Dua minggu telah berlalu sejak Kuna siuman dan tinggal di rumah John. Sehari – hari, kerjanya hanya makan, tidur, dan mandi. Terkadang, memang dia disuruh membersihkan kamar, seperti layaknya seorang anak asuh. Namun selain itu, ia hanya mati kebosanan di kamarnya.
'Berkeliling rumah, sudah. Kerja bakti, sudah. Tidur, sudah. Mandi, sudah. Makan, apalagi. Semuanya sudah kulakukan di rumah ini. Apa beginikah hidup seperti orang kaya sebenarnya? Aku kelelahan karena tidak melakukan apa – apa. Aku baru tahu bisa seperti ini.'
Pikiran Kuna melayang ke berbagai tempat sembari merebahkan tubuhnya yang masih dalam masa pemulihan di tempat tidurnya. Namun, semua pikiran itu langsung terpecah ketika mendengar suara pintu terbuka. Seorang pelayan lelaki, dengan masker hitam dan rambut pirang dan mata biru masuk ke kamar Kuna.
"Permisi, Nyonya Kuna. Aku membawakanmu hadiah dari Tuan Muda."
"Tuan Muda? Siapa itu?""Ia masih menyembunyikan identitasnya, Nyonya. Namun, ia menyampaikan kepada saya untuk memberi hadiah ini kepada Nyonya. Mohon terimalah hadiah ini."
Kuna terkejut. Siapa Tuan Muda ini, dan ada apa dengan hadiah ini? Ia merasa bahwa itu semua aneh, namun tidak ada alasan untuk menolak hadiah. Lagian, dia bosan."Hm. Baiklah, terima kasih. Kau bisa keluar sekarang."
"Tsk."
"Apa yang baru saja kau katakan, hai pelayan?"
"Tidak ada, Nyonya. Silahkan nikmati hadiahnya. Saya akan keluar sekarang."
Kuna dengan jelas mendengar pelayan itu berdecak. Selain itu, dia merasa bahwa gaya bicara dan posenya mirip dengan seseorang yang ia pernah kenal. Memang ia penasaran, tetapi ia tidak bisa menentukan pelayan itu mirip siapa, jadi ia menghiraukannya.
"Baiklah, apa isi hadiah ini?"
Ketika Kuna membuka hadiahnya, di dalamnya terdapat sebuah coklat berbentuk hati, serta surat berwarna merah hati. Dalam pikirannya, sebuah lagu berputar dengan keras.
'Hari ini ku gembira
Melangkah di udara
Pak Pos membawa berita
Dari yang kudamba~'
Lagu itu tidak lama terputus oleh teriakan Kuna.
"MANA ADA! Valentines aja belum!"Kuna terdiam sebentar.
"Sebentar, hari ini benar – benar bukan hari Valentines kan?"
Kuna bergegas mengecek kalender di kamarnya. Sejak ia bangun, ia tidak pernah melihat kalender. Oleh sebab itu, ia tidak mengetahui bahwa hari ini, nyatanya, adalah Hari Valentines.
"Waduh. Beneran dong. Berarti aku koma sebulan?"
Kuna terkejut, namun ia juga kagum bagaimana ia sudah koma selama sebulan, dan setelah ia bangun, ia masih terpikir untuk tidur kembali. Setelah ia mengkonfirmasi tanggal sekarang ini, ia kembali ke paket hadiah yang ia tinggalkan tadi di ranjangnya. Sekali lagi, lagu yang tadi terngiang mulai bermain kembali.
'Sepucuk surat yang wangi~
Warnanya pun merah hati~
Bagai bingkisan pertama
Tak sabar kubuka~'
Kuna mencoba untuk mematikan lagu yang bermain dalam pikirannya itu, namun situasinya sangat cocok dengan lagu tersebut.
'Satu dua dan, tiga!
Kumulai membaca~'
Dengan lagu tersebut masih di bayangan Kuna, ia pun membuka surat tersebut. Benar saja, isi surat tersebut adalah apa yang Kuna tebak.

YOU ARE READING
Piak Antu
RomanceKuna merupakan siswa kelas 1 SMA. Seumur hidupnya, ia tidak pernah menemukan kasih sayang. Namun, semua hal itu berubah ketika Kuna bertemu dengan "dia". Apakah Kuna akhirnya bisa mendapatkan kasih sayang yang ia inginkan?