Hujan deras mengguyur Kota Jakarta malam ini membuat seorang gadis yang tengah mengendarai mobilnya berdecak kesal sambil mengangkat ponselnya untuk menelfon seseorang.
Pasalnya ada beberapa file yang tertinggal di kantor dan tidak mungkin ia berbalik lagi. Jadi ia menelfon sekertaris nya, Fauzi tetapi nomor Pria itu sangat sulit di hubungi.
Nora agak sulit untuk menelfon Fauzi lagi karena ia harus mengemudikan mobilnya karena itulah dia menepi di pinggir jalan dan langsung bergegas mengubungi Fauzi.
Akhirnya telfon pun tersambung dan Nora langsung berbicara dengan Fauzi. Setalah lega Nora menghela nafas. Tangan nya mulai bergerak untuk menyalakan mesin mobil tetapi mata nya tak sengaja melihat seorang lelaki yang tengah menangis di tepi jalan.
Karena merasa kasihan Nora pun akhirnya memutuskan untuk menghampiri lelaki itu sambil membawa payung hitam nya.
"Hei kamu, sedang apa hujan-hujan di sini?" Nora bertanya kepada lelaki itu tapi tidak ada sahutan sama sekali. Karena itu dia menggoyangkan sedikit bahu nya membuat dia tersentak kaget.
Bisa Nora lihat mata, hidung dan pipi nya itu sangat merah. Apalagi hujan deras begini dan ia itu hanya memakai celana pendek, pasti lelaki itu sangat kedinginan.
"Ikutlah denganku, aku akan menolong mu oke?" Tawar Nora sedikit berteriak agar dia bisa mendengarnya. Hujan sangat lebat membuat Nora tidak tahan dan langsung menarik lengan lelaki itu.
Sungguh sangat enteng menurutnya, dia yang baru di tarik tanpa tenaga saja sudah terhuyung. beberapa kali lelaki itu mengatakan tidak mau pada Nora tetapi gadis itu malah memaksanya.
Dua puluh menit mengemudi, Nora sampai di gerbang depan rumah nya. Sebenarnya Rumah Nora dan kedua orangtuanya itu berpisah, Nora sendiri yang menginginkan nya karena katanya dia ingin mandiri.
Bahkan Nora membeli Mobil dan Rumah megah itu dengan uang hasil bekerja nya sendiri. Walaupun Ayah nya Robert dan Ibu nya Meera itu tergolong orang kaya, Nora lebih memilih untuk bersikap rendah hati dan tidak sombong.
Toh harta hanya akan bertahan saat kita hidup, tidak sampai mati. Itulah yang di ajarkan oleh Robert, sang ayah.
"Ayo cepat masuklah." Nora menatap datar lelaki yang masih berdiri di luar pintu.
Sungguh Nora sangat tidak suka pada anak yang lelet tapi melihat wajah nya yang lugu dan polos membuat Nora tidak enak memarahi.
Setelah masuk ke dalam Nora menyuruhnya untuk duduk karena ia akan berganti pakaian terlebih dahulu. Sebenarnya Nora tau sekali pakaian lelaki itu juga basah, tapi melihat nya yang hanya diam dengan tangan gemetar membuat Nora peka akan hal itu.
Selesai berganti sudah Nora turun ke bawah. Ia melihat lelaki tadi duduk diam sambil menundukkan kepalanya.
"Siapa nama mu?" Nora mengambil duduk di sebelah nya.
"Afin t-tapi mama panggil aku Apin" Lirih nya.
"Oo nama nya lucu, kaya orang nya." Goda Nora membuat pipi Afin seketika bersemu merah karena malu.
"Sudah-sudah, yuk mandi biar kamu ga sakit." Afin mengangguk patuh.
"T-tapi kamu nda jahat..kan?" Pertanyaan Afin membuat Nora berhenti berjalan. Ia berbalik dan menatap lekat wajah Afin.
"Kamu lihat wajah aku deh, emang ada niatan jahat menurut kamu?"
Lagi-lagi Afin hanya bisa menggeleng.
"Huh...sana mandi aku udah siapin baju buat kamu juga di dalam." Nora segera pergi dari hadapan Afin.
Gadis itu berniat untuk memasak makanan di dapur yang terbilang tidak besar tapi tidak kecil, intin nya itu sedang. Rumah ini memang Nora design khusus itu tidak terlalu besar dan beberapa kamar yang minimalis.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALESUB
Teen FictionDia adalah Kapila Nora Danish. Seorang anak pertama dari keluarga Danish yang memiliki perusahaan dan cabang di mana-mana. Suatu hari Nora tengah mengendarai mobilnya dan tidak sengaja melihat lelaki dengan Hoodie putih nya tengah menangis di pinggi...