Indomie Tengah Malam

797 84 48
                                    

Setengah satu malam, Minji kebangun karena haus.


Sebetulnya, Ibu selalu taruh seliter air di kamar Minji biar anaknya gak repot-repot ke dapur kalau haus.


Tapi mungkin Ibu lupa gak diisi ulang, akhirnya Minji dengan mata masih rapet kepaksa turun kebawah.


"Loh Kakak kebangun?" Tanya Mina, Jaehyun yang lagi ngaduk mie instan diatas kompor langsung noleh.


"Haus Ibu.." jawab Minji kemudian langsung mau ngambil gelas, tapi Mina buru-buru ke rak piring dan ngambilin gelas serta ngisi air minum buat Minji.


Minji duduk di kursi makan.


Dan memperhatikan sekitar. Ngeliat Bapak cuma koloran dan kaos hitam, daster Ibu beda dari yang tadi Ibu pakai sebelum tidur.


"Something fishy." Ucap Minji dalam hati penuh kecurigaan.


"Kakak mau Indomie? Bapak bikinin." Minji langsung gelengin kepala.


"Ibu sama Bapak tumbenan makan jam segini." Ucap Minji yang bikin Mina langsung rapih-rapih rambutnya.


"Mm— kebangun juga. Bapak laper." Respon Jaehyun yang bikin Minji ngangguk-ngangguk.


"Ibu sama Bapak abis ngapain?" Tanya Minji sambil menyipitkan matanya.


"Abis berbuat."


"Berbuat agar menghasilkan adik bayi."


Penjelasan Jaehyun bikin Minji langsung ketawa-ketawa.

**
Sebetulnya Minji udah tau. Bahkan, dulu waktu SD, Minji pernah mergokin Ibu dan Bapaknya lagi hubungan badan.


Tapi, Mina dan Jaehyun dengan bijak kasih pengertian. Yang tentunya melekat ke pikiran Minji sampai saat ini.


"Kakak sayang Ibu?" Minji ngangguk.


"Gimana cara Kakak ekspresikan rasa sayang Kakak ke Ibu?" Tanya Mina, Minji kecil saat itu langsung meluk Mina erat-erat. Lalu kecup pipi Mina. 


"Pinter anak Bapak. Kakak tau kan kalau Ibu sama Bapak adalah orang dewasa yang udah nikah?" Giliran Jaehyun yang tanya.


Baik Mina dan Jaehyun merasa bertanggung jawab atas itu semua. Mereka yang teledor gak kunci pintu terlebih dulu.


"Iya, kata Ibu kalau udah nikah harus saling sayang. Saling cinta, Bapak cinta kan, sama Ibu?" Jaehyun senyum dan elusin pipi Minji dengan lembut.


"Iya, Kakak. Bapak cintaaaa banget sama Ibu." Minji langsung senyum.



"Nah, ungkapan rasa cinta itu gak cukup sama kata-kata, Kak. Ada berupa perbuatan. Kayak yang Kakak lihat tadi." Jelas Mina, meski pipinya memerah, tapi kalau demi anaknya ya apapun Mina lakukan pastinya.



"Tapi, hal itu cuma bisa dilakukan sama kedua orang dewasa yang udah nikah dan saling mencintai. Kayak Bapak dan Ibu." Minji ngangguk-ngangguk paham.



"Iya Bu," ucap Minji, Mina udah pernah kasih pengertian ke Minji dulu. Apa itu orang dewasa, kenapa manusia tumbuh dewasa, dan kenapa cinta harus ada.


Selain itu, Mina dan Jaehyun selalu memberi pengertian ke Minji, tentang cinta dan pernikahan. Kurang lebih hal itu yang selalu Mina bahas supaya Minji ngerti.


Kalau ditanya, kenapa harus Mina dan Jaehyun bahas ketika Minji masih kecil, supaya ketika besar Minji gak anggap hal itu tabu.


Bagi sebagian orang dewasa, mungkin berhubungan badan ialah hal yang memalukan dan tabu untuk dibahas terutama kepada anak-anak mereka.


Sehingga sebagian orang tua gak membiarkan anak-anak mereka buat tau apa yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.


Bagi Mina dan Jaehyun, tidak.


Justru anak harus tau, kalau orang tua mereka memupuk pernikahan dan cintanya lewat berhubungan badan, saling memuji, dengan kecupan, pelukan, pengertian dan lain-lainnya.



Semuanya dilakukan bertahap. Mina dan Jaehyun selalu membaca anak harus mengerti apa di usianya. 



"Maafin Ibu dan Bapak ya sayang.." sambung Mina sambil meluk Minji. Minji kemudian balas peluk Mina erat-erat.



"Bapak, peluk." Jaehyun kemudian narik Minji ke pelukannya setelah anaknya itu lepas pelukan dari Ibunya.



"Kakak udah pinter banget, yang rajin sekolahnya ya sayang." Minji ngangguk.



"Bapak, tapi Bapak gak boleh tindih-tindih Ibu, ya? Nanti Ibu sesak nafas." Minji kecil dan polos itu bikin Jaehyun dan Mina gemes. Pengen ketawa tapi mereka masih memaklumi kepolosan anaknya.



"Iya, Bapak janji gak akan sakitin Ibu. Kakak bobo lagi, ya?" Minji ngangguk dan lompat ke pangkuan Jaehyun, membiarkan Bapaknya itu nganter ke kamar dan ngelonin dirinya.

**

Akhirnya Minji dibuatin juga Indomie sama Bapak karena lapar. Ketiganya makan Indomie di jam setengah satu malam.


"Ibu, lusa ada undangan ke kampus buat ketemu sama wali dosen. Di pertemuan Orang Tua." Ucap Minji, baru inget.


Mina langsung natap Jaehyun,


"Mau Ibu apa Bapak?" Tanya Mina, Jaehyun yang lagi nuang air ke gelas langsung elus tangan Mina.


"Ibu aja. Bapak lusa ada Diklat." Jawab Jaehyun, Mina ngangguk.


"Ya udah Kak, Ibu yang berangkat." Kata Ibu sambil beresin mangkok karena mereka semua udah selesai makan.



Minji senyum, Ibu dan Bapak kompak urusan rumah tangga. Kalau Bapak yang masak, Ibu pasti nyuci piring. Kalau Ibu yang nyuci, Bapak yang jemur. Ibu yang beres-beres, Bapak yang buang sampah. Gitupun sebaliknya.


"Kakak gak kesepian delapan belas tahun sendiri?" Tanya Mina, Minji cuma diem bentar. Mikir.


Kadang emang sepi, tapi disisi lain Minji juga agak gimana mengingat dia udah delapan belas tahun. Jarak umurnya terlalu jauh.


"Kadang sih, Bapak mau kasih Adik?" Jaehyun ngangguk.


"Rencananya gitu. Soalnya implan Ibu udah dilepas." Kata Jaehyun.


"Emang Ibu gak apa-apa hamil di usia segini?"


Mina langsung noleh dan senyum ke arah Minji.


"Ibu udah konsultasi sama obgyn yang biasa Ibu periksa, Tante Jihyo bilang gak apa-apa, Kak." Jelas Mina, Minji menghela nafasnya.



"Ya udah deh, seru juga tau Pak ada bayi dirumah. Nanti ajarin aku ya, Bu?" Mina ngangguk. Jaehyun senyum.


"Siap-siap rumah kita nanti wangi minyak telon. Bapak jadi gak sabar." Ujar Jaehyun, Minji ngeiyain.


Dan Mina berharap yang dia lakukan malam ini sama suaminya berujung pada hadirnya sebuah teman main buat Minji.



**

Adik bayi, coming soon!

Keluarga Bapak [Mina x Jaehyun x Minji]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang