Relawan

149 30 23
                                    

  🍁  Typo bertebaran   🍁

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Karya_ by Lidwinsetya

~Seandainya Kamu~

💔💔 Happy reading💔💔

______________________________________


Mungkin rasa yang tertinggal itu hanyalah kenangan.
~Seandainya Kamu~

🍁🍁🍁
Pagi hari di awali dengan begitu banyaknya do'a yang terlantun dengan perasaan rela,   di dapati senyuman khas wanita yang menggunakan hijab berwarna biru dongker.  Kegagalan atas pernikahannya tiga minggu lalu tidak menyurutkan semangatnya untuk kembali  beraktivitas di rumah sakit Sahid milik keluarga besarnya.

Mungkin sebagian orang akan senang mendengar kegagalan pernikahannya dan mungkin sebagian lain turut ikut prihatin mendengar kegagalan  itu terjadi. Namun, Gazala tetaplah wanita rapuh yang harus berjuang untuk sembuh. Namun, tidak ada pilihan lain, selain mengobati dirinya sendiri. Walaupun mungkin tidak mudah dan butuh waktu ekstra agar melupa.

Langkah kakinya menuju lorong yang telah ramai di lalui banyak orang, hari ini Gazala memilih jadwal pagi, sengaja ia lakukan itu agar tidak bertemu dengan Zahwa yang terus menangis dan terkadang berteriak histeris seolah ketakutan. Mungkin, imbas dari perlakuan Rasyid saat terakhir kali yang masih berdampak pada psikologis kakak iparnya itu. Ia bahkan sampai menampar Abangnya ketika mendapati pakaian berserakan dengan keadaan Zahwa yang mungkin sedikit mengenaskan.

Gazala juga tidak ingin memikirkan perihal pengajuan  gugatan cerai yang di layangkan Zahwa terhadap Abangnya. Pikirnya, itu bukan kapasitas Gazala untuk mencampuri urusan rumah tangga Abangnya itu.

Desas desus serta ghibah-an tertuju pada dirinya. Namun Gazala tidak mau mengusik penilaian dan pandangan orang lain terhadapnya. Bukan pula kapasitas Gazala juga untuk menutup mulut mereka ketika membicarakan kegagalan pernikahannya. Semua orang punya hak untuk menilai dan berbicara.

Dua hari lalu pun Baihaqi mendatanginya bukan hanya sekedar untuk meminta maaf atas semua kebohongan yang mungkin membuat Gazala kecewa akan tetapi keduanya membahas tentang tim sukarelawan. Gazala tidak harus kecewa dengan keputusan yang ia ambil saat itu. Senyuman yang Gazala berikan untuk Baihaqi menandakan sebuah ke ikhlaskan untuk melepas lelaki itu pada pilihan terbaik mereka berdua. Mungkin ini adalah bagian  berkah dari panjang  lebarnya Nabila memberi nasihat untuknya saat itu. Kalau bukan wejangan yang ia dapat dari mantan adik iparnya itu, sudah tentu Gazala tidak akan bisa survive seperti saat ini.

Seandainya Kamu 4 (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang