Jangan lupa tekan bintang di bawah pojok kiri sama komentarnya ya!Happy reading^^
*****
**
"Mau kemana bang?" tanya Seli yang sedang menonton kartun kesukaannya. Jika adiknya bertanya akan kemana, itu tandanya Rafka harus siaga. Tidak jarang adiknya bertanya jika sedang butuh saja.
"Kerumah Aby," jawabnya sembari menuruni anak tangga. Ia baru teringat bahwa jaket kesayangannya masih dibawa oleh temannya.
"Ngapain?" sambung Seli. "Ngambil jaket, kemarin kan dibawa pulang sama dia," betah sekali temannya itu jika singgah kerumah, disambut baik oleh keluarga Rafka membuat Abyan merasakan kehangatan yang terkadang ia rindukan. Dan alasannya meminjam jaket milik Rafka untuk membalut tubuhnya dari angin malam.
"Kan bisa diambil besok pas di sekolah"
"Ga, gue harus ngambil jaketnya sekarang, takutnya di apa-apain sama Aby." Mendengar jawaban dari kakaknya, Seli hanya bisa terdiam.
Sedikit heran, Yaelah bang, itu cuma jaket bukan orang.
****
Seorang perempuan berdiri dibawah pohon beringin dengan sragam BINTALA ngalihkah fokusnya dari jalan raya.
"Siapa tuh?" Tanyanya dengan dirinya sendiri. Laki laki itu mencoba mengenali dengan mata menyipit.
Mengingat hari semakin sore dan jalanan sudah sepi ditambah awan yang berubah warna menjadi abu abu, ada baiknya ia menolong perempuan itu. Menepikan motor dan melangkah kaki untuk menghampiri "Lo anak BINTALA? Kenapa pulang sampe sore?"
Mengetahui bahwa disini hanya mereka berdua, perempuan itu menjawab. "Tadi ekstra. Makannya pulangnya telat," dengan lesung pipi yang menghiasi senyumnya.
Rafka sempat diam beberapa detik untuk sekedar mengagumi senyuman yang baru saja ia lihat. Mata yang sedikit sipit, lesung pipi yang menghiasi pipi kanan, dan bandana yang menghiasi rambut sebahunya.
"Lo nunggu angkot disini?" Tanya Rafka yang dibalas dengan anggukan. Laki laki itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
Sepertinya mustahil menemukan angkot disaat sore seperti saat ini, cuaca yang mendung membuat orang orang enggan untuk keluar rumah. "Gue anterin aja gimana, ini udah jam 5 loh. Ga mungkin kan lo nunggu angkot sampe magrib?"
Perempuan itu diam beberapa detik untuk berfikir. Ada benarnya juga ucapan laki laki yang ada di sebelahnya. Tak ingin berlama lama, segera ia menerima tawaran itu.
"Oh ya, nama lo?"
"Salsa"
"Nah Salsa, karna hari udah sore, dan udara jadi dingin karna mendung. Ada baiknya lo pake jaket pemberian gue ini." Salsa menerima jaket pemberian Rafka tanpa protes.
****
"Orang gila, cuma gitu doang nangis," monolog seorang perempuan yang sedang duduk di sebuah kursi depan indomaret.
Mata yang sembab dan hidung yang terlihat memerah tanda bahwa ia baru saja menangis. Hampir setiap harinya ia selalu mendengar pertengkaran, hampir setiap hari ia juga mendengar suara barang barang pecah. Ingin rasanya ia berteriak kepada mereka mengapa tidak bercerai saja. Mengapa mereka harus menikah jika akhirnya masing masing dari mereka saja tidak bahagia
Rasanya ia ingin mengeluh kepada Tuhan, kenapa dirinya tidak di lahirkan dalam keluarga cemara seperti teman teman yang lain. Seperti keluarga Rafka contohnya.
Terkadang terbesit rasa iri ketika melihat keharmonisan keluarga Rafka.
Padahal lo udah sering liat mereka berantem tapi kenapa lo tetep aja nangis? Cengeng banget lo
Menenangkan diri dengan memaki diri sendiri, itu membuatnya sedikit tenang. Sudah sering dirinya mendengar dan melihat bagaimana orang tuanya bertengkar, tapi kenapa dia tetap menangis?
Bisanya jika sedang bersedih seperti sekarang ia akan bercerita kepada teman kecilnya-Rafka. Zefa menganggap bahwa Rafka adalah rumahnya. Tapi bagaimana dengan Rafka? Apakah Rafka menganggap Zefa penghuninya atau hanya sekedar teman saja?
Berniat tertawa tapi Rafka urungkan ketika melihat mata Zefa yang sembab. "Mereka berantem lagi?" Tanya Rafka yang dibalas anggukan.
Menepuk-nepuk pelan bahu Zefa untuk menyalurkan rasa iba.Rafka bisa menebak, hanya 3 penyebab Zefa menangis.
1. Karena membaca cerita yang bergenre angst
2. Menonton drama atau anime
3. Kerena orang tuanya bertengkarBelum pernah Zefa menangisi laki-laki...Ya kecuali laki-laki fiksi.
"Mau es krim?"
"Lo kalo ikhlas beliin, langsung beliin, gausah nawari !!"
Rafka yang dapat bentakan dari Zefa hanya bisa mengharuk telinganya yang kebetulan gatal. Belum pernah ia menenangkan seorang perempuan yang baru saja menangis.
Jika biasanya Seli menangis karna bertengkar dengan dirinya, dia hanya meminta maaf dan menjanjikan membelikan seblak.
Berniat berdiri untuk membeli es krim dengan rasa stroberi, kemudian duduk kembali setelah memberikan es krim kepada Zefa. Melihat Zefa menikmati dengan diam membuat Rafka sedikit merasa kasian. Ingin rasanya mendekap tubuhnya yang kecil, tapi tertutup oleh rasa malu.
Sekitar 15 menit duduk dengan diam, Rafka mengajak Zefa untuk pulang ke rumah. Zefa tidak mengangguk mengiyakan, hanya berdiri dan mengikuti Rafka dari belakang.
Melihat punggungnya yang tegak, bahunya yang tidak terlalu lebar.
Bertanya dalam hati, apakah ia bisa bersandar pada bahunya untuk esok dan seterusnya.Sore itu, tepat suara azdan magrib berkumandang Rafka memberikan jaket kesayangannya kepada Zefa. Memang, udara akhir-akhir ini sangat dingin ketika pagi dan menjelang malam. Tak ada salahnya bukan Zefa menerima kebaikan Rafka.
Tidak sampai satu menit untuk sampai kerumah. Zefa mengembalikan jaket kepada pemiliknya dengan terimakasih. Mengamati tubuh Zefa yang masuk pekarangan rumah. Seperti ada perasaan yang tidak bisa di deskripsikan di hati Rafka.
Dan baru saja jaket itu telah melindungi dua perempuan yang mungkin salah satunya akan menjadi penghuni dihati Rafka.
Tapi apakah Zefa yang menjadi tokoh utama dalam cerita ini?
****
Gimananih menurut kalian ceritanya
Maaf kalo ceritanya kurang bagus
Dan makasih udah mampir
Jangan lupa bintangnya ya!!
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafka
Short Story-"Gue harap. Gue bisa jagain kalian dalam waktu yang lama" ***