007

15 4 0
                                    




📖📖📖📖📖

07

Malam ini angin bertiup begitu kencang membuat rambut gadis yang sedang berdiri di balkon kamarnya itu tergerai-gerai tertiup oleh angin yang menerpa tubuhnya dengan lembut.

Jena membiarkan semua itu terjadi ia hanya menutup matanya menikmati setiap terpaan angin itu mengarah kepadanya, terasa dingin sangat dingin sampai menusuk kedalam kulitnya, ketika udara yang tak berbentuk itu menyentuh kulitnya.

Jena membuang nafasnya, pikiran nya hanya tertuju pada juan di tatap nya langit hitam itu, yang di hiasi bintang-bintang yang berhambura di atas sana.

'Kau begitu indah bintang namun sayang aku tidak bisa memiliki mu karena begitu sulit untuk bersama mu ' batin nya.

Jena tau perasaan seperti ini tidak lah seharusnya terjadi dalam dirinya , namun perasaan sakit dan sesak itu datang tanpa di undang datang tanpa Jena sadari.

Membuat wanita itu tak bisa menahan rasa sakit itu, yang terkadang membuat nya ingin mengeluarkan air matanya.

Jena melayangkan pandangan nya pada bulan, bulan yang berbentuk sabit itu bergantungan di atas langit dengan warna emas bercahaya menambah kesan sempurna untuk malam ini, malam penuh kepedihan di hati Jena.

Jena tersenyum bukan karena bulan itu begitu indah, tapi karena kisah cintanya tidak seindah bulan itu.

" apakah juan melihat bulan ini juga sekarang? " tanyanya pada dirinya sendiri.

" kalau juan pergi aku akan pergi tapi kalau tidak aku juga tidak akan pergi, aku gak akan kasih tau mama tentang undangan itu, aku harus tau dulu juan pergi atau tidak " ucapnya lagi pada dirinya sendiri.

Ia berusaha menguatkan hatinya percaya jika semuanya akan berjalan dengan baik dan sesuai takdir yang sudah di tentukan.

" selamat malam, malam, makasih karena selama ini telah menemani malam ku, semoga suatu saat nanti aku berdiri melihatmu dengan seseorang yang sangat aku cintai "

Setelah mengatakan hal itu Jena menutup jendela balkon nya lalu pergi untuk tidur, karena besok dia harus pergi ke sekolah.

Ia pun berbaring di kasur miliknya memeluk guling nya menutup matanya dan mulai pergi ke alam mimpi.

***

" katanya juan dapat undangan ke universitas di London "

" serius? "

" iya, aku dengar juga tadi kalau dia bakalan pergi setelah lulus "

" enak ya jadi juan, udah ganteng, pintar baik, gak kayak kita bodoh jelek lagi "

" eh kamu aja yang jelek aku enggak "

Begitu lah kata-kata siswa yang ada di perpustakaan yang tidak sengaja Jena dengar ketika dirinya ingin mencari buku pelajaran sejarah di sana untuk tugas yang akan ia kerjakan nanti di rumah nya.

Ada rasa tidak Terima di hatinya ketika mengetahui jika juan setuju untuk pergi ke London, meninggalkan semua nya disini juga dirinya, mau tidak mau Jena harus berpisah dari juan, Jena tidak mau dia tidak terima itu terjadi.

Perempuan itu tersenyum hambar, air matanya hampir terjatuh jika saja tidak ia tahan.

Jena menghela nafasnya, dia ingin menangis , Jena sudah tidak tahan lagi untuk menahannya.

Ia pergi ke toilet sekolah dan memutuskan untuk menangis di sana, menangisi sesuatu yang mungkin tidak lah ada artinya.

Namun sakit rasanya.
***

˙Maaf˙  ⟬karena Aku Terlalu Mencintaimu ⟭  RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang