[❤︎] BAB 09

1.3K 122 17
                                    

╔═══━━━─── • ───━━━═══╗
BAB 09
Cogil-cogil Lauren
╚═══━━━─── • ───━━━═══╝

Bersaing buat ngerebut sesuatu yang udah gue sia-siain ternyata nggak mudah—Juan.

❦────── HAPPY READING ──────❦

Melihat kondisi gudang saja sudah membuat rasa malas dalam diri Lauren meronta-ronta. Namanya juga gudang mau dibersihkan sampai malam pun tampilannya akan tetap berantakan.

Sapu yang tadinya ia bawa di jatuhkan begitu saja ke atas lantai. Kepala Lauren celingukan memperhatikan barang-barang yang memenuhi gudang. Lalu dia berjalan menuju salah satu kardus yang berisi foto album para senior-seniornya yang telah lulus.

Tangan Lauren mengambil satu album yang berada di tumpukan paling atas karena mudah untuk di jangkau. Gadis itu berdecak kagum kala melihat foto-foto siswa-siswi angkatan terdahulu.

"Ganteng-ganteng banget, bjir!" gumam Lauren terpesona. "Langsung panggil Bubub aja gak, sih?"

Terdengar bunyi aneh dari belakangnya membuat Lauren membalikkan badan. Sebuah stop kontak mulai mengeluarkan percikan api. Lauren yang panik lantas berlari menuju pintu, namun anehnya pintu tiba-tiba di tutup oleh seseorang terlebih pintu mendadak terkunci dari luar membuat Lauren semakin kelimpungan.

Lauren terus menggedor-gedor pintu sembari berteriak keras berharap ada yang mampu mendengar suaranya seiring dengan kobaran api yang semakin besar.

Tenaga Lauren untuk menggedor-gedor pintu juga semakin terkuras, keringat membasahi pelipisnya dia juga tidak bisa meredakannya batuknya kala asap tebal mulai memenuhi ruangan.

Tidak ingin menyerah agar bisa selamat, Lauren berjalan menuju jendela, dia kebingungan saat tidak menemukan letak pengunci jendela itu berada.

Begitu membalikkan badan dan hendak mencari jalan keluar yang lain, Lauren dikagetkan oleh rak buku yang hendak ambruk ke arahnya.

Gadis itu tersungkur ke lantai, beruntung dirinya bisa meloloskan diri namun beberapa tongkat baseball yang tadinya terletak di atas rak kini jatuh berhamburan mengenai tangan kirinya.

Gadis itu meringis pelan kala merasakan rasa ngilu di tulang jemari-jemarinya.

Dadanya semakin terasa sesak, sulit sekali rasanya untuk sekedar bernapas. Matanya perlahan tertutup seiring dengan jari jemari tangan kirinya yang mengeluarkan darah.

Jay menerobos ramainya pelajar yang saat itu memenuhi depan gudang. Terlihat beberapa anak OSIS yang berusaha mendobrak pintu namun tampaknya cara itu tidak berhasil karena pintu yang sudah berkarat.

"Dis, lo nemuin gak kuncinya?" tanya Juan yang di balas gelengan kepala dari Disya.

Memprioritaskan keselamatan Lauren di dalam gudang yang di penuhi kobaran api, Jay yang tidak sabaran langsung berlari menuju jendela. Memecah jendela tersebut menggunakan siku-siku tangannya.

Melihat darah yang mulai mengalir dari siku-siku Jay, Juan langsung melayangkan protes. "Lo bego atau gimana, sih?"

"Bangsat! Lo mau dobrak pintu sampai tahun baru, hah? Sementara Lauren dalam bahaya di dalem sana!"

"Lauren?" beo Juan terkejut, pasalnya dia tidak mengetahui sama sekali ada seseorang di dalam gudang sana.

Disya meneguk ludahnya kasar. Gadis itu berjalan mundur dan mulai melarikan diri dari padatnya pelajar.

YOUR SMILE [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang