Halaman ke-1

15 6 2
                                    

Selamat datang di cerita pertama aku

Bismillah semoga kalian suka

Jangan lupa bintang sama komentarnya

Happy reading ^^

***
**

Mungkin hari ini hari sial bagi 2 remaja yang tidak diperbolehkan mengikuti pembelajaran. Nasib yang sama menimpa Gian, dirinya tidak diperbolehkan mengikuti pembelajaran sebab tertidur ditengah pembelajaran Bu Dira. Bu Dira sendiri sama galaknya dengan Pak Amir.

"Hai," Natta menyapa Gian yang baru saja keluar dari kelasnya.

"Ngapain lo disini?" Gian bertanya dengan nada ketus.

"Menurut lo?" Natta bertanya balik dengan nada sama ketusnya.

Kemudian tidak ada percakapan  antara keduanya, menciptakan suasana sepi. Biasanya jika Gian  bersama teman temannya seperti burung beo, tidak pernah diam.  Sekarang Gian seperti patung, apakah karena bersama Natta?

"Lo temennya Rafka bukan sih?"

"Iya." Gian menjawab seadanya.

"Pendiem banget lo," Natta berucap dengan nada kesal, "biasanya lo kalo sama mereka kaga diem, dimana sifat tengil lo?"

"Kalo gue pendiem, berarti kita ga cocok," Natta hanya bisa mengeluarkan ekspresi melongo. Rasanya canggung jika tidak ada percakapan, kemudian Natta teringat saat di kantin tadi, mencoba kembali untuk membuka percakapan
"Eh tadi Fani merhatiin lo loh," Gian hanya menaikkan alisnya.

"Bisa jadi Fani suka sama lo," sambung dengan senyum canggung.

"Ga jelas lo," ketus Gian, kemudian berlalu meninggalkan Natta.
Natta ngeri, menyeramkan juga jika Gian sedang mode pendiam. Bingung, tidak ada yang bisa dilakukan, perempuan itu memilih mengikuti Gian yang berjalan ke arah kantin.

Sadar di ikuti, Gian berbalik dan menatap tajam Natta. "Ngapain lo ngikutin gue?!"

"Gue ga tau mau ngapain, hehe," Natta menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, sedikit takut dengan sikap Gian yang agak berbeda dari biasanya. Tidak menghiraukan Natta, Gian kembali berjalan, sedangkan Natta seperti anak ayam yang membuntuti induknya.

Sesampinya di kantin Natta duduk  lebih dulu, Gian berjalan ke warung Pak Mamat untuk memesan es teh, semangkuk bakso, dan semangkuk batagor yang ada disebelah warung Pak Mamat.

"Lo ga pesen apa apa?" tanya Gian yang dijawab dengan gelengan.

"Ga punya duit lo?"
Natta memberikan ekspresi sinis kepada Gian, ngejek bener lo. Tidak perlu menunggu lama, pesanan Gian datang secara bersamaan.

"Batagor buat lo," ucapannya tiba-tiba dengan mendorong mangkok yang berisi batagor kepada Natta, "Bayar ga nih?" tanya Natta sembari memperhatikan batagor yang ada di hadapannya.

Melihat Gian yang tidak meresponnya dan memilih makan bakso yang sudah dibayar tadi, Natta menyantap batagor yang ada dihadapannya. Tanpa disadari Gian tersenyum tipis melihatnya.

****

"Langsung pulang aja ni?" Abyan bertanya kepada kedua temannya. Ketiganya sedang berjalan menuju parkiran, bell pulang baru saja berbunyi satu menit yang lalu.

"Emang mau kemana?" Gian menanggapi.

"Nongki nongki dulu lah"

"Ga ah, ga punya duit gue"

RafkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang