Winner

96 22 3
                                    


Udara hangat seolah menjadi sebuah tanda kemenangan tersendiri oleh Sin, dirinya hanya memasang senyum sedari tadi. Memutar kecil kursinya, menatap secarik kertas yang bertanda tangankan Cos di sana, senyumnya pecah bahagia sekali ketika mengingat kembali ketika ia mengusap halus pipi putih Cos, merasakan bibir manisnya.

"Haruskah aku menelfon nya?"
Sin mengigit kecil bibir bawahnya memainkan ponsel ditangannya.

Perasaan itu seperti Sin seolah kembali kemasalalunya, mengenang kenangan manis, seolah dirinya masih belia.

"Kau sudah tak tua lagi Sin, cihh ingat itu." Gugah Sin mengertak dirinya sendiri, dengan senyum yang tertoreh di pipinya.

"Tuan terlihat bahagia sekali."
Suara jos datang dari pintu kantornya.

"Cih Jos kau lupa mengetuk pintu."

Sin memutar tempat duduknya yang semula membelakangi meja kini menghadap ke meja.

Jos mengeluarkan map yang ada di tanganya, map yang berisi beberapa kertas yang terlihat begitu penting.

"Tolong tandatangani ini tuan."
Katanya, menunjukan kertas yang bertuliskan surat persetujuan.

"Tanos production sudah memberi persetujuan, untuk menjadi sponsor ship salah satu projek yang akan kita luncurkan nanti."
Tegas Jos dengan menyerahkan kertas itu.

"Mimpi buruk sekali untuk bertemu bajingan itu."
Gumam Sin.

"Haruskah aku menandatangani ini Jos?"
Kedua alis Sin berderut, dengan menatap Jos. Sedangkan Jos hanya menatap Sin kembali dengan mata bulatnya.

"Bukankah tuan berteman baik dengan nya."

"Diamlah Jos."
Sin mengambil bolpoin yang ada di saku atas toxedo nya menandatangani surat itu dan menyerahkannya kembali kepada Jos.

Jos menerima kertas itu, menata kembali kedalam map dan membawanya keluar dari ruangan Sin.

"Tan bukan temanku Jos, ingat itu."
Sin memutar kembali kursi nya.

"Baik tuan."
Pintu ruangan Sin kembali tertutup seperti semula.

Langit biru menghampar di seluruh Canada, hiruk pikuk perkotaan menambah panas hari ini. Cos tampak sedikit berbeda dengan hanya memakai kemeja putih polos. Ac rusak seolah menjadi keberuntungan tersendiri bagi kaum hawa, orang orang yang ada di perusaaan cos tampak tak segan mencuri pandang memandang lekuk tubuh Cos. Ia juga tak begitu menghitaukan hal tersebut.

"Luke, apakah ac nya belum diperbaiki?"
Cetus Cos mendengar pintu ruanganya terbuka.

"Sepertinya kamu harus pindah ke perusahaan ku darling!"
Sin tersenyum terkekeh melihat wajah kekasihnya yang terlihat kesal.

"Aku membawa beberapa minuman untukmu."
"Pilih yang kau sukai, darling!"
Sin masih dengan senyum liciknya.

"Jangan membuatku semakin jijik Sin, aku Cos bukan darling darling mu itu."
Sebal Cos duduk di sofa ruanganya.

Keduanya berhadapan, Sin terlihat begitu bangga melihat lelaki yang ia cintai tampak sibuk memilih minuman yang ia bawakan.

"Jangan memilih susu itu Cos, kamu sudah cukup putih dengan pipi tembam mu."
Sin tanpa aba aba mencubit pipi Cos, perlakuan itu membuat Cos melihatnya dengan mata bening itu.

Suasana canggung seketika, Sin tak kuat menahan senyum di pipinya. Sedangkan Cos ia mencoba tidak begitu menanggapi perlakuan Sin. Namun Cos tidak munafik jujur saja jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya.

Suasana panas ruangan Cos membuat Sin berulang kali menelan saliva nya, bukan karena kehausan melainkan ia tak kuasa melihat tubuh Cos, terlebih lagi keringat yang membuat kemeja putih nya transparan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suasana panas ruangan Cos membuat Sin berulang kali menelan saliva nya, bukan karena kehausan melainkan ia tak kuasa melihat tubuh Cos, terlebih lagi keringat yang membuat kemeja putih nya transparan.

Cos hanya menatap gelagat Sin dari tadi. Menginpeksi setiap detail tubuh Sin yang membuatnya curiga.

"Pantas saja."
Lirih suara Cos.

"Ada apa sayang?"
Mata Sin bersinar, menatap Cos.

"Sayang?"
Cos terbelalak mengerutkan dahinya.

"Iya sayangku."
Balas kembali Sin dengan nada menggoda.

"Ayolah Sin, pantas saja engkau dijuluki play boy."
Cetus Cos sembarang menatap Sin yang ada di depannya.

"Kamu pasti seperti ini dengan semua orang bukan"
Kembali kata Cos.

"Come on, aku hanya seperti ini padamu saja."
Sin berdiri melangkah mendekat ke arah Cos.
"Hanya pada tuan Cos seorang."
Sin duduk di samping Cos sebelum Cos membelakanginya.

Sin tak habis pikir lagi, sosok dingin Cos seolah hilang seketika di suhu panas Canada saat ini. Cos berubah menjadi beruang imut yang bangun dari hibernasi nya.

"Taukah Cos, kamu ini pria yang paling tampan yang aku temui."
Sin menyandarkan bahunya di sofa empuk yang ada di ruangan Cos.

"Tentu saja."
Cos memutarkan badannya menatap Sin.

"Kamu juga orang pertama yang membuatku jatuh cinta pada orang lain selain ibuku Cos."
Suara halus Sin menatap Cos yang ada di depannya pas.

Suasana lenggang seketika, hanya dua mata yang bertemu satu sama lain. Tangan kekar Sin menyeka kening Cos yang berlinang keringat, dengan wajah Cos yang sedikit memerah semu, di atas kulit putihnya yang khas.

 Tangan kekar Sin menyeka kening Cos yang berlinang keringat, dengan wajah Cos yang sedikit memerah semu, di atas kulit putihnya yang khas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayolah Cos jangan menyiksaku dengan seperti ini."
Batin Sin menatap wajah Cos yang semakin dekat.

Mata keduanya tak dapat bohong, Sin mulai mendekatkan wajahnya sama dengan Cos. Jarak keduanya semakin dekat dekat dan dekat sampai itu terhenti ketika pintu ruangan Cos terketuk.

Keduanya bergerak kikuk, Sin langsung menggaruk kepalanya canggung.

"Mm masuklah."
Cos dengan suaranya yang terbata bata.

"Maaf mengganggu waktunya tuan, tapi tukang AC sudah datang."
Luke di susul dengan dua pria berpakaian biru tua dan tas peralatan di tanganya.

"Ya luke segera perbaiki."
Cos berdiri mengikuti tukang AC yang milai menuju beberapa tempat AC yang ada di dalam ruagan Cos.

"Sungguh waktu yang tepat Luke."
Sin kembali merebahkan badannya di sofa, dengan dua tangan kekar yang terbentang di badan sofa.

"Sungguh maafkan aku tuan."
Senyum di pipi Luke seolah mengerti bagaimana perasaan Sin saat ini.

Happy reading

SinCos[JaeLe]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang