"Bu, Nana berangkat dulu ya".Tak ada jawaban dari sang ibu. Gadis yang memakai baju putih abunya itu menatap wanita yang telah melahirkannya dengan sendu.
"Kak, saya titip ibu saya ya" Perawat muda yang berdiri di samping gadis SMA tersenyum tipis.
"Kamu tidak usah khawatir Renja, saya pasti menjaga ibu kamu"
"Makasih, Kak. Nanti kalau ayah pulang kakak jangan keluar dari sini, kunci pintunya jagain ibu" Perawat bernama Sinta itu kembali tersenyum dan mengangguk.
.
.
.
.
.
.
."Mana gaji kamu" Renjana menoleh ke sumber suara. Seorang pria paruh baya tampak menatapnya tajam. Renjana menghela nafas kasar.
"Renja cuma punya uang segini. Gajiannya diundur bulan depan" Ucap Renja sambil menyerahkan tiga lembar uang seratusan dan empat lembar lima puluhan.
"CUMA SEGINI! DASAR NGGAK BERGUNA KAMU!"
"Yah, ini tuh udah banyak. Renja juga masih butuh uang buat bayar sekolah, buat sehari-hari, buat beli obat ibu! Harusnya ayah ngerti.! Harusnya ayah yang cari nafkah buat aku sama ibu!"
PLAK!
"Berani kamu meninggikan suara kamu di depan saya!"
Renjana memegang pipinya yang terasa panas. Sudut bibirnya sedikit robek karena tamparan keras dari sang ayah.
Matanya memanas. Sakit? Tentu saja. Bukan cuma fisik tapi juga hatinya. Ayah yang seharusnya selalu jadi sandaran untuk anaknya, namun malah menjadi penderitaan bagi anaknya.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
DiktaRenjana
Novela Juvenil"Kafka jangan pernah tinggalin gue ya" "Nggak akan" -------------- "Renja gue dapet nilai 95" "Dih gue dong 100" ------------ "Kafka... bentala dan bumantara selamanya tidak akan pernah bersama, mereka terlalu aksa dan selamanya akan jadi Enigma" "...