𝓣𝓱𝓸𝓼𝓮 𝓔𝔂𝓮𝓼 𝓲𝓷 𝓜𝔂 𝓢𝓽𝓮𝓪𝓭

56 3 2
                                    

--- Yeonjun Joelone--- Allet Tattier

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--- Yeonjun Joelone
--- Allet Tattier



Sudah seperti cacing kepanasan, sama halnya dengan gadis yang sedari tadi menggeliat tak karuan di kasurnya. Sebab tengah kedatapan tamu bulanan membuat perutnya sakit. Mencoba mencari kesibukan untuk meredakan sakitnya pun sama sekali tak menghasilkan apa-apa.

Setelahnya dering ponsel membuatnya terperanjat. Terlebih yang menelpon ini salah satu alasannya bertahan.

Mendekatkan benda pipih itu, "Lagi di rumah?"

"Iya ih, bosen..." sedikit dengusan di akhir.

"Yaudah tunggu, aku jemput."

Sebelum panggilan itu mendapatkan balasan darinya, ponsel lebih dulu dimatikan sepihak. Bergegas menuju ke sofa guna menunggu kekasihnya. Padahal tadi dirinya...

"Kak..." iya, dirinya sedang dititipi seseorang.

"Eh, ada apa?" Berbalik pada seseorang yang menanyainya.

"Kakak mau ke mana?"

"Mau pergi sama el, emang kenapa? Butuh bantuan?" Menggeleng. Tak mendengar jawaban apapun, kemudian ia tumbangkan tubuhnya ke sofa diikuti juga tentunya.

Ketukan pintu, keduanya segera bangun menuju sumber suara.

"Kakak hati-hati yah..." setelahnya rintihan terdengar membuat sepasang kekasih itu berbalik. Meskipun satu laginya sedikit lebih lambat menyadari.

Joelo menghampiri dengan panik, "Kamu kenapa?" Bertanya dengan menahan tubuhnya yang terlihat kurang sehat, dan memang dia tengah sakit.

"Ngga papa kok, kalian pergi aja aku bisa jaga diri."

Melirik tajam gadis di sampingnya. Ia hanya mengerutkan kening, dirinya salah apa sampai ditatap demikian?

Memapah tubuhnya dan mengajaknya untuk kembali istirahat di dalam kamarnya lagi. Sempat menolak, sebab kencan kedua insan itu tak jadi.

"Terima kasih dan maafin aku..." katanya tak enak hati sembari melirik ke arah Allet.

"Gak usah minta maaf, seharusnya al yang minta maaf."

Belum sempat melontarkan sepetah kata, Joelo terlebih dahulu menahannya agar tetap diam, "Kamu istirahat yah aku ke depan bentar. Gausah takut, aku temenin."

"Kurang jelas apa coba hubungan kita? Masih aja dimonopili." Cercanya.

Menutup kembali pintu. Menarik pergelangan tangannya dengan kasar menuju sofa.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lullaby-ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang