Day Care

Wonder

Pagi hari ini diawali dengan suara hembusan nafas mengeluh dari Mina. Entah apa yang salah, keberuntungannya atau cuaca yang memang tidak menentu. Padahal jam 6 pagi tadi cuaca masih cerah namun tiba-tiba saja hujan turun di jam 7 dan enggan berhenti sampai sekarang. Pagi ini Mina harus menerjang hujan untuk sampai ke halte bus karena waktu sudah menunjukkan pukul 8:20 yang mana 40 menit sebelum day care buka. Kehidupan disana rata-rata memang dimulai pukul 9 pagi.

Ia berjalan menyusuri gang dan sampai di halte bus, "hhh.. sampai kapan aku harus mengalami hal seperti ini, tidak ada kah orang yang ingin memberikan mobil kepada orang malang ini"gumamnya pada diri sendiri sambil melipat payung yang ia gunakan tadi. 10 menit kemudian bus yang ia tunggu datang, tapi nampaknya tidak ada satupun penumpang di dalamnya. Apa semua orang mengambil cuti hari ini? Gumamnya dalam hati. Biasanya ada sekitar 4 orang yang selalu berangkat bersama dengannya walau tidak disengaja, tapi hari ini tampaknya orang-orang itu memilih diam di rumah dan tidur kembali dari pada harus menerjang hujan dan pergi bekerja.

20 menit kemudian ia sampai dan langsung disambut oleh senyuman hangat Nayeon yang tengah membereskan rak sepatu depan seperti biasanya. Mina balas tersenyum dan melambaikan tangannya antusias, entahlah, mereka bertemu setiap hari namun rasanya setiap bertemu –khususnya bertemu di day care, perasaan antusias selalu memenuhi keduanya. "15 menit lagi padahal, ku kira kau tidak akan masuk hari ini. Hampir saja ku potong gajimu" canda Nayeon pada adiknya yang hanya dibalas tawa. "seperti tidak tahu saja kalau separuh hidupku ada disini" Mina menyimpan tasnya dan mengambil alih pekerjaan Nayeon. "kalau begitu aku ke dalam ya, pagi tadi ada pelanggan yang memaksa menitipkan anaknya. Kau bisa bayangkan bukan bagaimana hecticnya kita tadi pagi? Padahal aku baru saja sampai"Nayeon menceritakan panjang lebar kejadian tadi pagi yang ia alami. Keadaan seperti itu memang kadang terjadi, padahal day care belum buka tetapi orang tua yang memiliki keperluan mendadak di pagi hari sering kali menitipkan anaknya sebelum jam buka.

Kring

Suara pintu terbuka menyadarkan Mina dari pikirannya. Ia berdiri dan langsung menyapa pelanggan, ia langsung tersenyum ketika mendapati pelanggan yang ia kenal tersebut memberi senyum lebar padanya. "selamat pagi Mina-ssi" "selamat pagi Mingyu-ssi" balas Mina padanya. Ia langsung memposisikan tubuhnya setengah jongkok untuk menyapa makhluk kecil yang sedari tadi berusaha mencuri atensinya dengan memegang tangan Mina. "halo Sean, apa tidurmu semalan nyenyak?" anak itu hanya membalas dengan anggukan antusiasnya dan tanpa basa-basi mengulurkan kedua tangannya meminta Mina utnuk menggendongnya.

"hei kau ini, tahu saja pada wanita cantik" reaksi Mingyu pada tingkah Sean yang terlihat manja pada Mina. Setelah keduanya berbincang mengenai Sean, Mingyu pun berpamitan dan keluar dari tempat tersebut, Mina mengantarnya sampai depan. Namun ia dikejutkan dengan keberadaan sosok yang beberapa waktu lalu ia temui dan cukup membuatnya terheran sendiri akan tingkahnya. Ya, disana ada ayah Sean yang menunggu Mingyu dengan tatapan kesalnya, pandangan keduanya bertemu. Entahlah, Mina selalu merasa pandangan tersebut seolah memancarkan rasa benci padanya padahal ia hanya baru bertemu sekali dengannya. Tak lama setelah itu suara Mingyu menyadarkan keduanya. Mereka berpamitan lalu pergi dari tempat itu.

"apa kakak penasaran kenapa ayah ikut mengantar?" suara makhluk kecil itu mengejutkan Mina karena bisa-bisanya ia membaca pikiran Mina.

"wahh.. apa wajah kakak terlihat mengatakan hal itu?" balas Mina disertai tawanya. "mmm.. habis kakak tiba-tiba diam saat melihat ayah" mungkin lain kali Mina harus bisa mengontrol wajahnya jika berada di dekat anak ini.

"sepertinya mobil ayah rusak jadi ayah ikut dengan paman Mingyu" Mina mengangguk mengerti. Ia pun membawa Sean masuk ke dalam dan memulai aktifitasnya.

v