Prolog

135 20 2
                                    

"Putra!" Teriak anak perempuan sambil berlari ke arah taman melambaikan tangannya yang dipenuhi gelang barbie

"Sini Putri" jawab anak laki laki tadi sambil menarik benang yang menahan layangannya dari angin yang menari nari tidak jelas

"Kapan kau pergi?" Tanya anak perempuan tadi saat pantat mereka mulai merasakan tajamnya rumput jepang di taman

"Minggu depan, kita masih punya banyak waktu bermain, tri" katanya sambil mengusap rambut anak perempuan itu sayang

"Yasudah" kemudian mereka berdiri dan mulai menerbangkan layangan masing masing

"Putra, ayo pulang sudah jam 5 nak" terdengar suara keibuan dari ujung sana dengan kedua tangan melambai lambai bermain bersama angin

"Iya mam, sebentar lagi"

"Kita harus mulai packing nak, kita akan menetap disana, cepat sedikit" suara itu lama lama menghilang yang pertanda ibu putra telah masuk kembali kerumah

"Tri, aku duluan ya, besok lanjut lagi, kamu juga masuk deh" kata anak laki laki yang dipanggil putra itu sambil menarik anak perempuan yang dipanggil putri itu

"Nah, masuklah. Aku sudah mengantarmu sampai dirumahmu" kemudian putra beranjak pergi

"Berjanjilah padaku, tra" wajah putri pun mulai memancarkan aura kesedihan mendalam

"Aku janji, lagipula kita masih punya waktu, sampai besok tri" kemudian punggung yang dibalut kaus hitam itupun menghilang dibalik pagar rumah putri yang menjulang tinggi

-

"Hei jagoan, bantu mamamu mengemasi barang sayang" ucap seorang pria dibalik sofa

"Iya pap, putra baru juga sampai, kan"

"Kenapa wajahmu ditekuk hm?" Tanya pria tadi yang adalah ayah putra

"Kenapa? Cerita pada papa saja" pertanyaan itu terlontar saat putra mulai merasakan empuknya sofa dan kasarnya tangan ayahnya yang mengusap pipinya

"Aku ingin bersama putri"

"Tenang saja, kalau kau mau SMA di indonesia itu tak masalah sayang, lagipula saat kau SMA tugas papa sudah selesai"

"Kenapa tidak SMP saja pap?" Wajah putra kembali melemas menatap manik mata coklat ayahnya

"Kau ini sudah kelas 3SD, 3-4tahun kedepan papa masih disana sayang, atau kalau kau ingin SMA disana pun tak masalah, tak masalah bagi papa menghabiskan masa tua di perusahaan pusat opamu di belanda"

"Di indo juga kan ada perusahaan pusat, pap. Shall we?"

"Tak bisakah kau bersabar sedikit sayang? Kau juga akan menjadi pewaris tunggalnya karena adikmu perempuan, sekarang naik ke atas dan bantu mamamu" perintah papanya kemudian dibalas anggukan kecil

Ayah putra adalah pewaris tunggal perusahaan kakek putra, Dalton-Weilo Group dikarenakan adik ayahnya -tante putra- merupakan perempuan dan suaminya pun memiliki perusahaan sendiri yang menjamin kehidupan mereka beserta cucu mereka akan tentram

Karena keadaan mulai tidak stabil, dikerenakan sesuatu dan lain hal, jadilah ayah putra harus menangani di pusat belanda walau belanda adalah pusat ke2 setelah indonesia. Ayahnya pun berencana akan menguliahkan anaknya disana agar dapat melanjutkan warisan perusahaan turun temurun itu

Sebelumnya, ia berencana mulai mengajak putra agar terbiasa dengan lingkungannya walau putra menginginkan SMA di tanah air. Setidaknya, putra pun harus berpikir kedepannya, tidak perlu diatur asalkan membawa dampak positif

Yang penting putra dan anak keduanya, Angelica Fortuna Dalton bahagia, nothing is impossible. Begitulah visi&misi dari kepala keluarga beserta direktur utama perusahaan bergengsi tersebut

MY PAST & MY FUTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang