Slice

194 24 3
                                    

Suara langkah kaki terdengar menyusuri lorong panjang Kastil Ameteuron berada, ekor naga birunya terlihat dan terseret mengikuti kemana sang pemilik tubuh berjalan.

Knop pintu sudah digenggam dan ia membuka pintu yg menunjukkannya sebuah ruangan penuh dengan buku, dan juga terlihat pria bersurai putih panjang dengan 4 sayap sedang membaca buku dengan telekinesis miliknya.

Pria surai putih menolehkan kepalanya dan tersenyum tipis,

"Selamat siang, ayahanda" Sapanya dengan ramah,

Sang pria berekor naga membalas senyuman anaknya tersebut,

"Selamat siang juga, Indonesia"

Siapa lagi kalau bukan Asean [Merchifern Leviath] dan Indonesia [Kaevathan Michaelis], salah satu dari mereka adalah tokoh utama di cerita ini.

Kembali ke cerita..

Indonesia meletakkan buku buku yg sudah ia baca dan menghampiri Asean dan membungkukkan badan isyarat memberikan hormat.

Manik mata Merah ter-orangenya tersebut menatap ke arah manik mata Asean yg berwarna biru laut layaknya mata monster laut yg ada di dongeng adik adiknya.

"ada apa ayahanda datang kemari? Adakah yg mau ayahanda bicarakan dengan saya?" tanya Indonesia,

Asean tertawa kecil, "Tidak.. Tidak ada, Ayah hanya ingin melihatmu saja.."

"..."

"ah.. Sepertinya kau sudah besar ya, tidak terasa jika umurmu sudah beranjak 25 tahun sekarang.." ujar Asean,

Indonesia terkikik,

"Saya juga merasa demikian, sudah lama juga ayahanda sudah menggantikan Kaisar Majapahit untuk mengurus saya setelah beliau meninggal"

Asean mengangguk,

Pintu terbuka sedikit, seseorang mengintip dari balik pintu,

"Brunei.. Masuklah"

Anak laki laki dengan surai kuning dan syal di lehernya menghampiri Asean dan Indonesia, anak laki laki itu adalah Brunei Darussalam [Abdulrazak Admahaz]

Asean menggendong Brunei dan mencium pipi tembam anak ke-8 nya tersebut,

"Ayo makan.." Bibirnya mempout imut dan manik matanya menatap melas ke arah Asean,

"Byu lapar? *tersenyum* ayo makan, sudah waktunya makan siang.." Ajak Asean,

"..."

"Ayahanda dan Brunei makanlah terlebih dahulu, saya akan menyelesaikan urusan terlebih dahulu" Ujar Indonesia yg kembali fokus ke buku bukunya,

Langkah kaki Asean terhenti dan ia memutar posisinya dan menghadap kembali ke arah ruang Indonesia,

"Dia akan mati kehabisan energi jika ia terus memikirkan itu.."

-

Disisi lain kesibukan luar biasa di Istana pusat, api mercusuar berkobar panas di tempatnya.

Pria bertelinga beruang sedang mengelus hewan peliharaannya, bukan gajah atau apa.. Itu adalah beruang dengan tiga kepala, sang pemilik tersenyum hangat dan meneguk satu gelas vodka yg ada ditangannya.

"Yorosh, Mechka, Hera– kalian sangat besar! *cough!, hadiah dari mendiang Ayahku memang terbaik!–" terlihat seperti meracau, seseorang dengan tanduk Rusa hitam menangkap si pria beruang yg hampir terjatuh.

"Urgh! Russia! Jangan mabuk ini masih jam kerja bodoh!"

"Uhng–? Jerman~ kau disini? Untukku? Aku sangaaaaat bahagia~" Ia mulai meracau tak karuan,

"Sekali lagi kau bicara seperti itu, aku tak segan untuk membawamu ke atas mercusuar lalu membakarmu disana!" kesal si pria bertanduk rusa.

"Jahat sekali— German [Nazix Benjamires] tidak mungkin sejahat iniiii~" Makin kurang ajar jika diteruskan untuk meracau.

Bugh!

" Russia [Zachkiv Hernandez], jika kau terus membuka mulut dan meracau dengan aroma alkohol di mulutmu, aku tak segan membawamu, benar benar membawamu ke atas mercusuar dan mempersembahkanmu untuk Dewa dan Dewi langit" Kesal pria bertanding rusa.

Jerman yg kesal meninggalkan Russia yg terkapar di lantai dan berjalan keluar untuk menuju ruangan yg akan ditujunya tadi,

-

Dengingan suara batu Ruby terasa memekik telinga mahkluk disekitarnya, suaranya kian lama kian redup lalu terjatuh. Tangan wanita mengambil batu tersebut dan meletakkannya di wadah kecil dan menutupnya. Tangannya kini beralih menuju batu azur dan melemparnya ke talenan lalu memecahnya hingga menjadi serbuk.

Seseorang masuk ke ruangan wanita tersebut, pria bertubuh tinggi yg mendorong seseorang yg tampaknya lemas di kursi roda, kulitnya tampak rapuh dan matanya sudah tak sanggup lagi untuk terbuka.

Suara denguhan sang wanita terlihat mewakili perasaannya yg sangat amat lelah,

"Ferchisse.. Bisa kau bawa lelaki tua ini keluar? Aku lelah dan obatnya belum jadi bodoh" kesal wanita tersebut yg memarahi seseorang bernama Ferchisse.

Pria bersurai hijau tua tersebut menunjukkan ekspresi kesal sekaligus bingung, dan ia melihat ke arah orang tua yg terduduk di kursi roda tersebut.

"Ohh.. Ayolah, ini perintah dari atasan, Zvennia.. Kau mau sihirmu ditahan setelah Russia tahu tentang orang ini?!" bujuk Ferchisse.

"Italia [Ferchisse Modertanze]!! Kau tidak bisa memaksaku!" teriak wanita yg sudah saking kesalnya terhadap partnernya, Italia.

"Amerika [Zvennia Moren]!!"

Amerika meninggalkan Italia dan orang tua tersebut di ruangan kedua diri, Italia menepuk dahinya sendiri dan membawa orang tua tersebut kembali ke ruangannya.

"Maaf ya, sepertinya saya harus sekali lagi membius anda.." satu sentuhan jari mendarat di kening pak tua dan seketika itu juga orang berumur cukup lansia tersebut tak sadarkan diri.

-

Cerita baruu!! Yeayyyy.. Dan untuk cerita ini mungkin agak menjadi selingkuhan dan tetap WIYS paling utama..

Sekian aja dari Ru, moga enjoy dengan konsep ini, dan.. See you..

PANDORA [Countryhuman fantasy AU]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang