Sudden Event

4 1 0
                                    

" Perusahaan kita tiba-tiba bangkrut. Papa kamu masuk penjara, ada yang fitnah papa kamu korupsi. " Jelas Rianti.

Degg.

" Iya ma.. Secepatnya Mira pulang. " Ucap Mira mengakhiri sambungan telfon.

Ya Allah ada apa ini. Bagaimana bisa seperti ini.

Bagai di sambar petir Mira langsung berlari menuju kelas hendak mengambil kunci motor nya.

" Mau kemana lu Mir? " Tanya Rofa.

" Ada urusan sebentar, gua izinin ya" Ucapnya lalu pergi.

" Lah kenapa tuh anak kok tiba-tiba gitu. " Sahut Amel.

Kring,,

Mendengar ponsel nya berbunyi, Selia merogoh saku nya hendak melihat siapa yang menelfon.

" Guys nanti kalau ada guru, izinin gua ke toilet" Ucap nya lalu pergi setelah mengetahui siapa yang menelfon nya.

" Assalamu'alaikum kak, ada apa? "
"... "
" Apa? Bagaimana bisa! "
"... "
" Baiklah. Waalaikumsalam. "

Setelah mematikan panggilan, Selia kembali menuju kelas sebelum bel masuk berbunyi.

" Darimana lu kak? " Tanya Amel ketika mendapati Selia yang baru saja duduk di tempat nya.

" Kok wajah lu kayak resah gitu. " Sahut Anggun.

" Gua habis dari kamar mandi tadi. " Bohong Selia.

Mendapat jawaban dari Selia, Amel hanya ber Ooo tapi tidak dengan Anggun. Ia bisa melihat dari mata Selia bahwa dia berbohong.

" Lu kenapa kak?" Tanya Anggun yang sudah berada di samping Selia.

" Gak kenapa na... "

" Lu gak bisa bohongin gua. Gua bisa lihat dari mata lu kalau lu bohong. " Potong Anggun.

Sial

"Lu hati hati sama Anggun. Dia bisa baca pikiran lu dari mata. "

" Beneran gua kagak kenapa napa. " Elak Selia.

Anggun membuang nafas nya dengan kasar. " Terserah lu deh. Kalau gk mau cerita gpp, tapi kalau lu mau cerita gua bakal dengerin kok. " Ucap nya lalu pergi menuju tempat duduk nya kembali.

Sial. Kenapa gua bisa lupa sama pesan Kakak.

<=============>

" Mama... " Teriak Mira saat la sampai di depan rumah.

" Sayang.. Hiks.. Hiks.. " Rianti memeluk sang anak dengan air mata yang masih mengalir deras di pipi nya.

" Gimana bisa terjadi ma? " Tanya Amira yang sudah mengeluarkan cairan bening yang la bendung sedari tadi.

Rianti menggelengkan kepala nya. "Mama gak tahu. Sepulang nya mama dari kantor, polisi telfon kalau papa kamu di penjara. " Jelas nya.

Tidak berlangsung lama ada polisi menghampiri keduanya.

" Permisi buk. Anda di suruh ke kantor polisi. " Ujar nya.

" Baik Pak. " Ucap Rianti sambil mengusap sisa air mata di wajah nya.

" Sayang, ayo ikut mama. " Ajak Rianti yang langsung di angguki oleh Amira.

" Ma.. Kok kita kesini? Harus nya kita kan ke kantor polisi. " Tanya Mira heran saat mama nya membawa nya ke rumah yang agak kecil menurut nya yang tak pernah Ia tahu.

                     𝔸𝕞𝕚𝕣𝕒 𝔸𝕟𝕘𝕖𝕝 𝔸𝕘𝕦𝕤𝕥𝕚𝕟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang