O3 : Tipe

48 2 6
                                    

"Ganti tipe lo Mil?"

Mila sebenarnya sama sekali tidak sadar jika ia mengucapkan kalimat itu tadi. Seketika Mila menepuk bibirnya kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya sebagai perwakilan jawaban dari nya. Entah apa yang sedang gadis dengan earphone dengan kuping kucing itu pikirkan sampai-sampai mulutnya sendiri yang merespon. Ia benar-benar tenggelam pada pikirannya.

"Abis dari Hema ke siapa lagi Mil?" tanya Lanna sembari merendahkan kepalanya ke arah Mila.

"Gue tau, spek wibu 'kan?" celetuk Cleo.

"Sembarangan lo nyebut dia wibu, dia kacamataan tapi gak wibu," jawab Mila.

"Kacamata? Yang di mie ayam gak sih?" tanya Naomi memastikan.

Lanna mengangkat kedua alisnya menyadari siapa laki-laki yang sedang disukai oleh Mila, "Ohh! Yang itu? Itu anak fotografi sama Kak Langit."

"Hal yang menyangkut kak Langit mah langsung nyambung gitu ya Lan," goda Cleo yang tak habis-habisnya bosan.

"Apa sih lo! Sirik ya crush nya gak satu sekolah?"

"Apa kabar yang beda agama? Mending beda sekolah gak sih?"

Lanna merasakan sebuah benda tajam yang menusuk bagian uluh hatinya, pipinya juga terasa seperti telah ditampar oleh kenyataan yang memang realitanya Lanna dan seseorang yang ia sukai berbeda keyakinan dengannya. Sudah beberapa kali Lanna menyimpan perasaan pada orang lain, namun lagi-lagi, keyakinan menjadi penghalang untuknya mencari sebuah cinta.

Lupakan sejenak tentang manis pahit kisah cinta nya Lanna, kembali ke Mila yang kini malah tersenyum sendirian sembari menunduk. Ia masih mengingat persis bagaimana pertemuan pertama mereka dan pertemuan yang kedua mereka. Kedua pertemuan itu terjadi di hari yang sama. Ini aneh baginya.

Apakah ini yang disebut takdir?

.

"Lo udah jadian sama Niscala, Hem?"

Ujaran tersebut bisa Hema dengar dari jarak jauh, namun Hema masih fokus pada ponselnya. Si kapten basket idola semua kaum hawa disekolahnya itu kini telah kembali memiliki kekasih setelah beberapa bulan terakhir berada di fase gagal move on. Alrick, sebut saja teman satu gengnya adalah salah satu tokoh penting dalam peristiwa bersejarah bagi Hema dan Niscala.

Lala<3: kamu lama banget bales chat aku
Lala<3: bosen ya sama aku?
Lala<3: masih gamon sama mantan kamu?
Lala<3: jawab.

Hema menghela nafasnya setelah membaca pesan terakhir yang diberikan kekasihnya itu. Padahal tadi siang Hema dan Niscala terlihat mesra sekali mengobrol dipinggir kantin sembari becanda riang mengenai suasana sekitar. Namun ternyata Niscala memiliki masalah besar pada perubahan mood nya yang begitu cepat. Hema sangat tidak mengerti pada perubahan suasana hati perempuan yang cepat sekali berubah.

Ia pikir Niscala tidak sama seperti perempuan lainnya, karena saat pertama kali ia bertemu Niscala, Niscala adalah perempuan yang sama sekali tidak pernah memandangnya, gadis itu mengenal dirinya berkat bantuan salah satu teman satu gengnya yang berada dikelas yang sama dengan Niscala untuk diperkenalkan dengan Hema.

Ternyata beda dari yang dulu

"Hem? Serius amat? Kenapa sih?" tanya Alrick sekali lagi.

Hema pun akhirnya memberi respon tatapan mata yang berpindah begitu cepat ke arah tempat duduknya Alrick. Ia terlalu serius memikirkan bagaimana caranya untuk mengembalikan suasana hati Niscala.

"Gak apa-apa, gua lagi chatan sama Lala," jawab Hema, ia menjawabnya dengan santai agar Alrick mengira dirinya dengan Niscala sedang tidak ada masalah.

"Bucin! Baru beberapa minggu aja udah sebucin ini, Vian pinter juga milih cewek buat lo."

BEHIND THE PODCASTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang