01

25 2 0
                                    

~ Dusk Till dawn ~

Ponselnya terus berbunyi sejak Chloe meninggalkan gedung acara, sang pemilik ponsel tak merasa terganggu sama sekali, dirinya hanya fokus mengendarai mobil dengan sesekali bersenandung mendengar salah satu lagu favoritnya.

Jika orang lain akan menangis dan meraung disaat seperti ini, berbeda dengan chloe yang merasa kosong hampa, seperti tidak terjadi apa-apa.

Sampai akhirnya mobil memasuki pelataran mall, chloe keluar membawa clutch dan jas berwarna senada dengan dressnya ditangan, memberikan kunci mobil kepada petugas Valet, bersamaan itu chloe menjadi pusat perhatian, beberapa orang mulai mengambil gambar melalui kamera ponsel.

Chloe membenarkan kacamata hitam sebentar lalu berjalan menghiraukan beberapa orang yang masih mengambil gambarnya.

Ini lah chloe, apapun masalah yang dialami, solusinya jika tidak belanja ya.. alchohol, walaupun hal tersebut tidak membuat permasalahnya selesai setidaknya untuk beberapa saat kedepan moodnya membaik.

Melihat chloe yang memasuki salah satu brand tas ternama, orang yang sedari tadi mengikuti Chloe berdiri tidak jauh menekan angka 1 lama, menunggu telfon tersambung.

" Halo tuan"

"Bagaimana Drake, ia baik-baik saja?" tanya seseorang dari sebrang telfon

" Nona Chloe sejauh ini baik baik saja tuan, sekarang nona Chloe sedang berbelanja" lapor pria bernama Drake.

Orang disebrang telfon terdiam dengan tingkah Chloe, anak itu tidak berubah sama sekali setelah putus kontak keduanya 5 tahun lalu.

" Halo tuan" panggil pria bernama Drake tersebut memastikan ponselnya masih tersambung.

" Terus awasi, jangan sampai ia kenapa-kenapa"

"Baik tuan"

Hanya selang 15 menit dari telfon tersebut dimatikan, Chloe sudah keluar dengan 2 tas belanja ditangannya, tidak ada yang berbeda hanya outer yang semula ia pegang, sudah tersampir di pundak.

Chloe kembali memasuki mobil, langsung menjalankan mobil miliknya, belanja sudah selesai saatnya pulang menuju penthousenya.

Chloe memasuki penthouse yang baru beberapa bulan ia beli, walaupun ia akan kembali ke Amerika dalam waktu dekat, hitung-hitung investasi,

Setelah meletakkan belanjaannya asal di lantai, ia Melangkah menuju dapur, Chole menghidupkan keran mencuci sisa bercak darah ditangannya yang tergores pecahan kaca, selama dia belanja tidak ada rasa sakit sama sekali.

Mengambil gelas dilemari, menuangkan air dingin kedalam gelas dan meminumnya, sangat terasa lega di tenggorokan. Kembali melangkah menuju tangga yang akan membawanya menuju lantai 2, dimana kamarnya berada.

Chloe melewati living room hendak menaiki tangga, Siluet seseorang mengahadap jendela besar mengganggu ekor matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chloe melewati living room hendak menaiki tangga, Siluet seseorang mengahadap jendela besar mengganggu ekor matanya. Chloe mengurungkan niatnya untuk naik ke kamar, ia malah berdiri menatap punggung tegap yang masih membelakanginya.

" Aku harus membuat laporan kepada pemilik gedung, kalau ada seseorang masuk tanpa permisi kerumahku" ucapnya sambil melipat tangan didada.

" Berarti kau harus memberikan laporan itu kepada ku nona, karena aku pemilik gedung ini" ucap pria itu dingin sambil berbalik badan.

Tak terkejut sebenarnya mengingat aset pria dihadapannya sekarang bertebaran dimana-mana, yang disayangkan adalah asisten bodohnya itu, tidak teliti!.

Chloe berusaha untuk tetap tenang dan tegar di tempat, agar dapat melayani pria dihadapannya Dengan santai, jika tidak dia akan cepat kalah.

" Ahh benarkah, kalau begitu aku harus menjualnya" ucapnya santai membuat pria itu terkekeh.

Kekehan itu menggelitik indra pendengarannya, suara berat khas lelaki matang yang dapat membuat seluruh aliran darahnya berdesir.

Pria itu melangkah mendekat, tak membuat Chloe bergerak sedikitpun. sampai pria itu berdiri tepat dihadapan Chloe. Membuat Chloe membuka suaranya.

" Katakan yang ingin kau katakan, aku harus istirahat mengejar flight pagi sekali"

" Sejak kapan seorang Jordan menggunakan pesawat komersial? " Ucap pria itu tak percaya.

" Apa kuliah diluar membuat mu berhemat?" Cemooh lelaki itu.

" Jika kau hanya terus menimpaliku, silahkan pulang aku ingin istirahat, permisi" setelah itu Chole berbalik berjalan menuju tangga.

" We need to talk" sergah pria itu melihat chloe yang akan meninggalkannya.

" just talk" ucap Chloe tanpa membalikkan badan.

" dengan kau emosi seperti ini semua tidak akan selesai"

" aku tidak emosi tuan, silahkan berbicara kau semakin membuang waktu istirahatku"

" Let's have a sit"

" Kau semakin banyak membuang waktuku, selamat malam" Chloe menaiki tangga, tapi langkahnya kembali terhenti mendengar ucapan pria itu

" berjalan ditempat umum dengan pakaian seperti ini, i know you'r angry with me, nona"

Chloe terdiam diundakkan tangga pertama, menarik nafasnya panjang sebelum berbalik menatap dalam tepat pada mata pria itu.

" I've given you time to talk, but you didn't make good use of it, and now you can go, because we're done since the night you dumped me" ucap Chloe dengan menggebu-gebu.

" seharusnya kau tidak datang menemuiku sekarang, karena apa?, karena kau semakin terlihat munafik didepanku, uncle"

Setelah kalimat itu terucap, Chloe meninggalkan pria itu yang hanya terdiam di tempat, tak bisa menimpali perkataan yang sangat membuatnya tertampar.

Apalagi sejak setelah lama ia tak mendengar kata yang keluar dari mulut wanita itu, "uncle".





__________§__________
selasaberkata

*Boleh di note yang typo, thank youuuu*

Avunculus (Uncle)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang