Dejavu

19 1 0
                                    

[ don't forget play music before read ]

"Cantik"
Satu kata yang terucap dari mulut seorang cowo dengan postur tubuh tinggi di sertai dengan senyum tulus terpancar.

Serena yang tengah mengetik beberapa pesan di hp nya pun menoleh sekilas, sebelum lanjut mengetik.

"Thanks"

Daffa menghembuskan nafas pelan,

"Helm nya ada kan?"

Serena tak menjawab, hanya memperlihatkan sebuah helm Bogo berwarna coklat.

"Yaudah sini, aku pakein"

"Gausah daf gapapa, gue bisa sendiri ko"

Daffa dengan sigap menurut.

Setelah selesai dia langsung menaiki motor Vesmet milik Daffa.

"Udah?"

"Iya"

"Okay, kita berangkat"

Sepanjang perjalanan, hening tercipta. Daffa melirik sekilas ke spion, menatap Serena yang sibuk melamun di sepanjang perjalanan.
Ia pun inisiatif bertanya,

"Senin depan udah mulai masuk kan?"

Serena yang semula asik melamun pun, langsung menoleh sekilas sebelum kembali melamun.

"Iya"

"Masih sedih karena pisah kelas? Semoga di kelas yang baru nanti kamu bisa adaptasi ya"

Mendengar itu, Serena menghembuskan nafas lelah,

"Jujur masih, gue udah se nyaman itu sama temen" lama di kelas gue yang lama. Tapi yaudah lah mau gimana lagi"

"Aku yakin ko kamu cuma butuh waktu buat survive. Semangat!" Daffa melirik sambil tersenyum lembut dari spion.

Serena ikut menatap ke arah spion, ia mengangguk dengan senyum paksa.

Sesampainya di tempat tujuan, yang tak lain dan tak bukan adalah Kebun Raya Bogor itupun Daffa memarkirkan motornya kemudian melepas helm yang ia kenakan.

Tangannya sibuk menatap spion, membenahi rambut hitam nya sambil membenarkan letak kacamata yang ia pakai.

"Ini nih yang paling gue gasuka tiap di paksa pake helm. Selain kerudung gue jadi ga kobe, Kaitannya juga susah banget di buka" gerutu Serena sambil tangannya masih sibuk membuka kaitan helm.

Daffa terkekeh pelan melihatnya, baginya Serena adalah gadis unik.
Entah kenapa, bukannya ilfeel ia justru semakin tertarik.

"Sini biar aku bantu" Daffa inisiatif menarik kaitan di helm Serena kemudian melepas nya dengan mudah.

"Aneh, kenapa kalo lo yang buka jadi gampang coba"

Lagi lagi Daffa di buat terkekeh dengan gerutuan gadis di sampingnya.

"Makanya belajar"

"Dih ngapain gini doang belajar"

"Buktinya kamu gabisa kan?"

Serena mencebik kesal, karena memang itu faktanya.

"Udah, ayo. Sebelum itu, kita cari mesjid dulu ya buat sholat. Udah zuhur soalnya"

Serena hanya mengangguk mengiyakan.

Sesampainya di masjid, Daffa tidak langsung masuk, ia tau Serena sedang halangan maka dari itu ia sengaja mencari tempat dulu untuk Serena.

"Nyari apa dulu? Ko ga langsung masuk?" tanya Serena kebingungan karena dari tadi Daffa celingukan seakan mencari sesuatu.

"Tunggu dulu, aku mau cari tempat buat kamu duduk. Pasti kamu bakal nunggu aku sholat kan? Makanya  mau cari tempat yang nyaman"

"Story Of Serena"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang