Pagi ini aku bersiap ke kosan Halim untuk merayakan anniversary 1,5 tahun hari jadi kami. Aku tidak sabar untuk memberi kejutan pada pacarku.
Sebelum itu aku membeli kue terlebih dahulu.Memasuki cafe yang sering aku kunjungi dari awal pasca jadi maba. Karena cafe ini menjual berbagai kue dari kue ulang tahun, milles cake hingga kue pernikahan.
"Mbak, ini tulisannya dikasih nama Halim & Arin ya."
"Baik, mbak. Mohon tunggu sebentar."
Aku pun tersenyum sopan dan berjalan ke tempat duduk sambil menunggu pesanan kue datang.
***
"Loh, Aldean?"
Aku terkejut ketika Aldean berada di samping kamar kos Halim.
"Eh, Airin? lo ngapain kesini?" Aldean melirikku hingga tatapannya menatap kue yang aku tenteng. Sepertinya lelaki itu paham dan tersenyum padaku.
"Oh, mau ketemu Halim ya, semoga sukses."Aldean masuk ke kamarnya. Jadi mau tidak mau aku mengakui jika lelaki itu sekos sama pacarku. Dan lagi lagi aku bingung dengan perkataannya.
Aku sudah beberapa kali mengetuk pintu kosan Halim dan tidak ada jawaban dari dalam kamar.
Aku iseng coba buka pintu eh ternyata kebuka. Halim kebiasaan deh punya hobi buruk, tidak mengunci pintu kos nya.Namun aku tidak melihat sama sekali batang hidung Halim justru aku mendengar sesuatu dari kamar mandi. Karena aku penasaran aku menguping.
"Ahh... ahh Halim jangan keluar di dalam."
Astaga siapa wanita itu dan apa yang mereka lakukan di dalam. Namun suara wanita itu sangatlah mirip dengan Vania.
"Va-vania aku cepetin ya keburu Arin datang."
"Ahh, ka-kapan kamu mau mutusin dia?"
DEG.
Jadi selama ini Vania dan Halim berselingkuh dibelakangku. Kenapa hatiku sangat sakit. Tiba tiba ada bisikan di telingaku.
"Mau selingkuh denganku?"