saja rasanya tidak sanggup.
Tidak normal!
Bagaimana bisa aku jatuh cinta disaat agama pun melarang?
Bagaimana bisa aku mempercayakan benih itu tertanam dilubuk hati disaat norma menganggap itu tabu?
Aku tidak sedang membicarakan cinta beda agama justru yang kumaksud disini adalah kesamaan Gender.
Ah~ wajahmu yang begitu cantik serta senyum lebar yang menambahkan kesan manis didalamnya membuatku ingin membantah semua norma yang ada.
Apapun, apapun ingin kulakukan agar kamu terus didekatku. Apapun ingin kulakukan asal kamu tinggal didalam hati dan pikiranku. Aku ingin memilikimu sepenuhnya!
Aku ingin merasakan kembali pelukan mu yang hangat. Segala rangkulan yang membuatku ingat bahwa dari sanalah semua berasal. Sosok mu yang membuatku hampir lupa derajatku sebagaimana kita itu sama.
Aku ingin lebih. Lebih dari sekedar teman chat, lebih dari sekedar teman bermain, mungkin lebih dari sekedar sahabat yang sering kau ucapkan.
Kamu tidak tau bagaimana batin ini tersiksa disaat aku tidak bertemu kamu bahkan hanya sesaat setelah pulang sekolah. Kamu sudah mendapatkan hati ku seutuhnya sayang...
Bagai kafein yang membuat seorang penikmatnya tidak bisa tertidur. Tinggalah bersamaku sehari saja, mungkin dengan cara itu aku bisa tertidur dengan lelap.
Aku suka dengan lekuk tubuhmu yang lebih pendek dariku. Aku menyukai rambut panjangmu yg tergerai indah lalu terikat rapih hingga memperlihatkan bentuk wajahmu seutuhnya.
Dari caramu berkata, karaktermu yang keras kepala, dan dari tingkah konyol mu saja aku menyukainya.
Sudah sejak lama aku tidak merasakan kembali gairah seperti ini.
Sialnya, kamu harus bertemu denganku tepat ketika aku butuh perhatian. Yah, bisa dibilang aku nya yang terlalu cepat mengambil kesimpulan bahwa realita yang sebenarnya ialah...
Kamu membenci ku dari lama.
Se-cinta itu sampai aku tidak menyadarinya sama sekali. Cinta yang menjadi bom waktu ketika tau kamu selalu merasa jijik saat berada didekatku. Cinta yang membuat ku buta dalam segala hal dan cukup lama untuk waktu yang mengungkapkan semuanya.
Satu-satunya alasan terbasi yang sempat kamu ucapkan,
"Gw kecewa ama lu. Gw itu nganggep lu Sahabat tapi lu nganggepnya lebih"
Jadi disini yang sebenernya harus kecewa siapa?
Siapa suruh kamu hadir disaat aku sedang haus perhatian? Kamu sendiri kok yang jelas-jelas menempati hati disaat tahta nya sedang kosong. Sekarang aku lagi yang harus membereskannya. Sendirian.
Hari dimana aku memberanikan diri untuk mengungkapkan segalanya. Andai kamu tau, butuh waktu 3 tahun untuk berani mengatakan lewat telepon dan dengan mudahnya kamu berkata seperti itu?
Sangat tidak manusiawi.
Dimana letak akal pikiran mu disaat orang yang berjuang membangun kepercayaan dirinya, lalu dihancurkan dalam sekejap? Kalau kamu tidak bodoh jangka waktu 3 tahun itu cukup lama hanya sekedar berkata, "I have a crush on you". Dan dalam 3 tahun itu ada jangka waktu 12 bulan, 7 hari dan 24 jam pertahunnya untuk mengucapkan kalimat sepele.
Sekali lagi, yang harusnya merasa kecewa itu siapa? aku? atau kamu?
Ditambah lagi disaat kita mulai beranjak dewasa. Jarak dan waktu memisahkan kita untuk mencapai tujuan masing-masing. Kamu merantau dan aku disini fokus dengan akademi.
Yaa sejak terakhir kali kita berbalas pesan, aku tampak mulai terbiasa untuk bisa merelakanmu. Bahkan ketika kamu sempat bercerita ada seseorang yang kau sukai dan itu perempuan, aku masih bisa menghembuskan nafas panjang.
Jangankan itu, siapa saja teman mu dikota sana saja aku tau nama mereka. Tidak bermaksud apa-apa, hanya untuk memastikan kalau kamu aman disana.
Aku masih suka tertawa kecil untuk membayangkan wajah kaget mu ketika aku tau nama teman yang berusaha kau sembunyikan. Disaat itu reaksimu masih biasa saja saat tau aku mengenal mereka.
Tapi berbeda dengan yang kali ini.
Kenapa saat aku menyebutkan nama pengguna nya saja, reaksi mu bukanlah seperti yang kuinginkan? Kenapa baru sekarang kamu merasa terganggu dengan cara aku menyebutkan nama pengguna nya saja? Terlihat jelas dari intonasi serta penekanan lewat ketikan semata.
Kenapa baru sekarang kamu takut denganku? Apakah sekarang kau memandang ku sebagai monster yang mengerikan? Aku masih menjadi teman mu kan? Kamu tidak akan melupakan ku kan?
Aku menghabiskan waktu untuk memikirkan mu selama 3 tahun dan kalah bersaing dengan sosok perempuan yang baru kau temui kurang dari setahun? Konyol.
Dengan mudahnya posisi ku diambil alih dengan orang yang baru kau temui selama sebulan. Tidak logis.
Aku tertipu akan semuanya. Bahkan kamu membohongi diri mu sendiri setelah dulu berkata,
"Ih jangan sampe deh. Gw masi takut Tuhan"
Lancang sekali kau membawa nama Tuhan disaat kamu tidak bisa menepati perkataan yang kau lontarkan! Ingat dulu sewaktu aku masih menyukaimu dan kamu memberikan nasehat tentang agama?
Bagaimana? Enak bukan menjilat ludah sendiri? Harusnya kau malu dengan segala ucapan dan motivasi seolah-olah kau yang paling suci disini. Sekarang siapa monster yang sesungguhnya?
Kamu? atau aku?
Akan kubalas rasa sakit yang tak terbayar ini suatu saat nanti.
Akan kutunjukkan sifat yang belum pernah kamu ketahui sebelumnya.
Buah dari kecewa dan rasa sakit akan kau makan.
Tidak. Tidak hanya kamu, Dia juga harus menikmati!
Tunggu sampai kita akan bertemu suatu hari nanti...
KAMU SEDANG MEMBACA
Under the Moon
Mystery / Thrillerdarling, u r definition of the true taste of Caffeine dan aku akan menyempurnakan rasanya seperti kasus Jessica Mirna