Kebohongan Kakak

296 44 11
                                    


Menjadi orang tua itu berat.

Hal itu yang baru dirasakan Mina dan Jaehyun ketika anak sulung mereka bertambah dewasa.

Satu yang baru mereka pahami, terkadang anak memang tidak akan selalu memenuhi ekspektasi orang tuanya. Dan itu yang harus mereka tahu.

Minji dari dulu dibesarkan dengan penuh kasih sayang, Jaehyun dan Mina berharap anaknya akan tumbuh jadi orang yang jujur, penuh kasih sayang juga, dan gak mengecewakan mereka.

Tapi mereka lupa akan satu hal, anak tetaplah anak. Apalagi ketika anak telah mengenal lingkungan barunya, banyak hal diluar apa yang selalu Jaehyun dan Mina ajarkan ke Minji.

"Udah Pak, anaknya biarin sendirian. Biar berpikir dulu atas kesalahannya."

Ucap Mina yang kesal, Jaehyun cuma melirik Mina dan Minji sekilas, bergantian.

"Perkataan Kakak daritadi gak menunjukkan penyesalan atas kebohongan Kakak ke Ibu dan Bapak, sini Pak, ayo keluar."

Sambung Mina yang kemudian bikin Jaehyun usap tangannya Minji sebelum ngekorin Mina keluar kamar.

Mina yang selembut itu kalau berurusan dengan kebohongan akan keluar taringnya. Gimana ya, kalau berbohong itu adalah bibit dari kecurangan atas dasar hawa nafsu manusia. Makanya Mina gak suka.

"15 menit aja ya Bu,"

Mina ngangguk, gimanapun dia juga tetep khawatir. Hasilnya mereka nungguin didepan pintu kamar Minji selama 15 menit.

15 menit berlalu dan Jaehyun sama Mina langsung masuk lagi kekamar Minji, untung Jio lagi tidur siang.

"Coba Kak, kenapa Kakak bohong?" Tanya Mina, Minji yang takut itu kemudian mainin kuku jarinya, yang langsung digenggamnya tangan itu oleh Mina sendiri.

"Karena kalau Kakak bicara jujur, Bapak pasti gak ijinin." Ujar Minji sambil nunduk, anaknya ini hampir nangis, Minji gigit gigit bibir bawahnya karena gelisah juga.

Jaehyun menghela nafasnya,

"Bapak terlalu keras kah sama Kakak selama ini?" Tanya Jaehyun, Minji cuma diem.

Dipikir-pikir, didikan Bapak itu gak keras juga, tapi kadang cuma posesif aja.

"Iya Pak, Kakak yang salah, Maafin Kakak ya Pak, Bu. Kakak nyesel udah bohong, udah bikin Bapak sama Ibu khawatir." Ucap Minji sambil nangis, liat itu Mina gak tega, dia bawa anaknya untuk natap dia dan usap air mata Minji dengan lembut.

"Kak, Ibu sama Bapak juga gak selalu benar kok. Ada kalanya Ibu dan Bapak juga keliru. Tapi, Ibu cuma minta satu hal sama Kakak, apapun itu harus disampein dulu. Mau Bapak atau Ibu terima atau enggak."

Jelas Mina, Jaehyun yang tadinya berdiri juga kini langsung duduk disamping Minji, dia usap-usap rambut panjang anak sulungnya tersebut.


Minji yang bohong karena malah ikut kegiatan camping padahal tadinya ijin buat nginep dirumah Hanni. Dan yang paling bikin Jaehyun gondok, campingnya ini ada sedikit anak laki-laki. Ya sebagai seorang Bapak siapa yang gak was-was?


"Iya Bu, Pak, maafin Kakak ya." Akhirnya Minji nangis tersedu-sedu, Jaehyun lalu peluk Minji sambil ditepuk-tepuk.

"Bapak pasti kasih ijin, kalau Kakak juga jujur sama Bapak. Jangan takut, Kak. Kakak udah dewasa, Ibu dan Bapak juga berusaha paham kok." Bisik Jaehyun, Mina cuma usapin tangan Jaehyun dan Minji bergantian sebelum bergabung juga ikut pelukan.



Malamnya, setelah nidurin dan nyusuin Jio, Mina langsung masuk kekamar tidurnya dan kunci pintu tersebut, Jaehyun ngelirik Mina lalu tutup buku yang dia baca sambil buka bajunya sendiri, yang mana bikin Mina keheranan.

"Heh, Bapak apa-apaan buka baju? Pake lagi Pak, dingin." Kata Mina sambil lemparin bajunya Jaehyun.

"Lah ibu ngunci pintu, kode kan?" Mina duduk didepan meja rias mereka sambil benerin baju tidurnya yang tanpa lengan dan berpotongan dada rendah itu. Bikin Jaehyunnya makin gak sabar.

"Udah Bu, gak usah dandan, kamu udah cantik. Yuk?" Mina berdecih, lalu balik kebelakang buat menghadap suaminya yang merengek.

"Ayo, udah lama enggak." Bisik Jaehyun yang bikin Mina ketawa kegelian, akhirnya kegiatan malam itu terlaksana.


"Bu, Kakak gak akan bohong lagi kan sama kita?" Tanya Jaehyun, Mina yang lagi meluk Jaehyun didadanya cuma menghela nafas berat.

"Itu yang Ibu takut, Pak. Cuma ya kita pantau aja. Gimanapun Kakak kan tanggung jawab kita." Tutur Mina, Jaehyun yang lagi merem sambil terus ngusel itu juga kini membuka matanya dan tatap Mina.

"Kita memang gak bisa mengharapkan anak-anak untuk selalu sesuai sama ekspektasi kita ya Bu, tapi kita usahain bareng-bareng biar mereka ngerti hidup ini juga gak akan selalu sesuai dengan yang mereka mau, apalagi karena cuma keinginan semata." Mina ngangguk, lalu elusin rambut Jaehyun dan sesekali teken-teken kepala suaminya itu.

"Iya, Pak. Memang kayanya harus gitu. Pr baru nih kita, tapi jangan kendor juga ke Kakak ya Pak, aku takut banget kalau kita terlalu lepas sama anak." Ucap Mina, Jaehyun ngangguk.


"Kalo itu jelas, gak boleh kasih kendor. Harus terus kenceng." Kata Jaehyun sambil liatin dadanya Mina, yang kemudian bikin Mina pukul bahu suaminya itu. Tau arah candaannya kemana.


**

"Tatatata." Celoteh Jio sambil tangannya meraih-raih ke arah Kakak, Minji yang liat itu langsung gendong adiknya dengan erat.

"Wangi banget sih Jio, udah mandi ya?" Jio cuma ketawa atas perlakuan kakaknya, karena gak cuma digendong tapi Minji juga gelitikin perut gembul adiknya itu.


Mina dan Jaehyun cuma bisa menatap pemandangan indah itu dengan senyuman. Dua manusia yang terlahir dan hadir bukan tanpa alasan ke dunia ini, tapi untuk mereka jaga dan mereka rawat sepenuh hati.

"Kak, ini buahnya. Dimakan dulu." Ajak Mina, Minji lalu nyamperin Mina ke meja makan sambil tetep gendong Jio dipangkuannya.

Dan Jio yang udah bisa ngunyah itu juga sesekali ambil-ambil buah di piring Kakaknya untuk dia makan sendiri.

"Bu, Pak." Panggil Minji, bikin Mina dan Jaehyun noleh.

"Makasih ya buat pengingatnya, Kakak janji gak akan bohong lagi. Maaf ya Bu, Pak, itu kemarin yang pertama dan terakhir."

Mina dan Jaehyun langsung senyum.

"Pokoknya, apapun bilang ya sayang?"

Minji mengangguk dengan mantap, masa iya dia mau ngecewain Ibu dan Bapak, disaat temen-temennya pengen banget punya orang tua kaya Ibu dan Bapaknya Minji.

Dan Minji juga sadar bahwa ternyata, dibalik marahnya orang tua terdapat rasa cemas yang luar biasa. Hal itu yang akan selalu Minji ingat.

*

Keluarga Bapak [Mina x Jaehyun x Minji]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang