Aku dan Hidupku

6 0 0
                                    

Namaku Kafinn, nama ini bukan sebuah nama asliku tetapi sebuah nama panggilan dari seseorang manusia spesial disaat itu, nama asliku arfinda pradigma dan sebuah nama yang menurutku cukup baik dan tidak familiar di umum, aku tidak pernah bertanya kepada orangtuaku mengapa menamaiku dengan nama tersebut, aku sekarang tinggal bersama teman temanku di sebuah kontrakan daerah Surakarta.

mengapa tidak tinggal bersama orangtua?
apakah orangtuamu sudah tidak ada?

sebuah pertanyaan yang pasti terselebung didalam sebuah pikiran teman teman semua, dulu aku tinggal di sebuah kota kecil tetapi menjadi kota yang selalu aku rindukan untuk aku jadikan arah jalan hidupku dan kota itu bernama Kaliwungu, orangtuaku memiliki sebuah rumah di kota tersebut tetapi tidak memiliki sebuah rumah untuk aku cerita, mungkin sedikit membingungkan tetapi pasti bisa dimengerti sebuah kata itu, semua orang bergantung pada gaji, rumah hanya untuk tempat beristirahat dan makan malam bersama, sejak SD sampai dengan aku lulus SMA kegiatan seperti itu selalu rutin dijalani dan aku semakin tau bahwa sebuah arti menjalani hidup ini bahwa kehidupan itu keras, tetapi aku mencoba untuk selalu senang dan tertawa lepas disaat ada masalah bahkan sampai terbiasa pada saat sekarang di umurku yang 20 tahun ini, orang tuaku mengajarkanku sebuah arti bergantung pada gaji, dan aku selalu berkeluh kesah kepada teman temanku arti hidup pada sebuah gaji.

Aku mempunyai banyak teman di kota Kaliwungu dari mulai teman nongkrong, teman mabuk, teman berkelahi, teman konyol, teman pintar semua kategori teman kayaknya aku punya, tetapi aku harus mengakui bahwa punya banyak teman tidak menjamin akan bisa membantu sebuah masalahmu disaat terpuruk. Hal itu aku rasain ketika ada masalah dengan seseorang dan aku menghubungi sebuah teman temanku yang katanya teman tetapi tidak ada satupun yang bisa menolong untuk menemaniku menghadapi sebuah masalah itu, lalu ada 1 temanku yang selalu aku ajak kesana kemari bersama sama terus sampai dibilang adik kakak, aku menghubunginya sebagai jalan keluar terakhir dan dia bisa membantuku untuk menyelesaikan permasalahanku dengan cara perkelahian, hahahaha mungkin sebuah hal konyol yang pernah aku lakukan hanya karena masalah sepele. Sampai saat ini aku percaya bahwa aku mempunyai banyak teman yang cukup sampai mengenal namaku saja tetapi masih sedikit mempunyai sebuah teman yang bisa masuk untuk mencari sebuah arti pertemanan.

Ceritaku Biarlah Tetap Menjadi CeritaWhere stories live. Discover now