Kedua netra Amira terlihat linglung, setelah melakukan kehebohan saat bangun tidur dan di hentikan oleh para pembantu yang ada di rumah yang ia tempati sekarang.
Tangan nya masih belum berhenti mengelus perut rata miliknya.
Ini sudah gila!
Amira tidak lupa, dirinya telah meninggal setelah melahirkan anak yang ia lindungi dengan segenap hatinya. Tapi, kenapa sekarang ia kembali lagi ke akhir tahun 2022 yang mana lebih tepatnya malam setelah dirinya melakukan hubungan badan bersama Mahesa.
Kenapa ini semua bisa terjadi? Ia masih sangat jelas di ingatan nya. Ia berhasil melahirkan buah hatinya kedunia ini meski dalam keadaan terkena racun dari orang-orang yang membencinya.
Kenapa ia malah ada disini? Dirinya sudah sekuat tenaga agar anaknya bisa hidup dan membuktikan bahwa mereka salah, meski dia harus menukar dengan nyawa nya.
Arghh!
Amira meremas rambutnya dengan kasar, dia tidak tahu harus bagaimana lagi. kenapa semua ini terjadi padanya.
Air matanya jatuh ke pipi, lalu ia menghapus nya dengan kasar. ia terkekeh, ternyata alam pun tidak menerimanya. Dan menginginkan nya kembali menderita.
"Bayi ku," Amira bergumam sambil mengelus perut ratanya. Sekarang ia bingung, apakah ia harus melahirkan anak nya kembali? Dirinya sangat menyayangi anak nya tapi, setelah semua ini terjadi apakah ia akan berani memperkenalkan dunia yang kejam ini kepada anak nya kelak.
Ada kilatan kebengisan di wajah nya, saat ia sadar ia langsung menampar dirinya sendiri. 'jangan gila, Amira. Meski nanti anak mu hadir kembali, ia harus tetap menjaganya dan jangan menggugurkan nya. Jika, ia sekarang meminum Pil mencegah kehamilan, ia akan sama saja dengan semua orang yang tidak mengharapkan kehadiran bayinya.'
Setelah berhasil menenangkan diri, Amira lantas berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang terasa sangat lengket atas apa yang semalam terjadi.
Namun, baru beberapa langkah. Area pangkal pahanya terasa sangat sakit dan sepertinya lecet. Tadi saat pertama kali bangun dan membuat kehebohan dia tidak merasa sakit tapi,
Plak! Amira menampar pipinya yang akan mulai memanas karena mengingat adegan semalam yang ia lakukan bersama Arga sang suami.
'Jangan berpikir macam-macam, mir. Jangan sampai kamu kembali mencintai Arga kembali.' tekan Amira dalam hatinya, karena ia ingat betul bahwa Arga sudah mempunyai kekasih dari 2 tahun yang lalu.
Amira tak ambil pusing, ia berjalam menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Tak membutuhkan waktu lama, Amira telah siap dengan celana dan baju panjang yang dapat menutupi bekas-bekas yang diperbuat oleh suaminya semalam.
Yah, tidak dapat dipungkiri Mahesa merupakan suaminya sekarang. Meski ia tau bahwa dia telah melakukan kesalahan besar terhadap Mahesa.
Amira mengambil ponsel dan kunci mobil yang terletak di atas meja samping tempat tidurnya. Saat mencoba menghidupkan ponselnya, ponselnya ternyata kehabisan baterai. Ia akan mengisi baterai nya nanti saat di mobil.
Saat akan mengambil langkah keluar kamar, Amira kembali mengelus perut ratanya lantas kedua sudut bibir nya terangkat dengan hangat. Ia merindukan bayinya.
***
Brukgh! Kursi dihadapanya yang ia pegang telah hancur setelah ia lempar dengan sekuat tenaga.
Arga sedang berada di kantor nya. Tapi, sekarang dirinya sedang tidak fokus untuk mengerjakan pekerjaan nya yang menumpuk. Bayangan malam panjang yang ia lakukan bersama Amira masih berputar seperti kaset rusak yang terus menghantuinya.
"Gue, lama-lama bisa gila. Stop, mikirin hal yang enggak guna. Ini semua bukan salah Lo! Tapi, cewek penipu itu yang udah jebak Lo."
Arga terus saja bergumam sendiri, ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa apa yang terjadi semalam bukan salahnya tapi salah cewek penipu dan egois itu.
"Argh, bangsat!" Dasar cewek penipu, egois ini semua salah Lo!
"Tuan, anda kenapa?" Seorang pria jangkung masuk keruangan Mahesa dan bertanya setelah mendengar suara jatuh.
"Bagas, siapa yang mengijinkan mu untuk masuk keruangan saya tanpa saya panggil!" Arga menggeram, karena ia saat ini sedang tidak ingin diganggu meski dengan sahabatnya sendiri yang merangkap menjadi asisten kepercayaan nya itu.
"Baik, tuan. Maafkan saya telah lancang, tapi apakah ada pekerjaan yang menyulitkan anda?" Bagas tak ingin kalah. Ia tau, sahabatnya itu sedang ada masalah karena tidak biasanya ia kehilangan kontrol seperti ini kecuali kejadian lima bulan yang lalu.
"Apa, ini ada hubungannya dengan Amira, Ga?" Bagas memanggil sahabat nya itu dengan namanya, karena ia ingin membantu sahabat nya itu. Karena ia yakin bahwa penyebab semua masalah yang membuat Mahesa menjadi orang berbeda itu dikarenakan Amira.
"Gas, lo mau bantu gue." Tanya Arga dengan sedikit senyuman bengis nya.
"Berengsek Lo," Bagas menahan kekesalannya, karena Mahesa malah mengalihkan pembicaraan. Dan malah meminta untuk dicarikan seorang wanita untuk malam ini.
"Hahaha, Lo tau sendiri kan." Arga malah terkekeh dengan senang.
Demi apapun, Arga amat sangat dendam dengan Amira. Karena wanita itu telah menghancurkan plan nya. Dan mengubah kehidupannya. Arga yang dingin dan anti wanita sekarang terkenal dengan Arga yang brengsek yang selalu bermain dengan wanita.
Tangan nya mengepal, saat kejadian lima bulan yang lalu kembali melintas dalam ingatannya.
Dia yang dijebak, dan dipaksa untuk menikahi Amira yang sedang hamil tidak tau siapa ayahnya. Dia sendiri tidak mengingat bahwa dirinya pernah menghabiskan malam bersama dengan wanita itu, meski dia dalam keadaan mabuk berat dirinya tidak pernah kehilangan kesadaran sepenuhnya. Dan saat akan di tes bayi tersebut setelah lahir, Amira malah mengalami kecelakaan dan keguguran.
Bukannya menyetujui perceraian yang dirinya ajukan, wanita itu malah mau melanjutkan pernikahan yang sudah terjadi. Dan itu membuat dirinya muak, dia tidak mencintai wanita tersebut. Tapi, sekarang wanita tersebut malah menjebaknya kembali dan membuat dirinya melakukan hubungan badan yang selalu ia hindari. Demi apapun, dia akan menceraikan wanita itu secepatnya.
.....
Gimana, seru enggak?
Lanjut apa enggak?
Sorry, baru aktif lagi. Tapi, dengan cerita baru☺️
See you!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Emptiness
FantasyDosa terbesar yang Amira lakukan ialah mengubah satu kehidupan orang lain yang tak lain adalah teman lama semasa SMA nya. Sampai akhir hayat nya, dia meninggalkan begitu banyak penyesalan dan anak yang ia jaga harus ia tinggalkan sendirian. Dia tid...