Kilas Balik

9 1 0
                                    

Ada yang aneh dengan wanita itu...

Suara dentingan es yang berbenturan dengan gelas memenuhi ruangan sepi itu, sedari tadi Jaehyun hanya memutar-mutar whiskey di gelasnya tanpa ia minum. Entah apa yang ia pikirkan, yang jelas sikap Mina pada Sean tadi siang sangat mengganggu pikirannya, ia sendiri pun tak tahu gangguan itu dalam konotasi positif atau negative.

Trak

Ia meletakan gelas sedikit keras aku harus mencari distraksi pikirnya. Ia bangkit dari kursi dan pergi mandi untuk menjernihkan pikirannya. Baru saja ia melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, suara tangis Sean terdengar dan membuat ia terburu ingin menemui anak itu. Tapi saat ia tiba di depan pintu kamar Sean, langkah kakinya terhenti. Selalu seperti itu. Entah sampai kapan ia harus membutuhkan waktu seperti ini untuk menemui anaknya sendiri. Ia hanya kesulitan untuk melihat wajah Sean. Jika ditanya apakah Jaehyun menyayangi Sean? Jawabannya tentu Ya. Tapi trauma yang ia miliki selalu menahan dirinya.

Tubuhnya membeku beberapa menit hingga Sean terlebih dahulu membuka pintu itu dan langsung memeluk kaki sang ayah. Jaehyun semakin membeku.

"Ayah... hikks... Sean takut... sepertinya di bawah kasur sean ada mo-monster... hiks" Jaehyun yang tersadar cepat menggendong Sean tanpa melihat wajahnya.

"itu hanya mimpi buruk Sean.. ssttt" ia berusaha meredakan tangisan Sean sambil mengelus lembut punggung anaknya. Hingga tak terasa Sean sudah terlelap kembali di pelukannya.

"kau pandai juga menjaga Sean" ucapan halo dari Mingyu hanya dibalas dengan delikan tajam oleh Jaehyun.

"Kenapa hari ini tiba-tiba pulang bos? Kau tahu kantung mataku rasanya semakin gelap karena menangani kerjaanmu" keluh Mingyu sambil melepas sepatu nya setelah melewati hari ini yang sangat melelahkan.

"kau menyuruh wanita itu lagi" bukan pertanyaan bukan pula pernyataa, lebih tepatnya seperti peringatan agar Mingyu tak melewati batasnya.

"meskipun kau temanku, tapi kau telah melewati batas Kim"

"Batas apa yang kau maksud? Sean sakit, aku tidak bisa menjemput dan kau tidak mau, apa itu yang kau sebut batas?" Mingyu merasa gerah karena tabiat temannya satu ini. Jaehyun tentu saja tidak memiliki argument untuk membalas karena ia tahu, dia yang seharusnya mengambil kendali dalam hal mengurus Sean termasuk menjemputnya dalam keadaan seperti siang tadi.

"Dengar, kepala day care tempat Mina-ssi bekerja menelfonku dan mengatakan bahwa mereka tidak bisa lagi menerima Sean karena kejadian seperti ini tidak sekali dua kali terjadi, mereka merasa dirugikan karena tenaga kerja mereka harus bekerja di luar tanggungan mereka Jae. Bukan masalah uang, tapi waktu dan tenaga mereka" Jaehyun pergi ke kamar Sean untuk menidurkannya. Mingyu yang merasa omongannya tidak didengar membuntuti manusia dingin itu sampai kamar.

"kita harus bicara, kau tidak bisa seperti ini terus, dan aku pun tak bisa jika harus tinggal disini berdua denganmu selamanya, tak sudi aku jika orang menyangka kalau kita ini adalah pasangan atau semacamnya" Mingyu bergidik sendiri membayangkannya.

"kau pikir aku sudi tinggal berdua denganmu"

"kau tahu kita sama-sama tak sudi, jadi kita harus mencari solusi jung jaehyun" Jaehyun berkacak pinggang menelisik ekspresi Mingyu yang menurutnya agak canggung. Kata mencari solusi yang diucapkan oleh Mingyu tadi nampak seperti bukan mencari bersama.

"kau sudah punya rencana bukan? Wajahmu mengatakan segalanya, katakan apa solusimu" Mingyu tersenyum kaku, ia menghampiri Jaehyun dan membawanya untuk duduk di kursi untuk sedikit membantu kegugupannya.

"begini, kau tahu? Anakmu sangat menyukai wanita yang tempo hari datang kesini. Aku sudah menawarkan padanya untuk menjadi asisten pribadi sebelumnya"

"kau!-" nadanya meninggi dan cakarnya sudah siap menerjang mingyu kapan saja,

Day CareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang