Part 3

8 0 0
                                    

*setahun yang lalu*

"Hoaamm.. ngantuukk" Aku berjalan menuju gerbang sekolah SMA Seigaku ini. Sekolah baruku.

"Pagi Aika~" sapa seseorang dari belakang ku tiba-tiba. "Pagi juga Kei"

"Haahh, aku benar-benar gugup.." katanya menghela nafas. "Hah? Kenapa?"

"Aih Aika, kalau yang namanya masuk sekolah di sekolah baru pasti semua orang gugup" kata Keiko berbinar-binar.

"Hah? "

"Yah kau kan memang gak peduli terhadap apa pun, jadi lewat kan saja" aku menaikkan satu aliskun bingung "Hah?"

" By the way, kayaknya kita gak sekelas lagi deh, sayang ya" lanjut keiko.

"Biasa itu mah" kataku sambil berjalan beriringan dengan Keiko yang kayaknya sejak masuk ke wilayah sekolah ini cowok-cowok banyak yang meliriknya.

"By the way, kau kayaknya bakal populer lagi deh"

"Mungkin..? Hehe.."

Kami sampai di depan gedung olahraga sekolah dimana upacara penerimaan murid baru dimulai. Murid tahun pertama yang meraih nilai tertinggi di test masuk akan mewakili seluruh murid tahun prtama lainnya untuk memberikan kata pengantar pada upacara penerimaan ini. Dan seperti biasnya Keiko lah yang terpilih. Benar-benar nona muda.

"Kau pasti ambil bangku paling belakang dekat jendela lagi" tanya Keiko yang berjalan di samping menuju kelas masing-masing di koridor.

"Dan kau bangku paling depan?"

"Yah begitulah. Oh iya ini kelas ku. Bye" Keiko lalu masuk ke kelas nya yang tidak terlalu dari kelas ku.

"Bye" Aku lalu jalan menuju kelasku dan langsung mengambil kursi paling belakang dekat jendela. Aku lalu menopang dagu, melihat keluar jendela, dan merasakan angin sejuk.

"Hei, aku boleh duduk disini gak?" aku langsung balik ke depan dan menemukan seorang cowok yang kesannya acak-acakan berdiri di samping bangku depan ku.

Dia menanyaiku ya? Terus duduk dimana yang dia maksud? Disitu?

"Yah boleh aja sih, kan belum ada yang tempati" jawabku ragu sambil menaikkan satu alis ku bingung. "Ohh oke" jawabnya datar.

Hah?

Tapat saat itu, guru pun datang dan menerangkan pelajarnnya. Karena angin yang masuk melalui jendela meiup-niup mataku, lama kelamaan mataku pun tertidur lelap.

-------------------------------

"Hari ini makan apa yaa? Katanya burger di sini enak looh~ Eh tapi yang itu juga kayaknya enak deh, eh itu juga kali ya? Beli semuanya aja deehh~" kata Keiko semangat. Semua orang benar-benar tertipu dengan penampilan Keiko yang layaknya nona muda. Nih anak sebenarnya rakus banget. Setelah Keiko -yang beradu pendapat dengan batin nya tentang apakah dia akan beli semuanya atau tidak yang mungkin aku dan manusia lainnya gak bakal ngerti-dan aku membeli burger kami bermaksud makan di kantin,

"Aih rame banget, makan diluar aja deh, Aika" Kami lalu pergi ke halaman sekolah yang tidak terlalu ramai. Aku jalan duluan dibanding Keiko.

"Keiko, makan disini saja deh" kataku dan langsung duduk di bangku taman dekat pohon. Tapi detik itu juga aku baru menyadari kalau Keiko tidak berada di belakang ku. "Eh Keiko?"

"AIKAA!!"aku menaikkan alis ku bingung melihat Keiko muncul dari balik diding sekolah -yang kayaknya halaman belakang sekolah-dan berlari kearah ku. "Aku menemukan tempat bagus. Ayo cepat" aku yang masih bingung tetap ikut berlari ke arah belakang sekolah dan melihat pohon-pohong yang rindang di tambah beberapa bangku taman.

"Hmm.. nih tempat emang kesannya menyeramkan sih tapi menurutku lebih sejuk dari taman depan"

"Ayo makan. Haauup" tanpa disadari Keiko telah duduk di salah satu bangku taman ini yang disampingnya terdapat satu burger lagi dan melahap burger nya dengan sekejap. Aku geleng-geleng kepala melihat itu. Aku lalu ikut duduk dan memakan burger ku sendiri.

"AAAAA AKU LUPA HARI INI ADA SESUATU YANG SANGAT PENTING YANG MAU KUURUS" teriak Keiko tiba-tiba yang membuat ku tersedak untung aku gak lupa beli minuman di kantin tadi.

"KEIKOO!! KALO AKU MATI TESEDAK AKU BAKAL MENGHANTUI MU SEUMUR HIDUP MU, BEGO" teriakku balik.

"Hehe sorry Aika, ohiya aku duluan ya benar-benar penting soalnya. Bye~"katanya yang langsung lari kelewat cepat. Memang Keiko jago di pelajaran olahraga sih.

Karena aku sudah selesai makan burger ku, aku bermaksud kembali ke kelas. Tapi aku mendengar suara piano. Aku mengurungkan niat ku dan menuju ke asal suara ini.

Kalo gak salah ini Etudes Op. 25 No. 5 oleh Chopin...

Aku lalu sampai di depan ruang kelas dimana alunan piano itu berada. Aku membaca papan di atas ruang kelas ini dan tertulis "Ruang Musik" aku pun mengintipnya dengan menggeser pintu ini sedikit tanpa membunyikan suara. Aku lalu melihat sorang cowok yang berambut hitam pekat bermain piano dengan sangat menghayati. Jari-jari nya yang indah menekan tuts-tuts piano sehingga membentuk sebuah melodi yang harmoni. Cahaya matahari yang masuk melalui jendela membuatnya bersinar dan angin yang masuk membuat rambut nya -yang tidak terlalu panjang dan tidak terlalu pendek- tertiup-tiup. Aku terpana dengan pemandangan itu. Lalu aku tersadar dengan sesuatu.

Tunggu dulu. Mukanya mirip dengan seseorang deh.

Aku lalu berusaha mengingat-ingat sampai bel masuk kelas di bunyikan pun aku masih belum mengingat nya. Di kelas pun, saat pelajaran dimulai aku masih memikirkan hal itu. Dan secara tak sengaja mataku melihat ke arah cowok di depan ku yang sudah kuanggap aneh sejak pertanyaan yang dia tanyakan pada saat pemilihan bangku. Dia sedang melihat keluar jendela dengan ekspresi datar. Entah kenapa mataku tidak bisa berhenti melihatnya.

Eh tunggu dulu.. cowok ini..

Aku terus melihat nya karena merasa ada yang aneh. Tapi detik berikutnya aku pun sadar.

OIIYAAA NIH COWOK KAN YANG MAIN PIANO TADI!! Hmm.. Kalo gak salah namanya.. Akio Hideki..

Sejak kejadian itu entah kenapa aku jadi selalu memerhatikannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 30, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Voice of Melody Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang