#sicklit #teenfiction #sadstory
ketika perubahan sikap tidak mampu untuk membawa semuanya kembali seperti dulu...
maka...
kepergian yang akan menjadi jalan keluarnya
~ Ghazi Gibran Pahlevi
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🔥
"Awal nya seperti itu bi!" Jawab ghazi.
"Sejak awal gue selalu berfikir positif seperti itu, namun. pada kenyatannya yang gue rasain semakin terasa menyakitkan"
"Bahkan. dosis yang di tambahkan pada obat gue gak ngebantu sama sekali" lanjut nya lagi.
"Lo bisa zi, lo!" Ucapan ali terhenti di saat mendengar suara ponsel yang berbunyi tepat di jam 12 malam yang ternyata berasal dari ponsel lipat milik ghazi.
"Lo pasang alarm jam segini zi, buat apaan?" Tanya ravi yang melihat ponsel ghazi sekilas yang ia yakini ternyata bukan panggilan telepon dari siapa pun.
"Bukan rav, ini pengingat. hari ini bokap gue ulang tahun" ujar ghazi menatap ponsel lipat nya dengan tersenyum.
"Terus lo mau samperin bokap lo sekarang?" Tanya roki yang melihat ghazi hendak beranjak dari tempat duduk nya.
"Ya enggaklah, udah gila kali gue!" Jawab ghazi lalu bangkit dari tempat duduk nya.
"Terus lo mau kemana sekarang?" Tanya arlan karena melihat ghazi yang beranjak dari tempat duduk nya.
"Gue mau tidur, ngantuk banget! efek dari obat gue yang kalian ambilin tadi" jawab ghazi.
"Pulang aja kali ya zi, gue yang anterin lo pulang kerumah" ujar bryan dan diangguki oleh semua anggota ridels yang lain.
"Apaan sih bray, lo ngusir gue nih cerita nya?" Tanya ghazi kesal menatap bryan dengan tatapan mata nya yang tajam.
"Mana ada anjir gue ngusir lo, gue cuma mau lo pulang dan tidur dirumah. jangan di sini!" Ujar bryan cepat.
"Dengerin napa sih zi, di kasur kan lebih nyaman dari pada di camp" ujar ravi.
"Kaya sekali dua kali aja gue tidur di sini rav, dulu. Lebih sering gue kali yang nginep di camp dari pada kalian" ujar ghazi kesal.
"Udah ahh, jan pada bacot lo semua. terserah gue mau tidur dimana juga" ujar ghazi lagi dan sukses mendapatkan tatapan tidak percaya dari kedelapan sahabat nya.
"Si anying.. batu banget cokk!!" Kesal ali.
Ghazi malah tertawa kecil dan tidak mendengarkan omelan dari sahabat nya itu.
Ia tetap berjalan ke tujuan awal nya ke tempat persediaan mengambil sleeping bag yang biasa ia pakai lalu mulai mengambil posisi untuk tidur.
"Gak pada pulang?" Tanya ghazi karena melihat anggota ridels yang lain masih pada posisi nya sembari menatap ghazi dengan jengah.