Ini adalah akhir pekan dan Nora berencana untuk mengajak Afin pergi ke rumah Robert dan Meera, kedua orang tuanya. Letak rumah nya tidak jauh-jauh sekali, hanya butuh waktu 40 menit saja untuk sampai di sana.
"Fin, ikut aku ke rumah mama papa yuk?" Tawar Nora.
Kini keduanya tengah berada di ruang tamu untuk menonton TV bersama. Ralat, hanya Afin yang menikmati acara TV tersebut karena jujur Nora tidak suka dengan apa yang Afin tonton. Bukan hal-hal aneh, tapi sekarang ini Afin malah menonton film kartun berjudul Upin Ipin.
"Hum?Nola punya mama?" Kepala Afin miring ke samping karena bingung dengan menatap wajah Nora.
"Anjir kalo gue ga punya mama gimana bisa lahir coba?"gumam Nora.
Nora hanya menatap Afin sambil tersenyum Pepsodent saja.
"Apin juga pengen punya mama..."Ucap Afin lirih namun masih bisa Nora dengar.
"Afinn, hey? Mama Nora mama kamu juga jadi kamu punya mama oke?" Nora yang melihat tanda-tanda bahwa Afin akan menangis pun langsung memeluk erat tubuh lelaki itu. Terasa bergetar.
Dan benar saja, Afin menangis setalah Nora peluk dan mengusap pelan punggungnya.
"Udah-udah jangan nangis. Mau ikut ga nih?"
Afin hanya mengangguk tanpa berucap karena masih sedih untuk berbicara.
"Sana mandi dulu."
•
•
•Nora dan Afin sudah sampai di depan gerbang rumah yang sangat megah dengan cat keemasan. Ya, itu adalah rumah Nora, rumah yang berisi kenangannya waktu kecil saat dirinya baru bisa berjalan, dan masih ada banyak lagi memori masa lalu yang terputar di otak Nora.
Sudah lama dirinya tidak mengunjungi Rumah ini. Dan ternyata tempatnya masih sama, taman depan yang ada ukiran patung tubuh dan wajah Nora saat kecil.
Jujur dirinya sangat merindukan masa-masa kecil, dimana ia belum mengetahui apa itu pekerjaan dan apa itu perusahaan.
"Ayo ikut aku." Nora menggandeng tangan Afin.
Afin pun hanya menurut saat dirinya di bawa pergi ke dalam rumah besar itu. Sempat tadi Afin terlihat sangat kagum karena Nora ternyata begitu kaya raya.
"Mama Nora pulang!!" Nora menuju ke dapur untuk mengecek apakah ada Meera, Sang Bunda.
"Yah ga ada, dimana ya mama papa?"gumam Nora.
"Ouh ayo ke belakang." Nora kembali membawa Afin mengikuti langkahnya untuk pergi ke taman belakang.
"MAMAAAA!!" Nora melepaskan tangan Afin dan langsung memeluk Mesra yang tengah menyiram Bunga di kebun.
"Ya ampun Nora? Kamu ke sini kok ga bilang-bilang hm?" Suara lembut Meera, yang sangat Nora rindukan.
"Gapapa biar suprise!!"
"Hm? Kamu bawa siapa sayang?" Pandangan Meera teralihkan pada seorang lelaki yang tengah berdiri di depan pintu.
"Nanti aku ceritakan mah." Kata Nora pelan.
Meera yang peka akan keadaan pun langsung tersenyum dan pergi ke arah Afin.
"Nak, nama kamu siapa?" Tanya Meera lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MALESUB
Teen FictionDia adalah Kapila Nora Danish. Seorang anak pertama dari keluarga Danish yang memiliki perusahaan dan cabang di mana-mana. Suatu hari Nora tengah mengendarai mobilnya dan tidak sengaja melihat lelaki dengan Hoodie putih nya tengah menangis di pinggi...