Kafka Dikta Aksara

2 1 0
                                    

"Kafka... Bangun sayang udah siang" Suara lembut mengalun ditelinga Kafka setiap pagi. Suara wanita yang paling Kafka sayang.

"Bunda?" Gumam Kafka pelan sembari bangkit dari posisi tidurnya.

"Ayo bangun, katanya mau ke makam ayah" Kafka mengangguk. Setelah mengumpulkan nyawanya, ia segera beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi meninggalkan senyuman tipis di bibir ibunya.

"Ayah.... Ayah apa kabar? Kafka kangen ayah. Sekarang Kafka udah SMA yah. Nanti Kafka mau lanjutin kuliah di penerbangan. Kafka mau jadi pilot, Kafka mau deket sama ayah di atas sana" Satu per satu bulir-bulir air mata yang tertahan di kelopak mata indah Kafka terjatuh membasahi pipinya. Kafka mengungkapkan apapun yang dia rasakan di depan makam ayahnya.

Nasha, ibu Kafka yang berdiri dibelakang Kafka hanya bisa menangis tak bersuara. Anaknya rapuh, anaknya butuh sosok ayah, anaknya butuh sandaran yang lebih kuat darinya.

"Kafka sayang, kita doain Ayah ya... Kita harus cepet pulang. Nanti kita kesini lagi" Kafka mengangguk pelan. Setelah berdo'a untuk ayahnya Kafka segera bangkit diikuti ibunya. Mereka berdua pergi meninggalkan makam sebelum hujan benar-benar mengguyur basah mereka.

🥀🥀🥀

"Bunda Kafka pulang!!" Kafka celingukan mencari keberadaan ibunya. Biasanya jika ia pulang sekolah, ibunya selalu ada di ruang keluarga.

"Bunda!"

"Bunda! Kafka ngambek nih!"

"Bunda ih nggak asik, masak anaknya pulang nggak disambut"

Hening...

"Ih bunda mah... Kafka beneran ngambek nih"

Ekhemm

Kafka menoleh ke belakang. Ia menemukan sang ibunda terkekeh sambil membawa sebuah kotak di tangannya.

Melihat putranya yang cemberut, Nasha menggeleng pelan. Wanita paruh baya itu meletakkan kotak yang dibawanya di atas meja dan menyuruh Kafka untuk duduk di sampingnya.

"Udah jangan ngambek sini duduk samping Bunda" Kafka menurut. Matanya menatap penasaran pada kotak di atas meja kaca di depannya.

Perlahan Nasha membuka kotak berwarna biru muda itu. Sebuah kue coklat dengan tulisan di atasnya. 'Happy birthday to my son *Kafka Dikta Aksara*'. Nasha mengambil lilin berbentuk angka 16. Menancapkan nya pada kue dan menyalakannya.

"Selamat ulang tahun sayang, bunda harap kamu selalu sehat dan panjang umur. Tercapai semua cita-cita kamu dan jadi kebanggaan ayah bunda"


















Tbc

DiktaRenjanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang